Dalam lingkungan akademik, laboratorium memiliki peran penting dalam penelitian dan pembelajaran. Namun, aktivitas laboratorium sering kali menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Penelitian ini mengidentifikasi berbagai jenis limbah B3 yang dihasilkan oleh laboratorium Fakultas MIPA UNS, termasuk:
- Limbah Korosif: H2SO4, H3PO4, HCl, HNO3, dan NaOH.
- Limbah Toksik: AgNO3, CuSO4, BaCl2, dan CaCl2.
- Limbah Mudah Terbakar: Alkohol dan tembaga.
- Limbah Mudah Teroksidasi: H2O2 dan H2SO4.
Limbah-limbah ini memiliki potensi bahaya yang tinggi, seperti menyebabkan iritasi, kerusakan organ, hingga reaksi eksplosif jika tidak ditangani dengan baik.
Laboratorium telah menerapkan strategi pengurangan limbah dengan membatasi penggunaan bahan kimia serta meminimalkan konsentrasi dan volume zat yang digunakan. Namun, efektivitas strategi ini masih perlu dievaluasi lebih lanjut. Limbah B3 disimpan dalam wadah khusus yang telah diberi label sesuai karakteristik bahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah:
- Label pada wadah penyimpanan mulai pudar, menyulitkan identifikasi limbah.
- Penyimpanan masih dilakukan dalam satu ruangan dengan laboratorium, meningkatkan risiko kontaminasi.
Limbah yang telah dikumpulkan diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu PT. Arah Environmental Indonesia, untuk dikelola lebih lanjut. Namun, dalam proses ini ditemukan bahwa:
- Petugas yang menangani limbah tidak selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
- Ruang penyimpanan limbah masih terbuka dan tidak memiliki perlindungan yang memadai.
Tantangan dalam Pengelolaan Limbah B3
- Kurangnya Infrastruktur Penyimpanan
- Belum ada ruang khusus untuk menyimpan limbah B3 yang terpisah dari area laboratorium.
- Minimnya Kesadaran dan Pelatihan
- Staf laboratorium dan mahasiswa masih kurang mendapatkan edukasi tentang manajemen limbah B3.
- Ketergantungan pada Pihak Ketiga
- Fakultas belum memiliki fasilitas pengolahan limbah sendiri sehingga sepenuhnya bergantung pada jasa eksternal.
Rekomendasi untuk Perbaikan
- Pembangunan Ruang Penyimpanan Limbah Terpisah
- Laboratorium sebaiknya memiliki fasilitas penyimpanan limbah yang memenuhi standar keamanan.
- Peningkatan Sistem Labeling dan Inventarisasi
- Setiap wadah limbah harus diberi label yang tahan lama dan dilakukan pencatatan secara berkala.
- Pelatihan dan Edukasi Rutin
- Program pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi staf dan mahasiswa harus diperkuat.
- Pengurangan Ketergantungan pada Pihak Ketiga
- UNS perlu mempertimbangkan pembangunan fasilitas pengolahan limbah sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol.
Pengelolaan limbah B3 di Fakultas MIPA UNS telah memiliki sistem yang cukup baik, tetapi masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki, terutama dalam aspek penyimpanan, edukasi, dan infrastruktur. Dengan perbaikan yang tepat, UNS dapat menjadi model dalam pengelolaan limbah laboratorium yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sumber Artikel:
Wirodimurti, I., Yulia, I.T., Astikasari, L., Aprianto, M.K., Afifah, R. N., & Hermawan, W.G. "An Analysis of Hazardous and Toxic Waste Management (Case Study: Faculty of Mathematics and Natural Sciences Laboratory, Sebelas Maret University)." Journal of Global Environmental Dynamics, 3(1), 2022, 26-33.