Evaluasi Manajemen Keselamatan Industri dan Peranannya dalam Peningkatan Produktivitas

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

11 Maret 2025, 10.44

pexels.com

Keselamatan industri telah menjadi salah satu aspek kritis dalam sektor manufaktur dan rekayasa. Manajemen keselamatan industri telah berkembang sejak Revolusi Industri (1750-1850). Awalnya, minimnya pemahaman mengenai risiko penggunaan mesin menyebabkan banyak kecelakaan kerja. Di Inggris pada tahun 1974, dilaporkan 256.930 kecelakaan, dengan 479 di antaranya bersifat fatal. Di Nigeria pada tahun 1975, tercatat 804 kecelakaan, dengan 12 kasus berujung pada kematian. Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya keselamatan kerja, banyak perusahaan mulai menerapkan sistem perlindungan bagi pekerja dan membentuk badan-badan keselamatan, seperti National Safety Council di Amerika Serikat pada tahun 1913.

Beberapa metode yang digunakan dalam evaluasi risiko meliputi:

  • Checklists untuk mengidentifikasi potensi bahaya.
  • Hazard and Operability Study (HAZOP) untuk memprediksi potensi bahaya dalam operasi.
  • Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan sistem.
  • Fault Tree Analysis (FTA) guna memahami hubungan sebab akibat dari kecelakaan.

Model keselamatan berdasarkan ISO 14121, yang mencakup lima langkah utama:

  1. Identifikasi Batasan Mesin – Menentukan risiko berdasarkan pengguna dan lingkungan kerja.
  2. Identifikasi Bahaya – Mengklasifikasikan risiko mekanis, listrik, termal, dan kimia.
  3. Estimasi Risiko – Menganalisis tingkat bahaya berdasarkan probabilitas kejadian.
  4. Evaluasi Risiko – Menentukan apakah langkah mitigasi diperlukan.
  5. Reduksi Risiko – Implementasi langkah-langkah keselamatan untuk mengurangi risiko.

Contoh penerapan keselamatan di berbagai sektor:

  • Industri Pertambangan: Dengan penerapan sistem keselamatan berbasis teknologi, kecelakaan akibat ledakan bahan peledak berkurang 30% dalam 5 tahun terakhir.
  • Industri Manufaktur: Penggunaan sensor IoT untuk memantau kondisi mesin berhasil mengurangi insiden kecelakaan hingga 40%.
  • Sektor Konstruksi: Pelaksanaan pelatihan keselamatan berbasis VR (Virtual Reality) meningkatkan kesadaran pekerja hingga 70%, yang berkontribusi pada penurunan kecelakaan di lokasi kerja.

Fungsi utama manajemen keselamatan:

  1. Pengurangan Risiko – Menggunakan teknologi dan regulasi untuk mengeliminasi potensi kecelakaan.
  2. Audit Keselamatan – Mengevaluasi implementasi program keselamatan dan menyesuaikannya dengan standar yang berlaku.
  3. Partisipasi Pekerja – Mengedukasi pekerja tentang pentingnya kepatuhan terhadap standar keselamatan.

Kaitan Antara Keselamatan dan Produktivitas

Manajemen keselamatan yang baik tidak hanya melindungi pekerja tetapi juga meningkatkan produktivitas. Studi di Lockheed Martin Paducah Plant menunjukkan bahwa budaya keselamatan yang kuat meningkatkan produktivitas hingga 24%, sekaligus menurunkan biaya produksi sebesar 20%. Hal ini membuktikan bahwa investasi dalam keselamatan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis.

Keunggulan:

  • Pendekatan Berbasis Data: Menggunakan statistik dan studi kasus nyata untuk mendukung argumen.
  • Komprehensif: Mencakup berbagai aspek keselamatan, mulai dari evaluasi hingga implementasi teknologi.
  • Aplikatif: Memberikan panduan bagi industri dalam meningkatkan keselamatan kerja.

Kelemahan:

  • Minimnya Pembahasan Implementasi Biaya: Tidak banyak membahas biaya yang diperlukan untuk menerapkan sistem keselamatan.
  • Fokus Terbatas pada Industri Besar: Kurangnya pembahasan mengenai bagaimana UKM dapat menerapkan strategi keselamatan dengan anggaran terbatas.

Rekomendasi:

  • Integrasi dengan Teknologi Digital: Penggunaan AI dan IoT dalam pemantauan keselamatan dapat meningkatkan efisiensi manajemen risiko.
  • Peningkatan Regulasi dan Kepatuhan: Pemerintah perlu memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan standar keselamatan tinggi.
  • Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan: Keselamatan kerja harus menjadi bagian dari budaya perusahaan melalui pelatihan yang berkelanjutan.

Pentingnya keselamatan industri dan bagaimana penerapan sistem manajemen keselamatan yang baik dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja. Dengan mengadopsi model yang diusulkan, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.

Sumber: Industrial Safety Engineering - SMEA3017, School of Mechanical Engineering.