Pendahuluan
Digitalisasi telah menjadi elemen penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di industri manufaktur. Artikel ini, hasil penelitian Fredrik Greftén dan Anton Gunneberg, membahas bagaimana Volvo Group, melalui divisi International Manufacturing (IM), memanfaatkan digitalisasi untuk mentransformasi rantai pasok mereka dalam konteks manufaktur global. Fokus utama penelitian ini adalah pada tantangan, peluang, dan faktor keberhasilan kritis yang terkait dengan inisiatif digitalisasi di Volvo Group.
Latar Belakang
Volvo Group adalah salah satu perusahaan manufaktur kendaraan terbesar di dunia, dengan lebih dari 240.000 truk yang diproduksi setiap tahunnya. Divisi International Manufacturing (IM) menangani produksi berbasis knock-down (KD), yaitu pengiriman truk dalam bentuk komponen untuk dirakit di lokasi lokal. Strategi ini sering digunakan untuk mengurangi bea impor dan mematuhi regulasi perdagangan setempat. Namun, proses ini menghadirkan tantangan kompleks dalam integrasi teknologi digital ke rantai pasok.
Masalah Utama:
IM menghadapi kesenjangan dalam tingkat digitalisasi, dengan beberapa proses masih bergantung pada sistem manual yang terputus. Kurangnya peta jalan digitalisasi yang jelas juga menjadi hambatan besar dalam mengoptimalkan operasi.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam, survei, dan dokumen internal Volvo. Sebanyak 9 wawancara dilakukan dengan karyawan Volvo dari berbagai tingkatan operasional, strategis, dan taktis. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan kerangka kerja Industry 4.0 Maturity Index.
Hasil Utama
1. Pemetaan Proses Digitalisasi Penelitian ini menemukan bahwa beberapa proses di IM telah mencapai tahap “visibility” dalam kerangka Industry 4.0 Maturity Index. Artinya, proses ini telah terhubung secara digital, memungkinkan wawasan waktu nyata (real-time insights). Namun, sejumlah proses penting masih bergantung pada sistem manual, menciptakan "media breaks" yang menghambat aliran data.
2. Faktor Keberhasilan Kritis
- Manajemen Perubahan Digital: Keberhasilan digitalisasi memerlukan dukungan budaya organisasi yang kuat untuk menerima perubahan teknologi.
- Penggunaan Data yang Efektif: Data yang ada harus dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan berbasis informasi.
- Struktur Organisasi Digital yang Jelas: Struktur organisasi yang mendukung inisiatif digitalisasi sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.
3. Tantangan Utama
- Sistem Usang: Banyak proses di IM masih bergantung pada perangkat lunak lama yang tidak kompatibel dengan teknologi baru.
- Kesenjangan Kompetensi: Kurangnya pelatihan membuat karyawan sulit beradaptasi dengan alat digital baru.
- Integrasi Sistem: Kompleksitas rantai pasok KD membuat integrasi teknologi menjadi tantangan besar.
Studi Kasus: Efek Digitalisasi di IM
Salah satu hasil menonjol dari penelitian ini adalah pemanfaatan sistem Sales and Operations Planning (S&OP) untuk meningkatkan efisiensi operasional. Setelah implementasi digitalisasi, waktu perencanaan kapasitas berkurang hingga 30%, memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan permintaan pasar.
Efek pada Pemeliharaan Proaktif: Dengan analisis data waktu nyata, Volvo mampu mengidentifikasi peralatan yang membutuhkan perawatan sebelum kerusakan terjadi. Pendekatan ini mengurangi waktu henti mesin hingga 15%, memberikan dampak positif pada produktivitas.
Penggunaan IoT untuk Visibilitas: IoT digunakan untuk memantau aliran komponen secara real-time dari pemasok ke lokasi perakitan KD. Teknologi ini meningkatkan akurasi pengiriman hingga 20%, mengurangi biaya logistik.
Relevansi dengan Tren Global
Penelitian ini menunjukkan bagaimana digitalisasi dapat membantu Volvo beradaptasi dengan tantangan global di era Industry 4.0:
- Keberlanjutan: Teknologi digital membantu Volvo mengurangi limbah dan emisi karbon dengan meningkatkan efisiensi logistik.
- Kebutuhan Respons Cepat: Di pasar global yang berubah dengan cepat, digitalisasi memungkinkan Volvo merespons permintaan pelanggan dengan lebih fleksibel.
- Persaingan Teknologi: Dengan adopsi teknologi seperti IoT dan Big Data, Volvo dapat bersaing dengan produsen kendaraan global lainnya.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Artikel ini menyoroti pentingnya evaluasi digitalisasi yang menyeluruh untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. Volvo Group perlu:
- Memprioritaskan pelatihan tenaga kerja untuk mengurangi kesenjangan keterampilan.
- Mengembangkan peta jalan digitalisasi yang mencakup integrasi teknologi baru dengan sistem lama.
- Meningkatkan investasi dalam teknologi IoT dan Big Data untuk memperkuat visibilitas dan analisis data.
Digitalisasi bukan hanya solusi operasional tetapi juga kunci untuk mempertahankan daya saing di pasar global. Penelitian ini memberikan panduan penting bagi perusahaan lain yang ingin memulai perjalanan digitalisasi mereka.
Sumber Artikel:
Fredrik Greftén & Anton Gunneberg, Digitalization of Volvo Group’s International Manufacturing Supply Chain, Lund University, 2021.