Laboratorium kimia organik merupakan lingkungan kerja dengan tingkat risiko tinggi akibat penggunaan berbagai bahan kimia berbahaya. Risiko yang dihadapi mencakup keracunan, paparan zat beracun, ledakan, kebakaran, serta dampak kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi pengguna laboratorium untuk memahami karakteristik bahan kimia dan menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko.
Paper ini mengkaji tingkat risiko penggunaan bahan kimia di laboratorium kimia organik FMIPA Undiksha. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bahan kimia berbahaya, menganalisis tingkat risikonya, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan laboratorium.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui:
- Observasi langsung terhadap aktivitas di laboratorium.
- Identifikasi bahan kimia berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS).
- Dokumentasi pemakaian bahan kimia yang dilakukan selama satu semester.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia yang digunakan di laboratorium. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa kategori utama bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia organik FMIPA Undiksha, antara lain:
1. Kategori Bahan Kimia Berbahaya
Laboratorium ini menggunakan berbagai bahan kimia yang masuk dalam kategori iritan, beracun, sangat beracun, korosif, mudah terbakar, hingga berpotensi meledak. Beberapa contoh bahan kimia yang diklasifikasikan berdasarkan risikonya meliputi:
- Bahan iritan: Natrium hidroksida (NaOH), heksanol (C₆H₅OH), dan klorin (Cl₂).
- Bahan beracun: Benzena (C₆H₆), metanol (CH₃OH), dan hidrogen sulfida (H₂S).
- Bahan korosif: Asam klorida (HCl), asam sulfat (H₂SO₄), dan natrium hidroksida pekat.
- Bahan mudah terbakar: Aseton, dietil eter, dan propana.
- Bahan eksplosif: Kalium klorat (KClO₃) dan amonium nitrat (NH₄NO₃).
- Bahan pengoksidasi: Hidrogen peroksida dan kalium perklorat.
2. Jenis Risiko yang Ditimbulkan
Penggunaan bahan kimia ini berpotensi menimbulkan berbagai risiko kesehatan dan lingkungan, antara lain:
- Iritasi kulit dan mata akibat paparan zat iritan.
- Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh uap bahan kimia seperti diklorometana dan kloroform.
- Kerusakan jaringan tubuh akibat bahan korosif seperti asam kuat dan basa pekat.
- Paparan zat beracun yang dapat menyebabkan gangguan saraf, kanker, atau bahkan kematian.
- Kebakaran dan ledakan akibat bahan mudah terbakar dan bahan reaktif.
3. Tingkat Risiko Paparan
Studi ini menunjukkan bahwa tingkat risiko bagi pengguna laboratorium tergolong tinggi, terutama akibat kurangnya kesadaran pengguna dalam menangani bahan kimia secara aman. Berdasarkan analisis, beberapa bahan seperti diklorometana (DCM) dan n-heksana berpotensi menyebabkan efek jangka panjang, seperti:
- Diklorometana (DCM): Zat penyebab kanker yang dapat merusak sistem saraf dan reproduksi.
- N-heksana: Mengganggu sistem saraf pusat dan menyebabkan efek mirip mabuk meskipun terpapar dalam jangka pendek.
Beberapa insiden yang pernah terjadi di laboratorium kimia FMIPA Undiksha meliputi:
- Mahasiswa pingsan setelah menghirup uap eter tanpa ventilasi yang memadai.
- Kulit melepuh akibat paparan asam sulfat yang tidak tertangani dengan baik.
- Gangguan pernapasan setelah praktikum, yang diduga akibat paparan zat volatil seperti kloroform.
Insiden-insiden ini mengindikasikan perlunya pengelolaan bahan kimia yang lebih ketat serta peningkatan kesadaran pengguna laboratorium.
Korelasi Antara Paparan Jangka Panjang dan Penyakit
Meskipun tidak ada data spesifik tentang korban jiwa akibat paparan bahan kimia di laboratorium ini, beberapa kasus kesehatan menunjukkan adanya indikasi gangguan kesehatan akibat bahan beracun. Studi lain menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap benzena dapat menyebabkan leukemia, sedangkan asap formaldehida dapat memicu kanker paru-paru. Hal ini menegaskan pentingnya tindakan pencegahan yang lebih baik.
Beberapa langkah yang disarankan untuk meningkatkan keamanan laboratorium meliputi:
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata, dan masker setiap saat.
- Peningkatan ventilasi untuk mengurangi paparan gas beracun.
- Pengadaan lemari penyimpanan khusus untuk bahan kimia yang mudah terbakar dan beracun.
Penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS)
MSDS merupakan dokumen penting yang berisi informasi tentang bahaya bahan kimia serta cara penanganannya. Sayangnya, laboratorium ini belum memiliki dokumentasi MSDS yang lengkap. Setiap bahan kimia berbahaya harus dilengkapi dengan MSDS yang mudah diakses oleh pengguna laboratorium agar mereka lebih memahami cara menangani bahan tersebut dengan aman. Kesadaran pengguna laboratorium masih menjadi tantangan utama dalam pencegahan kecelakaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan:
- Pelatihan berkala tentang keselamatan laboratorium bagi mahasiswa dan tenaga pengajar.
- Simulasi keadaan darurat untuk menguji kesiapan menghadapi insiden bahan kimia.
- Sosialisasi bahaya bahan kimia melalui poster dan label yang mudah dipahami.
Untuk memastikan efektivitas langkah-langkah keselamatan, laboratorium perlu melakukan:
- Inspeksi rutin terhadap kondisi penyimpanan bahan kimia.
- Evaluasi risiko secara berkala dengan mempertimbangkan frekuensi penggunaan bahan kimia.
- Penerapan standar keselamatan global seperti regulasi Occupational Safety and Health Administration (OSHA).
Studi ini mengungkapkan bahwa bahan kimia berbahaya di laboratorium kimia organik FMIPA Undiksha memiliki potensi risiko yang tinggi terhadap kesehatan dan lingkungan. Beberapa bahan, seperti diklorometana dan n-heksana, dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang, sedangkan bahan lain berpotensi menimbulkan kebakaran atau ledakan. Untuk mengurangi risiko ini, perlu diterapkan langkah-langkah seperti peningkatan protokol keselamatan, pelatihan pengguna laboratorium, serta pengawasan ketat terhadap bahan kimia. Dengan strategi ini, keselamatan laboratorium dapat ditingkatkan secara signifikan.
Sumber Asli Paper
Subamia, I. D. P., Wahyuni, I. G. A. N. S., & Widiasih, N. N. (2019). Analisis Risiko Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Wahana Matematika dan Sains, Vol 13 No 1, April 2019.