Analisis Ekonomi Pembangunan Jalan Arteri di Indonesia: Implikasi bagi Kebijakan Infrastruktur Nasional

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

28 Oktober 2025, 09.24

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Pembangunan jalan arteri merupakan tulang punggung sistem transportasi nasional karena menghubungkan pusat-pusat ekonomi utama dan memperlancar distribusi barang serta mobilitas penduduk. Namun, studi oleh Dody Darsono (2017) menekankan bahwa proyek jalan arteri di Indonesia sering kali belum sepenuhnya mempertimbangkan efisiensi ekonomi dan manfaat sosial jangka panjang.

Melalui pendekatan Cost-Benefit Analysis (CBA), penelitian ini menunjukkan bahwa jalan arteri memberikan dampak ekonomi positif — peningkatan efisiensi logistik, penurunan biaya transportasi, dan pertumbuhan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah proyek. Namun, manfaat ini baru optimal jika perencanaan memperhitungkan nilai waktu pengguna jalan, biaya lingkungan, serta redistribusi manfaat bagi masyarakat sekitar.

Dalam konteks kebijakan publik, hasil ini penting karena mendukung prinsip evidence-based infrastructure planning, yakni perencanaan berbasis data ekonomi dan sosial. Program pelatihan seperti Kursus Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi Infrastruktur Publik di Diklatkerja relevan untuk membantu pemerintah daerah dan konsultan memahami bagaimana menghitung serta menilai manfaat ekonomi dari investasi jalan secara komprehensif. Manajemen Konstruksi dan Infrastruktur.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Temuan dari penelitian ini menunjukkan beberapa dampak nyata dari pembangunan jalan arteri di Indonesia:

  • Efisiensi logistik meningkat hingga 30%, terutama untuk sektor manufaktur dan perdagangan antarwilayah.

  • Peningkatan produktivitas wilayah, karena waktu tempuh antar kota menurun drastis.

  • Meningkatnya investasi lokal dan aktivitas ekonomi baru di sekitar koridor jalan arteri.

Namun, dalam implementasinya terdapat sejumlah hambatan utama, antara lain:

  • Keterbatasan perencanaan ekonomi proyek — banyak proyek jalan hanya berorientasi pada aspek fisik dan belum menilai dampak sosial-ekonomi jangka panjang.

  • Pendanaan yang tidak efisien, karena kurangnya integrasi antara studi kelayakan ekonomi dan prioritas nasional.

  • Minimnya mekanisme evaluasi pascapembangunan, sehingga keberlanjutan manfaat sulit dipantau.

Meski begitu, peluang besar terbuka dengan berkembangnya digitalisasi perencanaan infrastruktur dan sistem Public-Private Partnership (PPP). Pelatihan seperti Manajemen Proyek Infrastruktur di Diklatkerja dapat menjadi modal penting bagi aparatur dan konsultan dalam menerapkan evaluasi ekonomi yang lebih akurat dan adaptif.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

  1. Integrasikan Analisis Ekonomi dalam Studi Kelayakan Jalan Nasional Setiap proyek jalan arteri wajib disertai Cost-Benefit Analysis untuk menilai manfaat jangka panjang terhadap ekonomi dan masyarakat.

  2. Perkuat Kapasitas SDM dalam Evaluasi Proyek Infrastruktur Lakukan pelatihan berkelanjutan melalui program seperti Manajemen Konstruksi dan Infrastruktur agar perencana mampu menilai risiko dan manfaat proyek secara menyeluruh. 

  3. Dorong Kemitraan Publik–Swasta (PPP) Gunakan skema pembiayaan campuran agar proyek jalan tidak sepenuhnya bergantung pada APBN/APBD, sekaligus meningkatkan efisiensi implementasi.

  4. Gunakan Data Real-Time untuk Monitoring Kinerja Jalan Arteri Implementasikan transport data dashboard berbasis GIS untuk memantau arus lalu lintas, biaya operasional, dan dampak ekonomi wilayah.

  5. Prioritaskan Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial Evaluasi proyek tidak hanya berdasar manfaat ekonomi, tetapi juga pada pengurangan emisi, keselamatan lalu lintas, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan pembangunan jalan arteri berisiko gagal apabila hanya mengejar target fisik tanpa memperhatikan manfaat ekonomi dan sosial. Beberapa potensi kegagalan meliputi:

  • Evaluasi proyek yang bersifat administratif tanpa kajian ekonomi mendalam.

  • Manfaat yang hanya terpusat di kota besar, memperlebar kesenjangan antarwilayah.

  • Tidak adanya koordinasi lintas lembaga antara Bappenas, PUPR, dan pemerintah daerah.

  • Pengabaian dampak lingkungan dan sosial yang dapat menimbulkan resistensi publik.

Untuk menghindarinya, dibutuhkan mekanisme evaluasi berbasis data, keterlibatan akademisi, dan transparansi publik terhadap hasil analisis ekonomi setiap proyek.

Penutup

Pembangunan jalan arteri bukan hanya tentang aspal dan beton — melainkan tentang mendorong efisiensi ekonomi nasional dan pemerataan kesejahteraan. Penelitian Dody Darsono menegaskan bahwa analisis ekonomi harus menjadi jantung dari setiap kebijakan infrastruktur. Dengan perencanaan yang berbasis bukti dan pelatihan teknis yang memadai, Indonesia dapat memastikan bahwa setiap kilometer jalan arteri yang dibangun benar-benar menciptakan nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Program pelatihan dari Diklatkerja dapat menjadi katalis untuk membentuk sumber daya manusia yang mampu merancang, menilai, dan mengimplementasikan proyek infrastruktur yang efisien, inklusif, dan berdampak jangka panjang.

Sumber

Darsono, Dody. (2017). An Economic Analysis of Arterial Road Project in Indonesia. Master’s Thesis, University of [redacted for privacy].