Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset (PR) Geoinformatika mengembangkan sistem BRIN Fire Hotspot berbasis data satelit pengindraan jauh.
Kepala PR Geoinformatika BRIN Rokhis Khomarudin menjelaskan, sistem ini secara otomatis menerima dan memproses data titik api dan kebakaran hutan dari ground station.
“Data tersebut disimpan dan ditampilkan langsung di website, dan sistem mengirim data kepada pengguna," jelas Rokhis, dalam Bincang Sains Kawasan Bandung Garut, secara daring, Selasa (19/3).
Rokhis menyampaikan, BRIN Fire Hotspot merupakan prototipe dari salah satu program kegiatan Geoinformatika Multi Input Multi Output (Geomimo). Ini merupakan konsep yang memungkinkan banyak data dapat dimasukkan dalam satu mesin, dilengkapi dengan berbagai plugin yang terspesialisasikan. Setiap plugin dirancang untuk menghasilkan output yang beragam, disebut sebagai multi output.
“Tantangan bagi para peneliti geoinformatika adalah untuk mengembangkan plugin-plugin ini agar dapat menghasilkan produk dengan cepat, akurat, dan biaya terjangkau. Dengan demikian, Geomimo dapat menjadi solusi efektif dalam pengolahan dan analisis data geografis yang kompleks,” katanya.
Dalam pengembangan Geomimo, jelas Rokhis, prototipe ini akan menjadi plugin sendiri yang terus diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman dan ketersediaan data.
Menurut Rokhis, tantangan selanjutnya adalah mengurangi ketergantungan pada sumber data asing. Diperlukan upaya untuk membangun sumber data dan infrastruktur sendiri, termasuk satelit untuk mendukung riset geoinformatika dengan baik.
Sumber: https://brin.go.id/