Keselamatan kerja di ruang terbatas (confined spaces) menjadi perhatian utama dalam berbagai industri, terutama di sektor konstruksi dan minyak & gas. Ruang terbatas didefinisikan sebagai area yang cukup besar untuk dimasuki pekerja, memiliki akses masuk dan keluar yang terbatas, serta tidak dirancang untuk hunian permanen. Paper ini menyoroti bahwa tidak ada definisi universal mengenai ruang terbatas, dengan perbedaan pendekatan antara berbagai negara. Misalnya, di Inggris dan Jerman, fokusnya adalah pada kemungkinan risiko yang dapat diprediksi, sedangkan Jepang dan Korea Selatan lebih menekankan pada defisiensi oksigen di ruang tersebut. Di Amerika Serikat, Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menambahkan kategori permit-required confined space yang mencakup ruang dengan potensi bahaya atmosfer, kemungkinan tertimbun material, atau struktur internal yang berisiko menyebabkan asfiksia.
Studi ini dilakukan melalui tinjauan literatur yang luas serta analisis tiga proyek konstruksi yang beroperasi di sektor minyak & gas. Dua proyek berasal dari Portugal, tetapi dikelola oleh perusahaan asing, sedangkan satu proyek dikelola oleh perusahaan asing dengan kontraktor asal Portugal. Penelitian ini mengevaluasi berbagai praktik dalam penerapan standar keselamatan ruang terbatas di masing-masing proyek.
Salah satu temuan utama adalah tidak adanya keseragaman dalam pengklasifikasian ruang terbatas di proyek-proyek yang dianalisis. Pada proyek pertama, ruang terbatas tidak diklasifikasikan sebagai area yang memerlukan izin (permit-required confined space), meskipun adanya potensi bahaya. Di proyek kedua, klasifikasi ini sudah diterapkan sejak awal tanpa memperhitungkan perubahan kondisi selama fase konstruksi. Sementara itu, proyek ketiga lebih fleksibel dalam mengklasifikasikan ruang terbatas, tergantung pada evaluasi risiko yang dilakukan secara berkala.
Perbedaan signifikan dalam penerapan langkah keselamatan di masing-masing proyek. Beberapa proyek tidak memiliki sistem izin masuk, sementara yang lain menerapkannya dengan ketat. Hanya sebagian proyek yang melakukan pemantauan atmosfer sebelum pekerja masuk ke ruang terbatas, sementara sebagian besar proyek lain hanya melakukan pemeriksaan dua kali sehari. Selain itu, dalam beberapa proyek, personel siaga yang bertanggung jawab atas keselamatan pekerja tidak selalu tersedia di lokasi kerja.
Tidak adanya regulasi nasional khusus mengenai ruang terbatas di Portugal menyebabkan perusahaan harus mengadopsi standar asing, seperti regulasi OSHA dari Amerika Serikat. Hal ini mengakibatkan penerapan yang tidak seragam dan kurangnya kepatuhan terhadap prosedur keselamatan yang ketat.
Portugal mengembangkan sistem klasifikasi ruang terbatas yang lebih seragam, dengan membagi ruang terbatas menjadi tiga kategori utama berdasarkan tingkat risiko. Dengan adanya standar nasional, perusahaan akan lebih mudah dalam menilai risiko dan menerapkan langkah-langkah keselamatan yang sesuai. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, setiap ruang terbatas yang memiliki potensi bahaya harus dikategorikan sebagai permit-required confined space dan hanya dapat dimasuki setelah dilakukan evaluasi risiko menyeluruh. Sistem ini juga harus mencakup pemantauan atmosfer yang ketat serta keberadaan personel siaga yang dapat merespons keadaan darurat.
Pentingnya pelatihan bagi pekerja sebelum mereka memasuki ruang terbatas. Dengan pelatihan yang memadai, pekerja dapat memahami risiko yang ada serta mengetahui prosedur keselamatan yang harus diterapkan. Selain itu, perusahaan harus meningkatkan kesadaran pekerja terhadap bahaya ruang terbatas dan memastikan bahwa mereka mengikuti semua prosedur keselamatan yang ditetapkan. Penggunaan sensor gas otomatis serta sistem ventilasi yang lebih canggih dapat membantu dalam memastikan kondisi ruang terbatas tetap aman bagi pekerja. Pemantauan real-time juga direkomendasikan untuk mendeteksi potensi perubahan atmosfer yang dapat membahayakan pekerja di dalam ruang terbatas.
Pentingnya standarisasi dalam sistem keselamatan kerja di ruang terbatas. Perbedaan dalam pengklasifikasian dan penerapan prosedur keselamatan menunjukkan perlunya regulasi nasional yang lebih ketat di Portugal. Dengan menerapkan sistem klasifikasi yang lebih jelas, memperkuat sistem izin masuk, serta meningkatkan pelatihan pekerja, risiko kecelakaan dapat dikurangi secara signifikan. Paper ini menegaskan bahwa keselamatan kerja di ruang terbatas bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga harus didukung oleh regulasi nasional yang jelas dan ketat.
Sumber Asli Artikel
Ana Paula Pires, J. Santos Baptista, Confined Space Entry - Standardization, Faculty of Engineering, University of Porto (FEUP).