Perkembangan teknologi konstruksi semakin pesat. Hal tersebut memungkinkan struktur bangunan dapat dibangun lebih tinggi dan lebih cepat dibanding zaman dahulu. Namun, adanya sisa-sisa bangunan monumen kuno mengingatkan kita bahwa teknik konstruksi sejak ratusan tahun lalu sudah memiliki manfaat yang sangat besar. Bahkan, banyak inovasi yang dihasilkan pada bangunan zaman dahulu berfungsi sebagai pondasi konstruksi modern. Misalnya saja, penemuan beton dalam sejarah Romawi Kuno.
Namun, hal yang perlu dilakukan pada saat ini adalah dengan melakukan pemeliharaan dan sedikit renovasi untuk memperindah bangunan. Melansir Arch Daily, cara terbaik yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan metode konstruksi modern yang canggih demi mempertahankan filosofi bangunan kuno yang masih kental.
Melakukan renovasi baru dan mengambil banyak bentuk yang berbeda, mulai dari penggunaan kembali bahan kuno untuk memperbarui teknik konstruksi bangunan. Sebagai contoh, jenis baru konstruksi tanah yaitu dengan menata kembali keberlanjutan sistem kuno dari sudut pandang material seperti teknik cement-stabilized rammed earth (CSRE).
Teknik ini menabrak pakem sistem tradisional sehingga menjadi lebih kuat dengan menstabilkan tanah menggunakan semen. Untuk melaksanakan CSRE, hal yang dibutuhkan adalah tanah, air, dan zat penstabil alami (air seni hewan, darah hewan, serat tanaman, atau bitumen). Konstruksi tersebut telah digunakan dalam proyek-proyek kuno monumental mulai dari Tembok Besar di China sampai Alhambra di Spanyol. Teknik CSRE diyakini dapat meningkatkan kekuatan material berdasarkan pesanan yang besar. CSRE juga lebih murah daripada penggunaan bahan bangunan lain yang lebih umum sehingga menjadikannya pilihan yang berkelanjutan, bahkan untuk perumahan.
Sumber Artikel: properti.kompas.com