Proses belajar dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku disebut pembelajaran observasional. Ini adalah semacam pembelajaran sosial yang memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara sesuai dengan mekanisme yang berbeda. Pada manusia, tampaknya pembelajaran seperti ini memerlukan model sosial—orang tua, saudara kandung, teman, atau guru—serta lingkungannya agar dapat berlangsung, bukan penguatan. Seseorang yang mempunyai kedudukan atau kedudukan yang lebih tinggi di lingkungannya merupakan teladan, terutama bagi anak kecil. Pada hewan, pembelajaran observasional sering kali didasarkan pada pengkondisian klasik, di mana tindakan bawaan—seperti mengerumuni burung—ditimbulkan dengan melihat aktivitas orang lain; namun, mekanisme lain mungkin juga berperan.
Model memperlihatkan dan mengekspresikan keteladanan dalam banyak perilaku yang dilihat, diingat, dan ditiru oleh pelajar—meskipun model tersebut mungkin tidak secara aktif mencoba menanamkan kebiasaan tertentu. Keteladanan yang buruk dapat mengajarkan anak untuk merokok, menampar, mengumpat, dan menoleransi perilaku tidak diinginkan lainnya. Melalui pembelajaran observasional, anak-anak terus menerus menangkap perilaku baik dan tidak menyenangkan, menurut Albert Bandura. Menurut pembelajaran observasional, perilaku, kognisi, dan lingkungan sekitar seseorang semuanya mempengaruhi dan pada akhirnya menentukan bagaimana orang tersebut berperilaku dan bekerja.
Kebiasaan individu dapat menyebar ke seluruh komunitas melalui pembelajaran observasional, sebuah proses yang dikenal sebagai rantai difusi. Intinya, hal ini terjadi ketika seseorang mengambil suatu perilaku dengan memperhatikan orang lain, yang kemudian bertindak sebagai panutan untuk diikuti orang lain, dan seterusnya.
Apakah pembelajaran observasional merupakan metode pembelajaran yang disukai individu atau masyarakat sebagian bergantung pada faktor budaya. Karena anak-anak dalam budaya tertentu diharapkan untuk menjadi anggota komunitas mereka yang terlibat, mereka terus-menerus dihadapkan pada berbagai profesi dan tanggung jawab. Anak-anak dapat melihat dan belajar tentang banyak kemampuan dan adat istiadat yang dihargai di komunitas mereka berkat paparan ini.
Analisis eksperimen boneka Bobo mengungkapkan nilai pembelajaran observasional. Pada tahun 1961, Albert Bandura—yang terkenal karena eksperimen boneka Bobo yang ikonik—mengidentifikasi jenis pembelajaran mendasar ini. Manfaat pembelajaran observasional adalah memungkinkan orang—terutama anak-anak—untuk mengambil perilaku baru dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku.
Menurut Albert Bandura, lingkungan sekitar seseorang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Mengamati tindakan baik dan buruk membantu orang belajar melalui observasi. Menurut Bandura, tingkah laku masyarakat bisa saja dipengaruhi oleh lingkungannya dan sebaliknya. Teori ini dikenal sebagai determinisme timbal balik. Eksperimen boneka Bobo, misalnya, menunjukkan bagaimana model mempengaruhi perilaku anak-anak dalam lingkungan tertentu. Dalam percobaan ini, Bandura mengungkapkan bahwa meskipun kelompok kontrol dan kelompok anak-anak lainnya yang berada dalam lingkungan panutan pasif hampir selalu menunjukkan permusuhan, satu kelompok anak-anak yang ditempatkan dalam lingkungan agresif akan berperilaku sama.
Anak-anak jarang dipisahkan dari aktivitas orang dewasa dalam budaya di mana observasi adalah metode pendidikan utama. Anak-anak dapat memanfaatkan integrasi awal mereka ke masa dewasa untuk menerapkan bakat mereka dalam pembelajaran observasional ke berbagai bidang kehidupan. Pembelajaran observasional semacam ini membutuhkan perhatian yang tajam terhadap detail. Dari sudut pandang budaya, anak-anak menyadari betapa berharganya keterlibatan dan kontribusi mereka dalam komunitas. Hal ini mengajarkan anak-anak bahwa sebagai anggota komunitas, mereka bertanggung jawab untuk memperhatikan upaya orang lain sehingga mereka semakin tertarik dan berpartisipasi dalam komunitas.
Hipotesis pembelajaran kognitif sosial yang dikembangkan oleh Bandura menyatakan bahwa pembelajaran observasional mungkin memiliki berbagai efek menguntungkan dan negatif terhadap perilaku. Sebagai permulaan, ini mungkin mengajarkan kebiasaan baru. Selain itu, hal ini dapat mengubah seberapa sering tindakan yang diajarkan sebelumnya terjadi. Dalam beberapa kasus, pembelajaran observasional bahkan dapat mendorong tindakan yang sebelumnya dilarang (seperti yang terlihat dari tindakan agresif yang ditiru anak-anak terhadap boneka Bobo dalam penelitian Albert Bandura). Selain itu, meskipun tidak persis sama, tindakan yang ditiru mungkin dipengaruhi oleh pembelajaran observasional. Seorang penonton dapat terinspirasi untuk memainkan saksofon jika mereka melihat seorang model bermain piano dengan sangat baik.
Sumber: