REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tesla Inc telah menandatangani kesepakatan pasokan nikel AS pertamanya dengan perusahaan tambang Tamarack Talon Metals Corp di Minnesota untuk kebutuhan bahan baku logam baterai kendaraan listrik. Adapun tambang itu dipilih karena dianggap lebih ramah lingkungan.
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (12/1/2022), kesepakatan itu, diumumkan pada hari Senin (10/1/2022) lalu karena permintaan nikel diperkirakan akan melonjak selama dekade berikutnya karena kendaraan listrik bakal menjadi arus utama. Nikel mendukung penyimpanan energi di katoda baterai, yang pada gilirannya memperluas jangkauan kendaraan listrik.
Kepala Eksekutif Tesla, Elon Musk pada tahun 2020 memohon kepada industri pertambangan untuk memproduksi lebih banyak nikel dengan cara yang peka terhadap lingkungan.
Dengan mengambil sumber dari proyek Minnesota Talon, sebuah usaha patungan dengan Rio Tinto yang dijadwalkan akan dibuka pada tahun 2026, Musk mengamankan sumber utama logam AS untuk pabrik baterai Tesla di Texas dan Nevada. Tesla pada tahun lalu juga menandatangani kesepakatan pasokan nikel dengan BHP di Australia dan dari Kaledonia Baru.
Sementara itu, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia. Tetapi penambang di sana biasanya menggunakan teknologi intensif energi untuk mengekstraksi logam dan menerapkan praktik pembuangan limbah yang kontroversial, termasuk membuang batuan sisa di saluran air.
Talon Metals berencana untuk menggunakan teknologi yang diharapkan akan memungkinkannya untuk menyedot karbon dioksida dari atmosfer dan mengikatnya secara kimia dan dengan demikian menyimpannya secara permanen ke batu yang ditemukan di dalam proyek Tamarack di Minnesota utara.
Prosesnya, yang masih diuji, secara efektif akan memungkinkan Talon memasarkan nikel sebagai karbon netral, daya tarik besar bagi Musk dan Tesla.
"Sumber bahan baterai yang bertanggung jawab telah lama menjadi fokus Tesla," kata Drew Baglino, seorang eksekutif Tesla, dalam siaran pers.
Tesla berencana untuk membeli 75.000 ton konsentrat nikel selama enam tahun serta sejumlah kecil kobalt dan bijih besi dengan harga yang terdaftar di London Metals Exchange. Namun, tidak jelas di mana Tesla akan memurnikan konsentrat nikel. Amerika Serikat tidak memiliki kilang nikel.
Saham Talon dihentikan sesaat sebelum berita itu dirilis. Saham Tesla ditutup Senin naik 3 persen.
"Talon sangat antusias untuk mendukung misi Tesla untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan," kata Henri van Rooyen, CEO Talon, dalam sebuah pernyataan
Sumber: ekonomi.republika.co.id