KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjalin kerja sama untuk memperluas cakupan dan tujuan program LPDP. Perluasan beasiswa LPDP yang diluncurkan pada Merdeka Belajar episode kesepuluh adalah Beasiswa Sarjana Profesi Guru. Program ini dilaksanakan sebagai hibah untuk membiayai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru profesional atau guru profesional non-universitas, seperti sertifikasi, magang dan pelatihan, serta memperkuat penelitian dan pelatihan penelitian guru profesional. Direktur Pusat Pelayanan Keuangan Pendidikan (Puslapdik) Abdul Kahar mengatakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah menarik minat yang luar biasa dari kalangan dosen, guru, pekerja budaya, serta mahasiswa berprestasi untuk meningkatkan kapasitas melalui diploma dan gelar lainnya. program pelatihan.
" Saat ini, kami lebih fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sains dan Teknologi (Kementerian Pembangunan). Misalnya, para pekerja budaya melakukan hal ini pada saat pertama tahun. “Kemudian ada juga hibah khusus untuk teman-teman kita yang berprofesi sebagai guru, ini tahun pertama kita kerja sama dengan LPDP,” ujarnya dalam situs Silaturahm Pendidikan Gratis, seperti di situs Kemendikbud, Iptek. pada Rabu (1 Mei 2021). “Hal ini sudah terjadi selama beberapa tahun bagi fakultas, namun sebelumnya akses ke fakultas kami masih terbatas,” tambah Abdul Kahar. Jika pada tahun 2021 sosialisasi kepada para pendidik dan dosen penyalur beasiswa LPDP, mahasiswa tingkat lanjut, dan pekerja budaya dinilai masih kurang, Abdul Kahar mengatakan sosialisasi akan meningkat pada tahun 2022 dan sebelumnya. “Pemerintah akan melanjutkan program ini pada tahun 2022 juga,” tegas Kapuslapdik Abdul Kahar.
Kisah sarjana nongelar
Salah satu sarjana nongelar, Ince Dian Aprilani Azir, dosen kajian kreatif di Politeknik Negeri Media, berbagi pengalaman mengikuti pendanaan LPDP pada Program Praktisi Industri. “Ini adalah kesempatan saya sebagai akselerator, dimana sebagai penerima program ini, saya dapat mempercepat koneksi dan keselarasan antara dunia kampus dan dunia industri secara lebih nyata, nyata, dan lebih cepat,” kata Ince. Salah satu hal yang menarik fakultas Incet untuk program fellowship non-gelar adalah kesempatan untuk menyajikan bukti dunia nyata yang melampaui teori. Dikatakannya, salah satu indikator kinerja guru SMK adalah kegiatan ekstrakurikuler. “Jadi motivasi terbesar saya adalah ingin menjadi agen akselerasi, dan salah satu caranya adalah dengan mengikuti program ini,” ujarnya. Ince mengatakan program magang industri yang dilaksanakannya mendorong percepatan kolaborasi kampus-industri, sesuai dengan indikator pendidikan tinggi. “Dalam waktu singkat, tiga bulan setelah magang, banyak program kerjasama yang terjalin antara kampus dan industri. “Salah satunya saya telah menandatangani beberapa MoA (Memorandum of Agreement) yaitu penyusunan Memorandum of Understanding (MoU) antara kampus dan industri,” ujarnya.
Ince terus memaparkan mahasiswa MOA tersebut. program magang secara lebih rinci. Selain itu, selama magang di industri, Ince juga mendatangkan para pelaku industri magang untuk kuliah umum, webinar dan kesempatan terbuka atau workshop bagi civitas akademika Politeknik Negeri Media Kreatif. di lapangan tempat dia berlatih. Ince menambahkan, program magang yang dijalaninya juga menjadi motivasi dirinya untuk melangkah, terkait dengan misi utamanya memperkenalkan Tridharma ke perguruan tinggi. Ia mengatakan, dalam tiga bulan setelah magang, ia membuahkan empat hasil. Pertama, dalam hal pelatihan dan pengajaran, Ince telah berhasil menerbitkan modul kursus terkait industri. Modul ini menghasilkan ISBN (Nomor Buku Standar Internasional) dan hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kemudian, Ince menerbitkan artikel penelitian di bidang penelitian di majalah Sinta 3 yang terindeks internasional.
Selama magang, Ince menyelenggarakan pelatihan di bidang yang ia praktikkan di Tridarmas, sebuah organisasi pengabdian masyarakat. Belakangan, ia juga berhasil menerbitkan artikel terkait bakti sosial yang dimuat di jurnal internasional terindeks. “Ternyata banyak hal yang mengalami akselerasi, apalagi dengan Tridarma. Kalau saya hanya menjadi dosen di kampus, mungkin penghasilan saya tidak akan sebanyak dan secepat itu.
“Jadi sangat mendukung perkembangan pribadi saya,” kata Ince. Ince berpesan kepada rekan-rekan guru untuk siap mengejar bola atau aktif mencari informasi dan tidak menunggu kontak dari pihak kampus atau pihak lain. “Saat pertama kali mendengar tentang program LPDP Non Gelar, saya selalu mengikuti informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, apapun updatenya, hingga muncul informasi untuk mengikuti program diklat fakultas industri,” ujarnya. Ince juga berharap, ke depan, program beasiswa nongelar LPDP dapat memungkinkan para dosen perguruan tinggi profesional untuk magang di luar negeri. Untuk informasi lebih detail mengenai program beasiswa dan pendaftarannya, masyarakat dapat mengunjungi laman beasiswa LPDP melalui tautan https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/ atau laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui tautan https://beasiswa kemdikbud. .go.id/.
Sumber: kompas.com