Deep Learning untuk Prediktif Maintenance Otomotif di Era Industri 4.0: Resensi Praktis Disertasi Chong Chen (2020)

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda

30 Juli 2025, 12.52

sumber: pexels.com

 

 Prediktif Maintenance dan Industri 4.0

Dalam era Industri 4.0, efisiensi operasional menjadi titik tekan utama dalam dunia manufaktur dan otomotif. Industri modern tidak hanya dituntut untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan dan reliabilitas sistem secara keseluruhan. Dalam konteks ini, Predictive Maintenance (PdM) memainkan peran sentral sebagai strategi pemeliharaan yang berbasis data dan proaktif. Disertasi Chong Chen dari Cardiff University tahun 2020, berjudul "Deep Learning for Automobile Predictive Maintenance under Industry 4.0", menyajikan pendekatan sistematis berbasis deep learning untuk menyelesaikan tantangan nyata dalam PdM otomotif. Fokus utamanya adalah integrasi multi-sumber data dan pembelajaran mesin mendalam untuk membangun model prediksi Time-Between-Failure (TBF) kendaraan, dengan tujuan meningkatkan uptime aset dan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Rangka Kerja 5-Layer untuk PdM Otomotif: Sebuah Fondasi Modern

Chen menyusun sebuah framework lima lapisan untuk implementasi PdM dalam konteks otomotif yang mencerminkan pendekatan menyeluruh mulai dari pengumpulan data hingga keputusan akhir pemeliharaan:

  1. Data Collection Layer: Menyediakan sistem pengumpulan data dari berbagai sumber, seperti catatan perawatan bengkel dan data geografis lingkungan.
  2. Cloud Transmission & Storage: Menyediakan infrastruktur cloud untuk mentransmisikan dan menyimpan data berukuran besar.
  3. Data Mapping & Pre-processing: Melakukan pembersihan, normalisasi, dan integrasi data dari berbagai format dan sumber.
  4. Deep Learning for TBF Modeling: Menerapkan algoritma deep learning untuk membangun model prediksi masa antar-kegagalan kendaraan.
  5. Decision Support Layer: Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil prediksi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam organisasi.

Rangka kerja ini menekankan pentingnya kolaborasi antar sistem digital dalam menciptakan proses yang otomatis, transparan, dan responsif. Hal ini menunjukkan kesiapan pendekatan ini untuk diterapkan dalam sistem fleet management skala besar.

Cox Proportional Hazard Deep Learning (CoxPHDL): Model Inovatif untuk TBF

Salah satu kontribusi utama dalam disertasi ini adalah pengembangan model prediktif yang disebut CoxPHDL. Model ini menggabungkan tiga teknik inti:

  • Autoencoder untuk menyederhanakan data kategorikal menjadi representasi numerik yang stabil dan padat.
  • Cox Proportional Hazard Model (Cox PHM) untuk menangani data yang censored, yaitu data yang tidak lengkap atau hanya diketahui sebagian.
  • Long Short-Term Memory (LSTM) untuk mengenali pola sekuensial dalam data historis.

Hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa CoxPHDL berhasil meningkatkan performa prediksi dibandingkan algoritma tradisional. Misalnya, model dengan autoencoder mencatat peningkatan nilai MCC (Matthews Correlation Coefficient) dibandingkan model dengan one-hot encoding, menunjukkan keunggulan representasi fitur yang lebih informatif. Dalam pengujian terhadap dataset realistik, model ini mencatat akurasi prediksi tinggi dengan nilai RMSE (Root Mean Square Error) yang lebih rendah secara signifikan.

Model ini secara praktis bisa digunakan oleh perusahaan fleet management yang tidak memiliki sistem sensor canggih, tetapi memiliki catatan perawatan historis. Dengan kemampuan menangani data tidak lengkap, model ini sangat ideal untuk aplikasi dunia nyata di mana data jarang sekali sempurna.

DLeSSL: Mengatasi Tantangan Data Label Terbatas

Deep learning dikenal sebagai algoritma yang haus akan data berlabel. Namun dalam kenyataannya, pengumpulan data berlabel sangat mahal dan memakan waktu. Untuk mengatasi hal ini, Chen mengembangkan metode Deep Learning embedded Semi-Supervised Learning (DLeSSL). Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan manfaat data tak berlabel (unlabeled data) yang tersedia dalam jumlah besar.

DLeSSL bekerja dengan mengadopsi prinsip label propagation, namun mengintegrasikan jaringan deep learning untuk memperkuat akurasi estimasi label. Proses ini memungkinkan data tak berlabel digunakan secara efektif dalam pelatihan model prediktif. Dalam eksperimen, model berbasis DLeSSL menunjukkan performa yang konsisten lebih tinggi dibanding pendekatan semi-supervised tradisional maupun model supervised yang hanya dilatih pada subset kecil data berlabel.

Penelitian ini menyertakan analisis dampak jumlah data berlabel terhadap performa model, yang menunjukkan bahwa DLeSSL sangat cocok digunakan ketika jumlah label sangat terbatas. Untuk industri seperti layanan kendaraan daring, startup transportasi, dan bengkel digital, pendekatan ini bisa mengurangi beban biaya labeling secara drastis.

Merged-LSTM (M-LSTM) dan GIS: Memasukkan Konteks Lingkungan ke Dalam Prediksi

Kebaruan lain dalam disertasi ini adalah pemanfaatan data Geographical Information System (GIS) seperti cuaca, lalu lintas, dan medan jalan dalam prediksi TBF kendaraan. Hal ini masuk akal karena kondisi lingkungan secara langsung memengaruhi beban kerja kendaraan.

Untuk menyatukan data heterogen ini, Chen merancang arsitektur deep learning baru yang disebut Merged-LSTM (M-LSTM). Arsitektur ini dirancang untuk mengolah dan mengintegrasikan berbagai jenis data sekuensial dan spasial secara simultan. Dengan memanfaatkan GIS dan data historis bengkel, model ini mampu memahami dampak faktor eksternal terhadap kerusakan kendaraan.

Eksperimen membuktikan bahwa penggabungan GIS meningkatkan akurasi prediksi. Misalnya, kendaraan yang sering beroperasi di area berbukit atau cuaca ekstrem memiliki pola TBF yang berbeda, dan hal ini bisa dikenali oleh M-LSTM. Model ini terbukti mampu menghasilkan nilai MCC lebih tinggi dan RMSE lebih rendah dibanding pendekatan tanpa GIS.

Kritik dan Refleksi: Potensi, Keterbatasan, dan Relevansi Industri

Disertasi ini membawa kontribusi penting dalam menjembatani kesenjangan antara teori deep learning dan penerapannya dalam dunia nyata otomotif. Namun, beberapa catatan penting perlu disorot:

Kelebihan:

  • Menyediakan pendekatan yang realistis dan tidak bergantung pada sensor mahal.
  • Dapat digunakan dalam situasi dengan keterbatasan label.
  • Mampu mengintegrasikan data lingkungan, sesuatu yang jarang dilakukan dalam studi PdM.

Keterbatasan:

  • Model belum diuji pada sistem dengan data streaming real-time.
  • Tidak menyertakan analisis biaya investasi dan ROI.
  • Penyesuaian terhadap sistem ERP atau fleet management software belum dieksplorasi.

Meski demikian, pendekatan ini membuka potensi besar untuk adopsi PdM yang lebih luas, khususnya pada organisasi kecil hingga menengah.

Implikasi Praktis dan Aplikasi Dunia Nyata

Beberapa skenario aplikasi nyata dari hasil penelitian ini antara lain:

  • Perusahaan logistik: Menyesuaikan jadwal servis berdasarkan prediksi kerusakan yang mempertimbangkan rute dan kondisi jalan.
  • Transportasi publik: Mengoptimalkan waktu perawatan armada bus berdasarkan cuaca dan intensitas lalu lintas.
  • Startup layanan otomotif: Mengembangkan fitur peringatan servis otomatis berbasis riwayat perawatan dan lokasi pengguna.

Dalam konteks sustainability, PdM yang akurat juga membantu mengurangi limbah suku cadang dan konsumsi energi akibat over-maintenance. Hal ini selaras dengan prinsip ekonomi sirkular yang semakin relevan di masa depan.

Kesimpulan: Masa Depan Prediktif Maintenance di Tangan AI

Disertasi Chong Chen menjadi bukti nyata bahwa pendekatan data-driven yang kuat dan cerdas dapat menjawab tantangan klasik dalam pengelolaan armada kendaraan. Dengan menggabungkan teknik deep learning, semi-supervised learning, dan integrasi data spasial, ia membangun solusi PdM yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga aplikatif secara industri.

Penelitian ini memberi arah jelas bagi masa depan industri otomotif: pemeliharaan prediktif bukan lagi impian, melainkan kebutuhan operasional yang dapat dicapai dengan cerdas dan efisien.

Referensi Paper:
Chen, C., Liu, Y., Wang, S., Sun, X., Di Cairano-Gilfedder, C., Titmus, S. & Syntetos, A.A. (2020). Predictive maintenance using Cox proportional hazard deep learning. Advanced Engineering Informatics, 44, 101054. https://doi.org/10.1016/j.aei.2020.101054