Industri pertambangan menghadapi berbagai risiko kesehatan kerja, salah satunya adalah paparan bahan kimia berbahaya melalui inhalasi. Penelitian ini berfokus pada divisi konsentrasi di PT Freeport Indonesia, yang menggunakan berbagai bahan kimia dalam pemrosesan mineral. Dari tujuh bahan kimia yang diteliti, empat di antaranya memiliki risiko paparan inhalasi yang signifikan. Beberapa bahan kimia utama yang dikaji meliputi:
- AERO® 7249 Promoter: Mengandung dithiophosphate dan monothiophosphate, memiliki risiko STOT-SE 3 (H335, H336).
- AERO® 317 Xanthate: Mengandung xanthate dan disodium sulfide, dikategorikan sebagai toksik akut level 3 (H301, H312, H335, H336).
- Solutrix 11: Mengandung phosphonic acid dan isothiazolone, memiliki toksisitas akut kategori 2 (H330, H311).
- Lime (Kapur): Mengandung calcium oxide, berisiko menyebabkan STOT-SE 3 (H335).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko inhalasi untuk bahan kimia ini berkisar dari sedang hingga tinggi. AERO® 317 Xanthate dan Solutrix 11 dikategorikan sebagai bahan kimia dengan risiko tinggi, sementara dua lainnya memiliki risiko sedang. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, inflamasi paru-paru, hingga gangguan neurologis. Dalam kasus Xanthate, hidrolysis yang terjadi dapat menghasilkan karbon disulfida (CS2), yang dikenal sebagai zat neurotoksik. Studi ini juga mencatat bahwa lebih dari 30,8 juta hari kerja hilang akibat penyakit kerja terkait bahan kimia, dengan estimasi 13.000 kematian per tahun akibat paparan bahan kimia dan debu di lingkungan kerja (HSE, 2022).
Rekomendasi dan Strategi Mitigasi
- Peningkatan Rekayasa Keselamatan
- Modifikasi sistem hopper dan pengemasan otomatis untuk mengurangi paparan langsung.
- Penggunaan ventilasi lokal untuk mengurangi konsentrasi bahan kimia di udara.
- Penguatan Protokol Administratif
- Pelatihan rutin bagi pekerja terkait bahaya kimia dan penanganannya.
- Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis Global Harmonized System (GHS).
- Peningkatan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Menggunakan respirator khusus bagi pekerja yang terpapar langsung.
- Menyediakan sarung tangan, pakaian pelindung, dan kacamata keselamatan.
Pentingnya penilaian risiko terhadap paparan inhalasi bahan kimia dalam industri pertambangan. Studi kasus di PT Freeport Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar bahan kimia yang digunakan memiliki risiko sedang hingga tinggi. Oleh karena itu, penerapan strategi mitigasi yang komprehensif sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja.
Sumber Artikel:
Susanto, A., Mauliku, N. E., Suhat, S., Nugrahaeni, D. K., & Budiana, T. A. "Risk Assessment of Inhalation Exposure to the Use of Chemicals in the Mineral Processing." KEMAS 19 (2) (2023): 254-264.