Climate-Smart Irrigation: Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan dan Adaptasi Perubahan Iklim

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

13 Juni 2025, 13.52

pixabay.com

Peran Vital Irigasi dalam Ketahanan Pangan Global

Irigasi memegang peranan penting dalam ketahanan pangan dunia, menghasilkan sekitar 40% produksi pangan global meskipun hanya mengairi 20% lahan pertanian. Namun, irigasi juga merupakan pengguna air terbesar, menyerap hampir 47% air tawar yang diambil dari sumber permukaan dan air tanah. Dengan tekanan bertambah dari pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan perubahan pola konsumsi, serta ancaman perubahan iklim, sektor irigasi menghadapi tantangan besar.

Dokumen ini menyajikan pendekatan Climate-Smart Irrigation (CSI) sebagai bagian integral dari Climate-Smart Agriculture (CSA), yang bertujuan meningkatkan produktivitas, membangun ketahanan terhadap perubahan iklim, dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sistem irigasi.

Konsep Climate-Smart Irrigation (CSI)

CSI bukan sekadar teknik irigasi, melainkan pendekatan holistik yang menggabungkan:

  • Produktivitas: Meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani tanpa merusak lingkungan atau mengurangi ketersediaan air untuk pengguna lain.
  • Adaptasi: Mengurangi risiko iklim dan memperkuat ketahanan sistem irigasi dan rantai nilai terkait.
  • Mitigasi: Mengurangi emisi GRK dari seluruh siklus produksi, termasuk penggunaan energi, pupuk, dan pengelolaan lahan.

CSI menekankan bahwa praktik irigasi harus disesuaikan dengan konteks agroklimatik dan sosial-ekonomi lokal, serta didukung oleh kebijakan, kelembagaan, dan teknologi yang tepat.

Tantangan Utama Sektor Irigasi di Era Perubahan Iklim

  • Ketidakpastian iklim: Perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, dan naiknya permukaan laut memengaruhi ketersediaan air dan infrastruktur irigasi.
  • Reformasi sektor: Banyak negara menghadapi hambatan politik dan kelembagaan dalam mengadopsi praktik berkelanjutan dan adaptif.
  • Efisiensi dan produktivitas: Meningkatkan efisiensi penggunaan air dan produktivitas tanaman secara bersamaan merupakan tantangan besar, terutama di daerah dengan sumber daya terbatas.
  • Resistensi terhadap perubahan: Petani dan pengelola irigasi sering enggan mengubah praktik lama tanpa jaminan hasil dan dukungan kebijakan.
  • Pengelolaan air yang adil dan berkelanjutan: Menjaga keseimbangan antara kebutuhan pertanian, lingkungan, dan pengguna lain sangat kompleks.

Pilar Utama CSI dan Implementasinya

1. Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani

  • Fokus pada penutupan kesenjangan hasil panen antara potensi dan realisasi di lapangan.
  • Contoh: Model “Save and Grow” yang mengintegrasikan konservasi tanah dan air dengan praktik pertanian berkelanjutan.
  • Skala implementasi mulai dari tingkat DAS, skema irigasi, hingga tingkat lahan dan petani.

2. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

  • Perencanaan adaptasi berbasis risiko dan skenario masa depan yang menghadapi ketidakpastian iklim.
  • Penguatan kapasitas kelembagaan dan dukungan teknis untuk perencanaan adaptif.
  • Contoh: Pendekatan manajemen DAS dan skema irigasi yang fleksibel, pengembangan varietas tahan kekeringan.

3. Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca

  • Pengurangan penggunaan energi fosil pada pompa dan pengolahan air dengan teknologi hemat energi dan energi terbarukan.
  • Pengelolaan pupuk dan lahan untuk memaksimalkan penyerapan karbon dan mengurangi emisi nitrous oxide dan metana.
  • Mitigasi juga melibatkan pengurangan kehilangan hasil pascapanen dan efisiensi rantai nilai.

Studi Kasus Penting dalam Dokumen

1. “Misión Posible II” di Spanyol

  • Fokus pada konservasi air di lahan pertanian sekitar lahan basah Las Tablas de Daimiel.
  • Pendekatan integratif antara pengelolaan air dan konservasi ekosistem.
  • Hasil: Pengurangan konsumsi air irigasi hingga 20% tanpa penurunan hasil panen.

2. Pengembangan Pertanian Resilien di Kavre, Nepal

  • Studi kerentanan komunitas terhadap perubahan iklim dan pengembangan strategi adaptasi berbasis partisipasi.
  • Identifikasi risiko utama seperti banjir dan kekeringan.
  • Implementasi teknologi irigasi hemat air dan diversifikasi tanaman.

3. Pelestarian Danau Urmia di Iran

  • Danau hypersaline terbesar kedua di dunia yang mengalami pengeringan drastis.
  • Proyek restorasi melibatkan pengelolaan air irigasi dan konservasi DAS.
  • Proyeksi menunjukkan potensi pemulihan kualitas air dan ekosistem jika strategi adaptasi diterapkan.

4. Informasi Irigasi untuk Petani di Sub-Sahara Afrika

  • Penggunaan teknologi informasi untuk membantu petani mengatur jadwal irigasi secara efisien.
  • Studi menunjukkan peningkatan hasil dan profitabilitas dengan informasi yang tepat waktu.

5. Citizen Science di Agroforestry Andes

  • Masyarakat lokal terlibat dalam pemantauan dan pengelolaan sumber daya air dan hutan.
  • Pendekatan ini meningkatkan kesadaran dan kapasitas adaptasi komunitas.

Analisis dan Nilai Tambah Paper

  • Paper ini menyajikan pendekatan komprehensif yang menggabungkan aspek teknis, kelembagaan, sosial, dan ekonomi dalam pengelolaan irigasi.
  • Menekankan pentingnya integrasi adaptasi dan mitigasi dalam satu kerangka kerja yang fleksibel dan kontekstual.
  • Memberikan contoh nyata yang dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara berkembang dan maju.
  • Menggarisbawahi perlunya sistem monitoring dan evaluasi berbasis data yang memanfaatkan teknologi digital dan sensor modern.

Kritik dan Tantangan

  • Meskipun komprehensif, implementasi CSI masih menghadapi resistensi budaya dan politik di banyak negara.
  • Kebutuhan investasi besar dan kapasitas teknis yang belum merata menjadi hambatan utama.
  • Perlu pengembangan lebih lanjut untuk mengatasi trade-off antara produktivitas, adaptasi, dan mitigasi secara simultan.
  • Studi kasus lebih banyak berfokus di wilayah tertentu, sehingga perlu perluasan cakupan penelitian ke wilayah lain.

Menuju Irigasi Cerdas Iklim untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Dokumen ini menjadi referensi penting yang menggabungkan ilmu pengetahuan, praktik terbaik, dan strategi kebijakan untuk menghadapi tantangan irigasi di era perubahan iklim. Climate-Smart Irrigation bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal tata kelola, kapasitas, dan kolaborasi multi-level. Dengan pendekatan ini, sektor irigasi dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat ketahanan, dan mengurangi jejak karbon, mendukung pencapaian SDG 2, 6, dan 13 secara simultan.

Sumber Artikel 

Batchelor, C., Schnetzer, J. (2018). Compendium on Climate-Smart Irrigation: Concepts, evidence and options for a climate-smart approach to improving the performance of irrigated cropping systems. Global Alliance for Climate-Smart Agriculture, Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.