Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

06 Maret 2025, 09.07

pexels.com

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di rumah sakit menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap tenaga kesehatan, pasien, dan bahkan pengunjung. Paper berjudul Analysis of Occupational Safety and Health (OSH) Risks in Hospitals: Literature Review karya Widi Mahasih Pramusiwi, Widodo Hariyono, dan Rochana Ruliyandari dari Universitas Ahmad Dahlan mengkaji berbagai risiko K3 di rumah sakit Indonesia melalui tinjauan literatur sistematis.

Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review dengan pendekatan PRISMA untuk menyeleksi enam artikel ilmiah terkait K3 rumah sakit di Indonesia. Sumber data diperoleh melalui Google Scholar dengan kata kunci "Hospital Occupational Health and Safety Risks" dalam rentang tahun 2018-2022.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko K3 di rumah sakit dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok utama:

  1. Risiko Fisik: Cedera akibat jatuh, tertusuk jarum, terkena benda tajam, kecelakaan listrik, dan gangguan akibat pencahayaan buruk.
  2. Risiko Kimia: Paparan bahan kimia berbahaya seperti disinfektan, gas anestesi, limbah medis, dan obat-obatan sitotoksik.
  3. Risiko Biologis: Penyebaran virus dan bakteri penyebab infeksi nosokomial, COVID-19, hepatitis, HIV/AIDS, dan tuberkulosis.
  4. Risiko Ergonomis: Cedera otot dan tulang akibat postur kerja yang buruk, mengangkat pasien dengan teknik yang salah, serta kelelahan akibat pekerjaan berulang.
  5. Risiko Psikologis: Stres kerja, gangguan kecemasan, serangan dari pasien, serta kejenuhan akibat jam kerja panjang.

Beberapa temuan penting dari studi kasus yang dikaji dalam penelitian ini:

  • Risiko Infeksi Nosokomial di IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang: Ditemukan bahwa tenaga kesehatan di IGD menghadapi risiko tinggi terhadap infeksi dari virus dan bakteri. Studi ini menunjukkan bahwa tenaga medis di rumah sakit ini sering mengalami paparan HIV, hepatitis, dan COVID-19 akibat kurangnya standar proteksi diri.
  • Bahaya Limbah Medis di RSU Haji Surabaya: Petugas kebersihan menghadapi risiko tinggi terkena tusukan jarum bekas, yang dapat menyebabkan infeksi HIV dan hepatitis. Paparan limbah medis yang tidak terkelola dengan baik juga meningkatkan risiko penyakit akibat vektor seperti tikus dan serangga.
  • Kelelahan dan Gangguan Muskuloskeletal di RS Roemani Muhammadiyah Semarang: Petugas filing rekam medis sering mengalami sakit punggung, nyeri sendi, serta stres akibat beban kerja yang berlebihan dan ergonomi kerja yang buruk.
  • Paparan Bahan Kimia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit: Ditemukan bahwa petugas farmasi sering terpapar zat beracun yang dapat menyebabkan iritasi mata, gangguan pernapasan, hingga penyakit akibat paparan jangka panjang.

Dari hasil penelitian ini, ada beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko K3 di rumah sakit:

  1. Peningkatan Standar Keselamatan: Menerapkan standar K3 yang lebih ketat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur pembuangan limbah, serta sistem ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan bahan kimia berbahaya.
  2. Pelatihan dan Kesadaran Pegawai: Seluruh tenaga kesehatan dan staf rumah sakit harus mendapatkan pelatihan rutin mengenai manajemen risiko K3 dan cara penanganan darurat jika terjadi kecelakaan kerja.
  3. Peningkatan Infrastruktur dan Peralatan: Menyediakan alat kerja ergonomis, pencahayaan yang cukup, serta sistem keamanan untuk mencegah kecelakaan akibat jatuh atau tertusuk benda tajam.
  4. Dukungan Psikologis untuk Tenaga Kesehatan: Memberikan fasilitas konseling dan sistem kerja yang lebih fleksibel guna mengurangi tingkat stres dan kelelahan di lingkungan rumah sakit.

Penelitian ini menegaskan bahwa risiko K3 di rumah sakit sangat beragam dan berpotensi menimbulkan dampak serius bagi tenaga kesehatan serta pasien. Oleh karena itu, implementasi kebijakan keselamatan yang lebih baik sangat diperlukan guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus melindungi kesejahteraan tenaga medis dan staf pendukungnya.

Sumber: Widi Mahasih Pramusiwi, Widodo Hariyono, Rochana Ruliyandari. Analysis of Occupational Safety and Health (OSH) Risks in Hospitals: Literature Review. MPPKI (August 2024) Vol. 7 No. 8. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu.