Kasus cybercrime adalah suatu hal yang makin marak di masa perkembangan teknologi informasi dan revolusi industri.
Adapun cybercrime adalah tindakan kriminal yang dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.
Biasanya, kejahatan ini dapat dilakukan karena seseorang mempunyai pengetahuan lebih mengenai fitur-fitur pada gadget, media sosial, dan internet.
Perlu diketahui, cybercrime bisa menyerang siapa saja, mulai dari individu, bisnis, hingga pemerintah. Adapun target-target tersebut dipilih karena adanya tujuan tertentu yang merugikan orang lain.
Untuk menghindarinya, Sobat OCBC NISP perlu mengetahui apa itu cybercrime, jenis-jenis, dan dampaknya secara lebih mendalam. Oleh karena itu, baca artikel ini hingga akhir ya!
Apa itu Cybercrime?
Cybercrime adalah tindakan kriminal yang memanfaatkan teknologi, mulai dari perangkat hingga jaringan internet.
Adapun tujuan kasus cybercrime adalah merugikan orang lain dengan melakukan pencurian, peretasan, penipuan, penyebaran virus, serta kejahatan digital lainnya.
Pada masa perkembangan teknologi, kasus cybercrime makin marak di seluruh dunia dan jenis kejahatannya bermacam-macam.
Di Indonesia, salah satu contoh cybercrime adalah kasus kebocoran data 91 juta pengguna Tokopedia yang dijual di black market pada tahun 2021.
Oleh sebab itu, pengguna dirugikan akibat data seperti nama, nomor ponsel, hingga password aplikasi tersebar luas. Sementara itu, perusahaan juga dirugikan karena hal ini menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap mereka.
Jenis-Jenis Cybercrime
Seperti disinggung di atas, kasus cybercrime yang terjadi sangat bervariasi. Adapun beberapa jenis-jenis cybercrime adalah sebagai berikut.
1. Phishing
Jenis cybercrime yang pertama adalah phising. Adapun phishing merupakan penipuan online yang dilakukan dengan memancing orang lain untuk membocorkan data-data pribadinya.
Biasanya, data-data yang berusaha diminta adalah nomor kartu kredit, kode OTP, atau lainnya tergantung tujuan penipu.
Caranya, pelaku mengirimkan tautan situs perusahaan palsu yang otomatis akan mencuri identitas seseorang jika diklik.
2. Identity Theft
Lalu, salah satu jenis kasus cybercrime adalah identity theft atau pencurian identitas yang dilakukan untuk melakukan tindak kejahatan.
Umumnya, pelaku akan meretas atau mengakses jaringan untuk mendapatkan informasi pribadi pengguna suatu website maupun aplikasi.
3. Cyber Terrorism
Selanjutnya, jenis kejahatan lainnya adalah cyber terrorism. Adapun cyber terrorism merupakan serangan terhadap jaringan, perangkat, atau sistem informasi negara guna mengintimidasi pemerintah karena adanya suatu kepentingan.
Biasanya, cyber terrorism merugikan hingga mengancam keselamatan negara.
4. Kejahatan Konten
Salah satu cybercrime yang umum adalah kejahatan konten. Pada umumnya, kejahatan ini berbentuk plagiasi, hoax, hingga penyebaran konten senonoh atau bersifat SARA.
5. OTP Fraud
Kemudian, salah satu jenis cybercrime adalah OTP atau one-time password fraud. Adapun OTP merupakan kode sekali pakai yang biasanya dikirimkan oleh sistem aplikasi ke nomor ponsel atau email untuk mendaftarkan akun baru.
Walaupun bertujuan untuk memberi pengamanan tambahan, OTP sayangnya sudah digunakan oleh banyak pelaku cybercrime.
Biasanya, penipu akan menghubungi seseorang untuk meminta kode OTP agar dapat memberikan sebuah bantuan. Setelah itu, data pribadi dan bahkan sejumlah dana di bank bisa dicuri oleh pelaku.
6. Carding
Carding adalah jenis cybercrime selanjutnya. Perlu diketahui, carding adalah tindakan transaksi uang dengan data kartu kredit orang lain.
Adapun data ini diperoleh menggunakan berbagai metode, seperti meretas situs atau menanamkan hardware pada ATM di tempat perbelanjaan.
7. Cyberbullying
Jenis lainnya adalah cyberbullying atau perundungan secara online. Caranya, netizen akan mengejek atau menyalahkan seseorang terus-menerus hingga mentalnya mungkin terguncang. Pada masa kini, cyberbullying sudah sering terjadi di dunia maya.
8. Cyber Extortion
Kemudian, salah satu macam cybercrime adalah cyber extortion, yaitu pemerasan online yang dilakukan dengan mengancam seseorang menggunakan data penting pada perangkatnya.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan ransomware, yaitu malware yang membuat perangkat tidak dapat diakses hingga pemiliknya membayar sejumlah uang sesuai permintaan pelaku.
Adapun hal ini merugikan karena data-data penting di perangkat tersebut bisa hilang maupun diperjualbelikan.
9. Pengunduhan Potentially Unwanted Programs (PUPs)
Salah satu jenis kasus cybercrime adalah pengunduhan PUPs, yaitu program yang disisipkan dalam aplikasi atau software
Jadi, saat mengunduh aplikasi atau software, program ini akan ikut terunduh secara otomatis.
Pada umumnya, PUPs berupa sebuah malware yang berjenis adware atau spyware. Dengan diunduhnya malware ini, data pribadi seseorang bisa terancam.
10. Cracking
Kemudian, salah satu jenis cybercrime adalah cracking. Adapun cracking merupakan tindak kejahatan yang dilakukan dengan masuk ke sistem perangkat.
Untuk melakukan hal ini, pelaku akan menghapus sistem keamanan perangkat tersebut terlebih dahulu.
Dengan begitu, pelaku dapat menanamkan malware, mencuri data korban, ataupun membuat sebuah software bajakan.
11. Hacking
Selain itu, ada pula jenis cybercrime yang mirip dengan cracking, yaitu hacking.
Perlu diketahui, hacking merupakan tindakan mengakses sistem perangkat secara paksa untuk memperoleh suatu keuntungan.
Memang, ada beberapa hacking yang dilakukan dengan tujuan baik. Namun, banyak pelaku kejahatan yang menggunakan metode ini untuk merugikan orang lain.
Umumnya, pelaku melakukan hal ini untuk merusak suatu sistem, mencuri data pribadi seseorang, hingga mengekspos sejumlah informasi private ke publik.
12. Serangan Distributed Denial of Service Attacks (DDoS)
Serangan DDoS merupakan jenis kasus cybercrime lainnya. Perlu diketahui, serangan ini menargetkan jaringan suatu server untuk merugikan perusahaan.
Caranya, pelaku akan membuat traffic suatu website sangat tinggi hingga overload. Dengan begitu, website akan down sehingga tidak bisa diakses pengguna-penggunanya.
13. Spamming
Lalu, jenis cybercrime yang umum lainnya adalah spamming. Adapun spamming dilakukan dengan menyebarkan pesan secara intens dan massal.
Biasanya, tindakan ini berbentuk email spam yang menawarkan produk tidak jelas hingga tautan berisi virus.
14. Cyberstalking
Jenis yang terakhir adalah cyberstalking, yaitu tindakan melecehkan atau mengintimidasi korban secara online dengan memata-matai aktivitasnya di internet.
Biasanya, kejahatan ini diikuti dengan tuduhan palsu, ancaman, penghinaan, dan tindakan-tindakan mengganggu lainnya di media sosial.
Pada umumnya, pelaku melakukan kejahatan ini dengan spyware sehingga mereka dapat melacak seluruh aktivitas di perangkat korban.
Adapun aktivitas yang diakses adalah riwayat pencarian, pesan yang terkirim, aplikasi di perangkat, hingga transaksi keuangan.
Dampak Cybercrime
Seperti telah disinggung di atas, cybercrime adalah tindak kejahatan online yang merugikan. Secara umum, dampak cybercrime adalah sebagai berikut.
- Bocornya informasi perusahaan dan data pribadi pelanggan.
- Perusahaan bisa dituntut karena merugikan pelanggan.
- Reputasi perusahaan rusak karena masyarakat jadi tidak percaya bahwa mereka aman.
Cara Mengatasi dan Menghindari Cybercrime
Untuk mengatasi dan menghindari cybercrime, ada beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat. Adapun cara mengatasi dan menghindari cybercrime adalah sebagai berikut.
- Jangan sembarangan memencet tautan.
- Untuk perusahaan, lakukan edukasi kepada karyawan tentang cara mencegah cybercrime.
- Membuat password yang unik dan rutin menggantinya.
- Memasang sistem firewall pada semua perangkat untuk mencegah virus, malware, spam, ataupun serangan lainnya.
- Gunakan secure socket layer (SSL) untuk menambah keamanan pada website.
- Selalu waspada saat menggunakan WiFi di tempat umum.
- Menggunakan two factor authentication untuk menambah keamanan pada perangkat.
- Rutin memperbaharui software pada perangkat.
- Melakukan backup terhadap data-data penting.
Demikian sejumlah informasi mengenai cybercrime. Adapun kasus cybercrime sudah marak terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga perlu diwaspadai
Agar keuangan makin aman, Sobat OCBC NISP bisa mengikuti panduan komprehensif keamanan digital perbankan dari cybercrime!
Di situ, bisa dilihat bagaimana seluruh produk digital OCBC NISP mengutamakan keamanan pelanggannya.
Adapun berbagai tips penggunaan produk digital telah dijabarkan secara komprehensif agar seluruh pengelolaan keuangan yang dilakukan Sobat OCBC NISP makin aman.
Sumber: ocb.com