Berbeda dengan pengamatan di lapangan atau di tempat, penginderaan jauh melibatkan pengumpulan data tentang suatu objek atau fenomena tanpa bersentuhan langsung dengannya. Ungkapan ini terutama digunakan untuk merujuk pada pembelajaran tentang Bumi dan planet lain. Banyak disiplin ilmu kebumian (misalnya geofisika eksplorasi, hidrologi, ekologi, meteorologi, oseanografi, glasiologi, geologi) serta geografi, survei tanah, dan geofisika menggunakan penginderaan jauh. Kegunaannya lainnya antara lain dalam bidang militer, intelijen, bisnis, ekonomi, perencanaan, dan kemanusiaan.
Saat ini, ungkapan “penginderaan jauh” biasanya mengacu pada proses mengidentifikasi dan mengkategorikan benda-benda di bumi melalui penggunaan teknologi sensor yang terletak di satelit atau pesawat terbang. Berdasarkan sinyal yang disebarkan, ia mencakup permukaan, atmosfer, dan lautan (misalnya radiasi elektromagnetik). Penginderaan jauh dapat dibagi menjadi penginderaan jauh “pasif” (di mana sensor mendeteksi pantulan sinar matahari) dan penginderaan jauh “aktif” (di mana sinyal disiarkan oleh satelit atau pesawat ke objek dan pantulannya terdeteksi oleh sensor).
Penginderaan jauh dibedakan menjadi dua jenis metode yaitu penginderaan jauh pasif dan penginderaan jauh aktif. Sensor pasif mengumpulkan radiasi yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek atau area sekitarnya. Sinar matahari yang dipantulkan adalah sumber radiasi paling umum yang diukur dengan sensor pasif. Contoh sensor jarak jauh pasif termasuk fotografi film, inframerah, perangkat yang dipasangkan dengan muatan, dan radiometer. Pengumpulan aktif, di sisi lain, memancarkan energi untuk memindai objek dan area dimana sensor kemudian mendeteksi dan mengukur radiasi yang dipantulkan atau dihamburkan kembali dari target. RADAR dan LiDAR adalah contoh penginderaan jauh aktif yang mengukur waktu tunda antara emisi dan pengembalian, menentukan lokasi, kecepatan, dan arah suatu objek.
Sejarah
Munculnya teknologi terbang memunculkan bidang penginderaan jauh kontemporer. Pada tahun 1858, penerbang balon G. Tournachon, yang sering dikenal sebagai Nadar, mengambil gambar Paris dari udara. Foto-foto awal juga diambil dengan balon tak berawak, roket, layang-layang, dan merpati pos. Foto-foto awal yang terisolasi ini—selain balon—tidak terlalu berguna untuk membuat peta atau melakukan penelitian ilmiah.
Dimulai pada Perang Dunia I, fotografi udara sistematis diciptakan untuk pengintaian dan pengawasan militer. Teknologi penginderaan jarak jauh dengan cepat dialihkan ke penggunaan sipil setelah Perang Dunia I. Kalimat pembuka dari buku teks tahun 1941 berjudul "Aerophotography and Aerosurverying", yang berbunyi sebagai berikut, memberikan contoh berikut:
“Tidak ada lagi kebutuhan untuk mengajarkan fotografi udara – tidak seperti di Amerika Serikat – karena penggunaannya sudah begitu luas dan nilainya begitu besar sehingga bahkan petani yang menanami ladangnya di sudut terpencil negara pun mengetahui nilainya. "
—James Bagley
Menggunakan platform pengumpulan yang dibuat khusus seperti seri U2/TR-1, SR-71, A-5, dan OV-1 untuk pengumpulan overhead dan stand-off, serta pesawat tempur yang dimodifikasi seperti P-51, P-38 , RB-66, dan F-4C, perkembangan teknologi penginderaan jauh mencapai puncaknya selama Perang Dingin. Penggunaan sensor pod yang semakin kecil baik pada platform manusia maupun tak berawak—seperti yang digunakan pada militer dan penegakan hukum—merupakan perkembangan yang relatif baru. Metode ini memiliki keuntungan karena membutuhkan perubahan badan pesawat sesedikit mungkin. Teknologi pencitraan selanjutnya termasuk radar aperture sintetis, Doppler, inframerah, dan radar konvensional.
Dengan berakhirnya Perang Dingin, penciptaan satelit buatan pada paruh kedua abad ke-20 memungkinkan penginderaan jauh berkembang ke tingkat global. Pengukuran global atas beragam data untuk alasan sipil, ilmiah, dan militer dimungkinkan oleh instrumentasi pada sejumlah satelit observasi Bumi dan cuaca, termasuk Landsat, Nimbus, dan misi yang lebih baru seperti RADARSAT dan UARS. Penelitian penginderaan jauh di lingkungan asing juga dimungkinkan oleh wahana antariksa ke planet lain. Misalnya, instrumen SOHO memungkinkan para peneliti mempelajari angin matahari dan Matahari, sedangkan radar aperture sintetis pesawat ruang angkasa Magellan menghasilkan peta topografi Venus yang tepat.
Salah satu inovasi terbaru adalah kemajuan pemrosesan citra satelit, yang dimulai pada tahun 1960an dan 1970an. Evelyn Pruitt menciptakan ungkapan "penginderaan jauh" pada awal tahun 1960an setelah menyadari bahwa fotografi udara bukan lagi istilah yang cocok untuk mengkarakterisasi aliran data yang dihasilkan oleh teknologi baru karena kemajuan ilmu pengetahuan. Dia menemukan istilah "penginderaan jauh" dengan bantuan Walter Bailey, rekan kerja di Kantor Penelitian Angkatan Laut. Peningkatan signifikan pertama pada data fotografi dihasilkan dari pengembangan teknik transformasi Fourier oleh sejumlah kelompok penelitian di Silicon Valley, termasuk NASA Ames Research Center, GTE, dan ESL Inc. Diluncurkan pada tahun 1999, IKONOS adalah satelit komersial pertama yang mengumpulkan data fotografi secara ekstrem. gambar berkualitas tinggi.
Disadur dari: