Analisis Pohon Kesalahan Statis dan Dinamis untuk Sistem Kendaraan Hibrida dan Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti

20 Mei 2025, 10.07

pexels.com

Mengapa Analisis Risiko Kereta Jadi Sorotan di Vietnam?

Vietnam sedang mengalami transformasi besar dalam sistem transportasinya. Seiring kemajuan infrastruktur dan urbanisasi, kebutuhan akan moda transportasi massal yang aman, efisien, dan andal semakin mendesak. Salah satu proyek ambisius dalam konteks ini adalah Urban Mass Rapid Transit (UMRT) Line HN2A, jalur metro pertama di Hanoi dan juga di seluruh Vietnam. Namun, di balik kemegahan jalur rel layang ini, ada tantangan besar: memastikan keselamatan operasional di tengah keterbatasan infrastruktur lama dan kesiapan manajemen risiko.

Makalah ini menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya dilakukan analisis risiko ilmiah berbasis data terhadap sistem metro di Vietnam, dengan menggunakan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA). Penelitian ini mengidentifikasi sumber utama kecelakaan kereta, khususnya tabrakan antar kereta, serta menawarkan solusi berbasis evaluasi data dan standar internasional seperti EN 50126.

Apa Itu Fault Tree Analysis dan Mengapa Dipilih?

FTA adalah pendekatan deduktif yang merunut penyebab utama kegagalan sistem (top event), seperti tabrakan kereta, dengan memetakan penyebab-penyebab dasarnya secara logis menggunakan simbol gerbang (AND, OR, dll). Teknik ini memungkinkan visualisasi dan kuantifikasi risiko, serta membantu mengidentifikasi titik-titik lemah yang perlu diperbaiki.

Di Vietnam, pendekatan keselamatan sebelumnya masih bersifat reaktif, mengandalkan statistik pascakecelakaan. Dalam konteks inilah, FTA dipilih sebagai alat prediktif yang relatif mudah diterapkan, meskipun belum banyak digunakan di negara berkembang dengan infrastruktur yang belum modern seperti Vietnam.

Studi Kasus: UMRT Line HN2A, Cat Linh – Ha Dong

Spesifikasi Teknis

  • Panjang jalur: 13 km
  • Jumlah stasiun: 12
  • Sistem pengendalian: CBTC (Communication-Based Train Control)
  • Kecepatan maksimal kereta: 80 km/jam
  • Jumlah kereta: 13 rangkaian empat gerbong
  • Tahap komersial: mulai November 2021

Line HN2A menjadi proyek metro pertama yang menggunakan sistem otomatisasi penuh di Vietnam. Namun, kompleksitas ini juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam aspek pemeliharaan dan kontrol keselamatan.

Pendekatan Penelitian: Langkah-langkah FTA

1. Identifikasi Bahaya

Peneliti mengidentifikasi bahwa tabrakan kereta adalah skenario kecelakaan paling krusial, baik antar kereta aktif maupun antara kereta aktif dengan kereta yang sedang tidak beroperasi. Bahaya ini berasal dari:

  • Kesalahan manusia (driver, dispatcher)
  • Kegagalan sistem ATP (Automatic Train Protection)
  • Masalah teknis kendaraan (rem, kopling, sistem traksi)
  • Masalah infrastruktur (adhesi rel-roda)

2. Konstruksi Fault Tree

Pohon logika dibentuk berdasarkan dua kategori utama:

  • C1: Tabrakan antar kereta aktif (miscommunication, ATP error, driver error, vehicle failure, infrastruktur)
  • C2: Tabrakan dengan kereta tidak aktif (ATP error, vehicle failure, driver error)

Setiap penyebab didekomposisi menjadi sub-penyebab yang kemudian dikalkulasi probabilitasnya berdasarkan data statistik dan asumsi desain.

3. Perhitungan Probabilitas

Probabilitas tabrakan dihitung dalam satuan kejadian per 100.000 km operasi. Misalnya:

  • Driver error: 5.12 × 10⁻³
  • Vehicle failure: 4.49 × 10⁻³
  • ATP system failure: 6.48 × 10⁻⁵

Probabilitas total tabrakan kereta diperkirakan sekitar 1,95 kejadian per 100.000 km operasi, yang berarti sekitar 0,014 kejadian per tahun pada tahap operasional awal.

Temuan Penting: Siapa yang Paling Bertanggung Jawab?

Dominasi Kesalahan Manusia

Data FTA menunjukkan bahwa 44% risiko berasal dari human error, seperti salah membaca sinyal, tidak bereaksi terhadap sinyal peringatan, atau pelanggaran aturan. Ini mencerminkan kondisi pelatihan, beban kerja, serta budaya keselamatan yang masih perlu diperkuat di Vietnam.

Peran Kritis Faktor Teknis

Sekitar 33% dari risiko bersumber dari kondisi teknis kereta, termasuk kegagalan rem, masalah kopling, hingga desain bogie yang tidak optimal. Penurunan faktor adhesi rel-roda juga menjadi perhatian serius, terutama pada musim hujan dengan kelembaban tinggi.

Kesesuaian Model Teoritis dengan Data Nyata

Model FTA divalidasi dengan data operasi dari 2018–2021, termasuk fase uji coba dan komersial awal. Sebagian besar hasil teoritis sesuai dengan data aktual, namun ditemukan penyimpangan pada aspek seperti kesalahan driver dan adhesi rel-roda, yang lebih tinggi dari prediksi awal.

Rekomendasi Praktis untuk Keselamatan Metro Hanoi

A. Perbaikan Aspek Teknis

  • Inspeksi rem dan roda secara rutin dengan teknologi seperti ultrasonic dan kamera digital.
  • Peningkatan desain sistem pengereman, khususnya untuk kondisi cuaca ekstrem.
  • Sistem pelumasan rel otomatis untuk meningkatkan adhesi.
  • Pengujian dinamis rem secara berkala menggunakan sistem ATP.

B. Reformasi Kinerja Manusia

  • Pelatihan ulang driver secara berkala.
  • Pemeriksaan kesehatan dan psikologis untuk mengatasi stres kerja.
  • Penerapan safety culture berbasis kompetensi dan komunikasi lintas divisi.
  • Penguatan regulasi kerja: waktu istirahat, shift kerja, dan prosedur darurat.

C. Pengelolaan Data dan Sistem Manajemen Risiko

  • Pengumpulan dan pembaruan data kecelakaan secara real-time.
  • Integrasi sistem pelaporan insiden dari semua lini.
  • Audit berkala terhadap sistem FTA dan adaptasi model berbasis pembelajaran mesin (machine learning).

Perbandingan dengan Penelitian Serupa

Di negara-negara maju seperti Jepang dan Jerman, FTA telah dikombinasikan dengan metode seperti Bayesian Network atau Monte Carlo Simulation untuk prediksi multivariabel dan sistem adaptif. Sementara itu, penelitian ini masih fokus pada model dasar FTA. Namun, justru di sinilah kekuatannya: model ini sederhana, aplikatif, dan cocok untuk sistem baru seperti UMRT Vietnam yang masih mengumpulkan data awal.

Opini Kritis dan Nilai Tambah Penelitian

Penelitian ini membuka jalan bagi penerapan pendekatan kuantitatif keselamatan di negara berkembang. Keputusan untuk menggunakan FTA sangat tepat mengingat keterbatasan data dan kesiapan sistem. Namun, ke depan, pendekatan ini perlu diintegrasikan dengan model prediktif berbasis AI agar mampu mengantisipasi risiko secara lebih real-time.

Selain itu, studi ini berfungsi bukan hanya sebagai alat analisis, tapi juga sebagai pendorong transformasi budaya keselamatan—dari yang reaktif menjadi proaktif.

Penutup: Pelajaran dari Hanoi untuk Dunia

Penelitian ini menyajikan bukan sekadar peta bahaya, tetapi cetak biru (blueprint) bagi kota-kota di negara berkembang lain yang tengah mengembangkan sistem metro mereka. Penggunaan FTA sebagai metode dasar memberikan landasan kuat bagi Vietnam dalam membangun sistem manajemen risiko berbasis data. Namun, tantangan berikutnya adalah:

  • Skalabilitas: bagaimana pendekatan ini bisa diterapkan ke jalur metro lain yang berbeda karakteristiknya?
  • Integrasi data waktu nyata: bagaimana FTA bisa dikombinasikan dengan sensor dan IoT?
  • Pengembangan SDM: bagaimana melatih tenaga kerja lokal untuk memahami dan mengelola sistem seperti ini?

Studi ini menjadi pelajaran penting bahwa investasi pada infrastruktur modern harus disertai dengan pendekatan keselamatan yang ilmiah dan berbasis bukti. Dengan demikian, metro bukan hanya menjadi simbol kemajuan kota, tetapi juga tonggak keselamatan publik.

Sumber

Nguyen, T.H.A., Trinckauf, J., Luong, T.A., & Truong, T.T. (2022). Risk Analysis for Train Collisions Using Fault Tree Analysis: Case Study of the Hanoi Urban Mass Rapid Transit. Urban Rail Transit, 8, 246–266.
DOI: 10.1007/s40864-022-00181-y