Analisis Pohon Kesalahan: Aplikasi dalam Kendaraan Hibrida, Rantai Pasok, dan Sistem Transportasi

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti

20 Mei 2025, 10.11

pexels.com

Mengapa FTA Relevan Lebih dari Sekadar Alat Teknik?

Dalam era digital dan otomatisasi tinggi, keselamatan dan keandalan sistem menjadi fondasi utama dalam sektor-sektor kritis seperti pembangkit listrik, industri nuklir, transportasi udara, dan layanan daring (e-commerce). Dalam konteks ini, Fault Tree Analysis (FTA) bukan hanya metode analisis kegagalan, tetapi juga menjadi bahasa universal untuk mengurai kompleksitas dan menemukan akar masalah.

Paper yang ditulis oleh Ruijters dan Stoelinga ini menyajikan survey komprehensif terhadap lebih dari 150 publikasi ilmiah yang membahas FTA dari berbagai sudut: mulai dari model dasar hingga teknik lanjutan seperti Dynamic Fault Trees dan Bayesian Networks. Ini bukan hanya kumpulan teori, melainkan kompas metodologis bagi siapa pun yang terlibat dalam perancangan, analisis, atau audit sistem-sistem kompleks.

Pengantar: FTA sebagai Pilar Keandalan Sistem

FTA adalah pendekatan berbasis logika yang memetakan bagaimana kegagalan pada level komponen dapat memicu kegagalan sistem secara keseluruhan. Digambarkan dalam bentuk pohon (tree), metode ini memungkinkan visualisasi hubungan sebab-akibat antar elemen sistem. FTA digunakan secara luas oleh industri karena mampu menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif dalam satu kerangka kerja.

Misalnya, dalam pengoperasian reaktor nuklir, FTA bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana kombinasi kegagalan pada sistem pendingin dan kontrol bisa memicu ledakan. Atau dalam dunia e-commerce, FTA membantu menganalisis apakah kegagalan server, sistem autentikasi, dan jalur pembayaran bisa menyebabkan downtime yang berdampak pada kerugian besar.

Struktur Dasar FTA: Dari Event ke Sistem Failure

Model FTA terdiri dari dua elemen utama: event dan gate. Event adalah kejadian kegagalan komponen, sedangkan gate adalah logika yang menghubungkan berbagai event. Dua jenis gate paling umum adalah:

  • AND Gate: Kegagalan terjadi jika semua event input gagal.
  • OR Gate: Kegagalan terjadi jika salah satu event input gagal.

Sebagai contoh, jika kegagalan sistem hanya terjadi jika power supply dan server utama gagal bersamaan, maka digunakan AND gate. Sebaliknya, jika salah satu saja cukup untuk menyebabkan kegagalan, maka digunakan OR gate.

Model ini dikembangkan lebih lanjut dengan k/N gates (seperti 2/3), yang menyatakan bahwa sistem gagal jika setidaknya k dari N komponen gagal. Pendekatan ini sangat relevan untuk sistem redundansi seperti RAID pada server data atau sistem kontrol ganda dalam penerbangan.

Analisis Kualitatif: Memetakan Titik Lemah Sistem

Analisis kualitatif dalam FTA berfokus pada struktur dan logika pohon tanpa mengaitkan angka probabilitas. Tiga teknik kunci di antaranya:

  1. Minimal Cut Sets (MCS): Kombinasi terkecil dari event yang dapat menyebabkan kegagalan sistem. Ini digunakan untuk menemukan titik paling rentan dalam sistem.
  2. Minimal Path Sets (MPS): Lawan dari MCS, yakni kombinasi komponen yang jika tetap berfungsi, akan menjaga sistem tetap berjalan.
  3. Common Cause Failures (CCF): Kegagalan yang tampak berbeda tetapi sebenarnya disebabkan oleh satu akar masalah, misalnya kesalahan manufaktur yang memengaruhi beberapa komponen sekaligus.

Pendekatan ini cocok diterapkan saat mendesain sistem baru atau mengevaluasi ulang desain lama yang kompleks.

Analisis Kuantitatif: Dari Probabilitas ke Prediksi Risiko

Salah satu kekuatan FTA adalah kemampuannya menghitung probabilitas kegagalan sistem. Ini dilakukan dengan memberi nilai probabilitas pada setiap event (biasanya berdasarkan Mean Time To Failure atau MTTF), lalu menghitung secara logis dampaknya terhadap top event (kegagalan sistem).

Dua pendekatan umum digunakan:

  • Single-time Analysis: Asumsinya sistem hanya mengalami satu kali kegagalan dalam satu horizon waktu tertentu. Cocok untuk sistem non-repairable.
  • Continuous-time Analysis: Sistem bisa gagal dan diperbaiki berulang kali. Model ini digunakan dalam sistem seperti pembangkit listrik atau pusat data.

Dari analisis ini, kita bisa mendapatkan metrik penting seperti:

  • Reliability: Kemungkinan sistem berfungsi dengan baik sampai waktu t.
  • Availability: Persentase waktu sistem dalam kondisi operasional.
  • MTTF dan MTBF: Rata-rata waktu hingga kegagalan pertama dan antara dua kegagalan berturut-turut.
  • Expected Number of Failures (ENF): Jumlah rata-rata kegagalan dalam rentang waktu tertentu.

Sebagai ilustrasi, jika satu sistem memiliki reliabilitas 0.98 dalam satu tahun dan yang lain 0.92, maka jelas sistem pertama lebih layak digunakan dalam misi kritis seperti operasi militer atau layanan kesehatan.

Inovasi dalam FTA: Menjawab Kompleksitas Modern

1. Dynamic Fault Trees (DFT)

Sistem modern tidak selalu berperilaku statis. Urutan kegagalan, waktu aktif-komponen, dan mekanisme standby semua mempengaruhi hasil akhir. Di sinilah DFT mengambil peran.

DFT memperkenalkan gerbang tambahan seperti Sequence Enforcer, Spare Gate, dan Functional Dependency, yang bisa menangkap dinamika sistem aktual. Misalnya, DFT bisa digunakan untuk memodelkan sistem pengereman otomatis mobil listrik yang aktif hanya saat sensor depan mendeteksi hambatan.

2. Repairable Fault Trees

Beberapa sistem memungkinkan perbaikan saat operasional. DFT dapat diperluas dengan memasukkan waktu perbaikan dan rasio keberhasilannya. Pendekatan ini sangat relevan dalam pemeliharaan prediktif yang kini jadi tren industri 4.0.

3. FTA dengan Fuzzy Logic dan Dependent Events

Dalam kenyataan, tidak semua nilai probabilitas bisa didefinisikan secara pasti. Pada sistem yang mengandalkan pengalaman manusia atau perkiraan pakar, digunakan fuzzy numbers. Misalnya, kegagalan sensor bisa bernilai “tinggi” atau “rendah” alih-alih angka absolut.

Sedangkan pada sistem terintegrasi, kejadian satu komponen bisa meningkatkan kemungkinan kegagalan komponen lain. Di sini, dependent events menjadi penting, dan pendekatan seperti Bayesian Networks dapat digunakan sebagai pelengkap FTA.

Alat dan Software Pendukung FTA

Dengan kemajuan teknologi, kini banyak perangkat lunak yang mendukung analisis FTA secara otomatis. Beberapa alat populer antara lain:

  • OpenFTA: Gratis dan cocok untuk sistem sederhana.
  • FaultTree+ dan Isograph: Komersial dengan fitur lengkap termasuk visualisasi interaktif.
  • SAPHIRE (NRC, AS): Banyak digunakan di industri nuklir.
  • Galileo dan Möbius: Cocok untuk riset akademik karena mendukung banyak model dependabilitas.

Pemilihan alat tergantung kebutuhan: apakah analisis hanya kualitatif, kuantitatif, atau keduanya; kompleksitas sistem; serta integrasi dengan sistem pemodelan lain seperti UML atau SysML.

Kelebihan dan Keterbatasan FTA: Refleksi Kritis

Kelebihan:

  • Visual dan intuitif: Mudah dipahami oleh berbagai pihak, termasuk non-teknis.
  • Fleksibel: Dapat diperluas dengan berbagai teknik lanjutan.
  • Terbukti luas digunakan: Mulai dari roket hingga sistem e-commerce.

Keterbatasan:

  • Kurang cocok untuk sistem siklik: Karena struktur pohon bersifat asiklik.
  • Membutuhkan data akurat: Untuk analisis kuantitatif, data MTTF, MTTR, dsb. harus tersedia.
  • Keterbatasan dalam interaksi event: Interdependensi antar event kadang sulit dimodelkan tanpa perluasan seperti Bayesian Network.

Solusinya adalah mengkombinasikan FTA dengan pendekatan lain seperti FMEA, HAZOP, atau simulasi Monte Carlo untuk hasil yang lebih holistik.

Implikasi Industri dan Masa Depan FTA

Di tengah maraknya penerapan Internet of Things (IoT), kendaraan otonom, dan sistem kritis berbasis AI, peran FTA menjadi semakin penting namun juga ditantang untuk beradaptasi.

Tren Masa Depan:

  • Integrasi AI & Machine Learning: FTA akan diperkaya dengan data real-time dan model prediktif.
  • FTA Otomatis: Sistem akan mampu membangun fault tree dari log kegagalan secara otomatis.
  • FTA untuk Cyber-Physical Systems: Kombinasi FTA dengan analisis keamanan siber (cybersecurity) akan jadi standar baru.

Penutup: Menghidupkan FTA sebagai Sistem Pemikiran

Paper ini bukan hanya menjadi tinjauan literatur, tetapi juga blueprint tentang bagaimana FTA berevolusi dari alat logika sederhana menjadi fondasi bagi manajemen risiko sistem modern. Ia menunjukkan bahwa meski lahir lebih dari 50 tahun lalu, FTA tetap hidup dan berevolusi, menjawab tantangan zaman lewat ekspansi metodologi dan teknologi.

Bagi siapa pun yang ingin membangun sistem yang tahan banting—baik itu insinyur nuklir, perancang kendaraan listrik, atau pengelola pusat data—menguasai FTA adalah keharusan. Bukan hanya sebagai alat, tetapi sebagai cara berpikir sistemik yang mengutamakan pencegahan daripada penyesalan.

Sumber

Ruijters, E., & Stoelinga, M. (2015). Fault Tree Analysis: A Survey of the State-of-the-Art in Modeling, Analysis and Tools. Computer Science Review, Volume 15–16, Pages 29–62.
DOI: 10.1016/j.cosrev.2015.03.001