Astronautika: Pengertian, Sejarah, Beserta Subdisplin

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

03 Mei 2024, 08.31

Sumber: en.wikipedia.org

Astronautika

Astronautika, atau kadang disebut juga kosmonautika, merujuk pada praktik pengiriman pesawat ruang angkasa melampaui atmosfer bumi ke luar angkasa. Penerbangan luar angkasa menjadi salah satu aplikasi utama dalam bidang ini, dengan ilmu luar angkasa sebagai fokus utamanya.

Istilah "astronotika" (awalnya "astronotique" dalam bahasa Perancis) pertama kali diciptakan pada tahun 1920-an oleh J.-H. Rosny, yang merupakan presiden akademi Goncourt, dengan inspirasi dari bidang aeronautika. Seiring dengan adanya tumpang tindih teknis antara kedua bidang tersebut, istilah "dirgantara" sering digunakan untuk merujuk pada keduanya secara bersamaan. Pada tahun 1930, Robert Esnault-Pelterie menerbitkan buku pertama yang mengulas bidang penelitian ini.

Istilah "kosmonotika" (awalnya "kosmonotika" dalam bahasa Perancis) diperkenalkan pada tahun 1930-an oleh Ary Sternfeld melalui bukunya yang berjudul "Initiation à la Cosmonautique" (Pengantar kosmonautika). Sternfeld diberi Penghargaan Prix REP-Hirsch, yang kemudian dikenal sebagai Prix d'Astronautique, dari Masyarakat Astronomi Perancis pada tahun 1934.

Seperti halnya dalam aeronautika, aplikasi di luar angkasa juga harus bertahan dalam kondisi ekstrem, termasuk ruang hampa tingkat tinggi, radiasi di ruang antarplanet, dan sabuk magnet di orbit rendah Bumi. Kendaraan peluncuran luar angkasa harus dirancang untuk menahan tekanan yang besar, sedangkan satelit harus mampu mengatasi variasi suhu yang signifikan dalam waktu yang singkat. Keterbatasan pada massa juga menjadi tantangan utama bagi para insinyur astronautika, yang menghadapi tuntutan terus-menerus untuk mengurangi massa dalam desain agar muatan yang diangkut mencapai orbit dengan efisien.

Sejarah

Sejarah awal astronotika dimulai dengan aspek teoritis, di mana dasar matematika perjalanan luar angkasa ditegakkan oleh Isaac Newton dalam risalahnya tahun 1687 yang berjudul Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica. Matematikawan lain seperti Leonhard Euler dari Swiss dan Joseph Louis Lagrange dari Prancis-Italia juga memberikan kontribusi penting pada abad ke-18 dan ke-19. Walaupun demikian, astronotika baru menjadi disiplin praktis pada pertengahan abad ke-20. Sementara itu, pertanyaan tentang penerbangan luar angkasa telah memicu imajinasi tokoh-tokoh sastra seperti Jules Verne dan H.G. Wells. Pada awal abad ke-20, ilmuwan kosmis Rusia, Konstantin Tsiolkovsky, menyusun persamaan roket yang mengatur pergerakan berbasis roket, memungkinkan penghitungan kecepatan akhir roket dari massa pesawat ruang angkasa (m₁), massa propelan dan pesawat ruang angkasa (m₀), dan kecepatan keluar propelan (ve).

Pada awal tahun 1920-an, Robert H. Goddard mengembangkan roket berbahan bakar cair, yang kemudian menjadi komponen penting dalam desain roket terkenal seperti V-2 dan Saturn V dalam beberapa dekade berikutnya.

Prix d'Astronautique (Hadiah Astronautika), yang diberikan oleh Société astronomique de France, merupakan penghargaan pertama dalam bidang ini. Penghargaan internasional ini, yang didirikan oleh pionir penerbangan dan astronotika Robert Esnault-Pelterie dan André-Louis Hirsch, diberikan dari tahun 1929 hingga 1939 sebagai pengakuan atas studi perjalanan antarplanet dan astronotika.

Pada pertengahan tahun 1950-an, dimulailah Perlombaan Luar Angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Subdisiplin

Meskipun astronotika sering dianggap sebagai subjek yang khusus, para insinyur dan ilmuwan yang terlibat dalam bidang ini harus memiliki pengetahuan yang luas di berbagai bidang.

  • Astrodinamika: Ini adalah studi tentang gerak orbital. Para ahli dalam bidang ini mempelajari topik seperti lintasan pesawat ruang angkasa, balistik, dan mekanika angkasa.

  • Penggerak Pesawat Ruang Angkasa: Ini melibatkan studi tentang bagaimana pesawat ruang angkasa mengubah orbitnya dan bagaimana peluncurannya dilakukan. Banyak pesawat ruang angkasa dilengkapi dengan berbagai jenis mesin roket, sehingga sebagian besar penelitian berfokus pada jenis-jenis tenaga penggerak roket seperti bahan kimia, nuklir, atau listrik.

  • Desain Pesawat Ruang Angkasa: Ini melibatkan rekayasa sistem yang khusus berkaitan dengan penggabungan semua subsistem yang diperlukan untuk kendaraan peluncuran atau satelit tertentu.

  • Kontrol: Ini mencakup menjaga satelit atau roket pada orbit yang diinginkan (seperti dalam navigasi pesawat ruang angkasa) dan juga mengatur orientasinya (seperti dalam kontrol sikap).

  • Lingkungan Luar Angkasa: Meskipun lebih merupakan sub-disiplin fisika daripada astronotika, dampak cuaca luar angkasa dan masalah lingkungan lainnya menjadi bidang studi yang semakin penting bagi perancang pesawat ruang angkasa.

  • Bioastronotika: Ini adalah bidang studi yang melibatkan efek dan adaptasi organisme hidup terhadap lingkungan luar angkasa serta pengembangan teknologi untuk mendukung kehidupan di luar angkasa.

Disadur dari: en.wikipedia.org