Manajemen keselamatan dalam industri penerbangan menjadi prioritas utama dalam menjaga keberlangsungan operasional yang aman dan efisien. Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/SMS) adalah kerangka kerja yang mencakup prosedur, dokumentasi, serta sistem pengetahuan untuk mengontrol dan meningkatkan kinerja keselamatan suatu organisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sybert Stroeve, Job Smeltink, dan Barry Kirwan dalam jurnal Safety tahun 2022 mengkaji cara-cara menilai dan meningkatkan sistem manajemen keselamatan dalam industri penerbangan. Dengan menggunakan alat penilaian tingkat kematangan SMS serta pendekatan berbasis faktor manusia, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam sistem keselamatan organisasi penerbangan.
Studi ini menggunakan pendekatan berbasis Hesitant Fuzzy Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mengevaluasi tingkat kematangan SMS. Pendekatan ini memungkinkan organisasi penerbangan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem keselamatannya dan mengembangkan strategi perbaikan yang lebih efektif. Penelitian ini juga membandingkan berbagai metode manajemen keselamatan yang digunakan oleh organisasi penerbangan di Eropa.
Komponen Utama Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)
Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization), SMS terdiri dari empat komponen utama:
- Kebijakan dan Tujuan Keselamatan (Safety Policy and Objectives)
- Menetapkan kebijakan keselamatan yang jelas dan tanggung jawab masing-masing individu dalam organisasi.
- Manajemen harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keselamatan.
- Manajemen Risiko Keselamatan (Safety Risk Management)
- Mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dalam operasi penerbangan.
- Melibatkan analisis risiko berdasarkan data historis dan kejadian nyata.
- Jaminan Keselamatan (Safety Assurance)
- Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur keselamatan.
- Menggunakan data dan indikator kinerja keselamatan untuk meningkatkan sistem.
- Promosi Keselamatan (Safety Promotion)
- Memberikan pelatihan dan komunikasi yang efektif untuk meningkatkan budaya keselamatan di dalam organisasi.
Penelitian ini menerapkan model evaluasi SMS pada beberapa organisasi penerbangan, termasuk maskapai, bandara, dan penyedia layanan navigasi udara di Eropa. Hasil studi menunjukkan beberapa temuan penting:
- Kematangan SMS:
- 60% organisasi memiliki sistem keselamatan yang cukup matang tetapi masih perlu perbaikan dalam integrasi faktor manusia.
- 25% organisasi masih berada pada tahap pengembangan dan membutuhkan lebih banyak dukungan dari manajemen senior.
- 15% organisasi memiliki sistem yang sangat maju dengan pendekatan berbasis budaya keselamatan yang kuat.
- Kelemahan utama yang ditemukan:
- Kurangnya keterlibatan manajemen dalam implementasi kebijakan keselamatan.
- Kurangnya pelatihan keselamatan yang berkelanjutan untuk pekerja.
- Sistem pelaporan keselamatan yang kurang efisien dan kurangnya budaya just culture.
- Dampak dari Implementasi SMS yang Buruk:
- 35% insiden yang terjadi disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola risiko keselamatan secara efektif.
- Penyimpangan dari prosedur keselamatan meningkat sebesar 20% di organisasi dengan tingkat SMS yang rendah.
Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa strategi utama disarankan untuk meningkatkan efektivitas SMS dalam industri penerbangan:
- Meningkatkan Peran Manajemen dalam Keselamatan
- Manajemen senior harus terlibat langsung dalam evaluasi dan perbaikan kebijakan keselamatan.
- Pemimpin organisasi harus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung budaya keselamatan.
- Mengadopsi Pendekatan Berbasis Data dan Teknologi
- Menggunakan big data dan machine learning untuk memprediksi potensi risiko keselamatan.
- Menerapkan sistem pelaporan yang lebih efisien dengan teknologi berbasis real-time monitoring.
- Meningkatkan Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan
- Mengembangkan program pelatihan yang lebih interaktif dan berbasis simulasi.
- Mendorong budaya just culture agar pekerja tidak takut melaporkan insiden atau penyimpangan prosedur.
- Meningkatkan Integrasi Faktor Manusia dalam SMS
- Memastikan desain sistem dan prosedur mendukung kapasitas manusia dalam mengelola keselamatan.
- Mengurangi beban kerja berlebih yang dapat menyebabkan kelelahan mental dan kesalahan operasional.
- Melakukan Audit dan Evaluasi Berkala
- Melaksanakan audit internal secara rutin untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem.
- Menggunakan umpan balik dari pekerja sebagai bagian dari proses evaluasi.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan SMS yang efektif sangat bergantung pada keterlibatan manajemen, integrasi teknologi, serta faktor manusia dalam organisasi penerbangan. Dengan meningkatkan aspek-aspek ini, industri penerbangan dapat secara signifikan mengurangi insiden keselamatan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Sumber Asli
Stroeve, S., Smeltink, J., & Kirwan, B. Assessing and Advancing Safety Management in Aviation. Safety 2022, 8(20). https://doi.org/10.3390/safety8020020