Evolusi dan Aplikasi Simulasi dalam Pengembangan Produk dan Proses Manufaktur

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti

20 Mei 2025, 10.33

pexels.com

Mengapa Simulasi Menjadi Jantung Digital Manufacturing?

Dalam era industri yang digerakkan oleh kebutuhan akan kecepatan, efisiensi, dan personalisasi massal, simulasi telah menjadi pilar utama dalam rekayasa manufaktur digital. Paper ini mengulas transformasi penggunaan simulasi dalam industri manufaktur dari tahun 1960 hingga 2014, serta memetakan tantangan besar yang harus dihadapi untuk mendukung revolusi industri keempat.

Simulasi dalam konteks ini tidak hanya berarti “menggambarkan proses,” tetapi lebih sebagai alat untuk merancang, menguji, dan mengoptimalkan sistem nyata secara virtual tanpa harus menghentikan operasi produksi. Di tengah tekanan globalisasi dan kebutuhan pasar yang berubah cepat, peran simulasi menjadi sangat strategis dalam mengurangi risiko, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat time-to-market.

Metodologi Kajian: Pemetaan Evolusi Selama 54 Tahun

Penulis menyusun kajiannya melalui tiga tahap:

  1. Pencarian literatur ilmiah dari database seperti Scopus, ScienceDirect, dan Google Scholar.
  2. Seleksi berdasarkan abstrak untuk menyaring konten yang relevan.
  3. Pembacaan menyeluruh dan pengelompokan berdasarkan topik.

Kata kunci seperti CAx (Computer-Aided Technologies), layout design, virtual/augmented reality, dan digital mock-up digunakan untuk menstrukturkan literatur menjadi tren evolutif yang menggambarkan arah industri manufaktur global.

Hasilnya? Terdapat 15.954 publikasi terkait simulasi dari awal 1970-an hingga 2014 – menunjukkan tren yang sangat pesat dalam 20 tahun terakhir.

Evolusi Teknologi Simulasi: Dari CAx hingga Virtual Reality

Penulis membagi penerapan simulasi ke dalam beberapa kategori besar:

1. CAx (Computer-Aided Technologies)

Merupakan fondasi awal simulasi manufaktur yang mencakup CAD, CAM, dan CAE. Teknologi ini memungkinkan pemodelan produk yang akurat dan pengujian digital sebelum proses produksi dimulai. Evolusi CAx telah membawa integrasi data lintas fungsi yang sebelumnya tersekat.

2. Perancangan Tata Letak Pabrik (Factory Layout Design)

Simulasi memungkinkan optimalisasi penempatan mesin dan jalur material untuk meminimalisir bottleneck dan meningkatkan efisiensi ruang. Dengan pendekatan digital, perusahaan bisa menguji berbagai skenario tanpa membongkar fisik pabrik.

3. Desain Alur Material dan Informasi

Dengan teknik seperti discrete event simulation (DES), alur kerja logistik internal dan eksternal dapat dimodelkan secara presisi. Ini sangat relevan bagi industri seperti otomotif dan elektronik yang bergantung pada keakuratan rantai pasok.

4. Virtual dan Augmented Reality

Kini mulai dipakai untuk pelatihan operator, simulasi ergonomi, dan pemrograman robot secara intuitif. Teknologi ini membawa efisiensi tinggi dalam fase pra-produksi dan desain produk.

Studi Kasus Nyata: BMW dan Boeing

Penulis menyisipkan referensi ke studi industri, seperti implementasi simulasi oleh BMW dan Boeing. BMW, misalnya, menggunakan simulasi dalam fase perancangan lini perakitan untuk model baru, yang berhasil mengurangi waktu setup sebesar 20%.

Sementara itu, Boeing menggunakan simulasi ergonomi untuk mengoptimalkan interaksi manusia-mesin dalam proses perakitan pesawat, meningkatkan kenyamanan kerja teknisi dan menurunkan potensi cedera.

Tantangan Besar yang Masih Menghantui

1. Kurangnya Interoperabilitas Antar Sistem

Salah satu masalah mendasar adalah bahwa perangkat simulasi berbeda seringkali tidak bisa “berbicara” satu sama lain. Hal ini memperlambat integrasi lintas proses.

2. Keterbatasan dalam Integrasi Real-time

Meski data IoT (Internet of Things) sudah tersedia, mengintegrasikan simulasi yang benar-benar real-time ke dalam kontrol operasional masih menjadi tantangan.

3. Kurangnya Standardisasi Model

Dalam banyak kasus, model simulasi dibuat dengan parameter ad-hoc yang tidak bisa digunakan ulang atau diadaptasi ke sistem lain.

Masa Depan Simulasi Manufaktur: Menuju Industri 4.0

Paper ini menggarisbawahi bahwa masa depan simulasi akan sangat terhubung dengan:

  • Cyber-Physical Systems (CPS)
  • Big Data & Analytics
  • Edge & Cloud Computing
  • Model Predictive Control (MPC)

Ke depan, manufaktur tidak hanya akan disimulasikan, tetapi akan memiliki kemampuan “berpikir” melalui sistem adaptif berbasis data real-time. Ini berarti pabrik bisa belajar dari data, memprediksi gangguan, dan menyesuaikan strategi produksi secara otomatis.

Komparasi dengan Literatur Terkini

Jika dibandingkan dengan kajian terbaru seperti Molenda et al. (2023) dalam bidang predictive maintenance, dapat dilihat bahwa fokus telah bergeser dari sekadar visualisasi ke arah smart decision-making system. Mourtzis et al. menjadi penting karena menyediakan fondasi historis dan kerangka sistematis untuk menjembatani teknologi lama dan baru.

Kritik & Opini Penulis

Meski artikel ini komprehensif, terdapat beberapa area yang menurut kami perlu digali lebih dalam:

  • Tidak banyak bahasan tentang dampak lingkungan dari simulasi terhadap green manufacturing.
  • Keterlibatan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam adopsi simulasi masih minim dibahas, padahal potensi efisiensinya sangat besar.
  • Kurangnya penekanan pada pelatihan sumber daya manusia untuk mengoperasikan dan memahami hasil simulasi.

Sebagai saran praktis, universitas dan lembaga pelatihan industri perlu menambahkan kurikulum simulasi digital berbasis kasus nyata agar lulusan siap menghadapi kebutuhan industri 4.0.

Kesimpulan: Simulasi Bukan Lagi Pilihan, tapi Keharusan

Artikel ini menyampaikan pesan kuat: simulasi bukanlah teknologi pendukung, melainkan inti dari transformasi digital manufaktur. Dengan menggabungkan teknologi visualisasi, data real-time, dan AI, simulasi memungkinkan perencanaan, verifikasi, dan optimalisasi proses industri yang sebelumnya mustahil dilakukan secara manual.

Dalam lingkungan industri yang terus berubah, ketahanan dan kelincahan operasional hanya dapat dicapai melalui penggunaan simulasi yang cerdas dan terintegrasi.

Sumber Artikel

Mourtzis, D., Doukas, M., & Bernidaki, D. (2014). Simulation in Manufacturing: Review and Challenges. Procedia CIRP, 25, 213–229. DOI: 10.1016/j.procir.2014.10.032