Mengungkap Kondisi Danau Balang Tonjong
Danau Balang Tonjong di Kota Makassar memegang peranan penting sebagai kawasan resapan air dan area budidaya. Namun, pertumbuhan eceng gondok yang pesat di danau ini menjadi indikasi adanya masalah pencemaran. Penelitian yang dilakukan oleh Muh. Haikal Ahram (2024) bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air danau dengan mengukur berbagai parameter pencemaran dan mengklasifikasikan status pencemarannya menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP)1. Penelitian ini menyoroti perlunya pengelolaan lingkungan yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak pencemaran terhadap kesehatan masyarakat1.
Metode Penelitian: Pendekatan Komprehensif
Penelitian ini dilakukan di Danau Balang Tonjong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar pada bulan Oktober 20231. Metode survei digunakan untuk penelitian kuantitatif ini, dengan pengambilan sampel air permukaan mengikuti SNI 6989-57:20081. Delapan titik pengambilan sampel dipilih untuk mewakili berbagai kondisi di sekitar danau, termasuk aliran masuk sungai, saluran drainase domestik dan pertanian, serta lokasi keluarnya air danau1.
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, pH, DHL, TDS (diukur in-situ), DO, NO3, NO2, NH3, PO3, dan Total Coliform (diukur di laboratorium)1. Data dianalisis menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003, dengan membandingkan nilai parameter dengan baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 20211.
Hasil Penelitian: Gambaran Kualitas Air yang Mengkhawatirkan
Parameter Kualitas Air dan Pelanggaran Baku Mutu
Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat pencemaran yang signifikan di sebagian besar titik sampel, terutama pada parameter TDS, COD, BOD, dan Total Coliform1.
- Suhu: Suhu air berkisar antara 30-37°C1. Fluktuasi suhu dapat memengaruhi aktivitas biologis dan kimia di dalam air1.
- Total Dissolved Solid (TDS): Nilai TDS berkisar antara 113-576 mg/L, masih di bawah baku mutu 1000 mg/L1. TDS dipengaruhi oleh pelapukan vegetasi dan aktivitas manusia1.
- pH: Nilai pH berkisar antara 6.2-7.2, menunjukkan kondisi netral1. pH memengaruhi spesiasi senyawa kimia dan toksisitas bagi organisme1.
- Dissolved Oxygen (DO): Nilai DO berkisar antara 0.96-6.2 mg/L. Beberapa titik memiliki DO di bawah baku mutu 4 mg/L, yang penting untuk kehidupan organisme air1.
- Biochemical Oxygen Demand (BOD): Nilai BOD < 2.01 mg/L, memenuhi baku mutu 3 mg/L1. BOD mencerminkan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik1.
- Nitrat: Nilai nitrat berkisar antara 1.14-8.43 mg/L, memenuhi baku mutu 10 mg/L1.
- Nitrit: Beberapa titik sampel melebihi baku mutu nitrit 0.06 mg/L, terutama di kawasan permukiman1.
- Amonia: Nilai amonia tertinggi mencapai 28 mg/L, jauh melebihi baku mutu 0.2 mg/L, mengindikasikan pencemaran dari limbah domestik1.
- Fosfat: Konsentrasi fosfat di seluruh titik sampel melebihi baku mutu 0.03 mg/L, memicu potensi eutrofikasi1.
- Total Coliform: Beberapa titik sampel melebihi baku mutu Total Coliform 5.000 MPN/100mL, terkait dengan tumpukan sampah dan saluran air limbah1.
Status Mutu Air
Metode Indeks Pencemaran (IP) menunjukkan status mutu air yang bervariasi1:
- Cemar Ringan: Titik T-1, T-7, dan T-8 (IP 1.21 - 4.61)1
- Cemar Sedang: Titik T-2, T-3, T-4, T-5, dan T-6 (IP 5.00 - 8.60)1
Titik T-3 memiliki nilai IP tertinggi (8.60) dan dikategorikan sebagai cemar sedang1. Variabel pencemar utama adalah amonia, fosfat, dan Total Coliform1.
Dampak Aktivitas Manusia dan Strategi Pengendalian
Penelitian ini mengidentifikasi aktivitas manusia, terutama permukiman padat dan pertanian, sebagai sumber utama pencemaran di Danau Balang Tonjong1. Pembuangan limbah domestik dan penggunaan pupuk yang berlebihan berkontribusi pada tingginya kadar amonia, fosfat, dan Total Coliform1.
Strategi pengendalian pencemaran yang diusulkan meliputi peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat, penetapan daya tampung beban pencemaran, dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)1.
Opini dan Kritik
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas air Danau Balang Tonjong dan mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran utama1. Metode IP yang digunakan memberikan hasil yang mudah dipahami dan dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan danau1.
Namun, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan:
- Pengambilan sampel hanya dilakukan pada satu waktu (Oktober 2023), sehingga tidak mencerminkan variasi musiman1.
- Tidak ada analisis mendalam mengenai jenis limbah dan sumber spesifik pencemaran1.
- Tidak ada evaluasi efektivitas strategi pengendalian yang diusulkan1.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi keterbatasan ini dan memberikan rekomendasi yang lebih komprehensif untuk pengelolaan Danau Balang Tonjong.
Relevansi dengan Tren Industri dan Konservasi
Penelitian ini relevan dengan isu pencemaran air yang semakin meningkat di perkotaan1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan dan program pengelolaan danau yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air1.
Kesimpulan
Kualitas air Danau Balang Tonjong tergolong cemar ringan hingga sedang1. Sumber pencemaran utama adalah aktivitas manusia, terutama permukiman padat dan pertanian1. Strategi pengendalian pencemaran yang melibatkan berbagai pihak dan penerapan teknologi pengolahan limbah diperlukan untuk menjaga kelestarian Danau Balang Tonjong1.
Sumber:
Ahram, M. H. (2024). Analisis Kualitas Air Menggunakan Metode Indeks Pencemaran di Danau Balang Tonjong Kota Makassar. Jurnal LINEARS, 7(2), 89-99.