Analisis Efisiensi Last-Mile Delivery dalam Sektor Kesehatan: Studi Kasus Kaduna State Health Supplies Management Agency (KADSHMA), Nigeria

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

27 Februari 2025, 10.20

pixabay.com

Pendahuluan

Di Nigeria, keterbatasan akses terhadap obat-obatan dan layanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama tingginya angka kematian. Last-mile delivery (LMD), atau tahap akhir distribusi, memainkan peran krusial dalam memastikan pasokan medis sampai ke pasien tepat waktu dan dalam kondisi baik. Namun, tantangan logistik yang kompleks sering kali menghambat efisiensi sistem ini.

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor utama yang memengaruhi efisiensi last-mile delivery dalam sektor kesehatan, khususnya di Kaduna State Health Supplies Management Agency (KADSHMA) dan fasilitas kesehatan terkait. Lima variabel utama yang diuji dalam studi ini adalah:

  • Biaya Pengiriman (Delivery Cost – DC)
  • Waktu Pengiriman (Delivery Time – DT)
  • Mode Pengiriman (Mode of Delivery – MD)
  • Teknologi Fasilitas (Facilities Technology – FT)
  • Kompleksitas Produk (Product Mix – PM)

Dengan menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM), penelitian ini mengevaluasi hubungan antara faktor-faktor tersebut terhadap efisiensi pengiriman di fasilitas kesehatan.

Tantangan dalam Last-Mile Delivery di Sektor Kesehatan

1. Biaya Pengiriman yang Tinggi

  • Laporan menunjukkan bahwa LMD menyumbang hingga 50% dari total biaya logistik di sektor kesehatan.
  • Infrastruktur yang buruk dan sistem pengiriman yang tidak efisien menyebabkan kenaikan harga logistik.
  • Ketergantungan pada transportasi darat di daerah terpencil meningkatkan biaya bahan bakar dan perawatan kendaraan.

2. Keterlambatan dalam Distribusi

  • Rata-rata waktu pengiriman berkurang dari 14 hari menjadi 4 hari setelah perbaikan sistem logistik di Kaduna.
  • Pengiriman yang tertunda meningkatkan risiko kematian pasien akibat keterlambatan obat-obatan penting.

3. Kompleksitas dalam Produk Medis

  • Produk dengan masa kedaluwarsa pendek (misalnya vaksin) membutuhkan sistem distribusi yang lebih ketat.
  • Keanekaragaman produk dalam satu pengiriman meningkatkan risiko kesalahan dan keterlambatan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data dari KADSHMA dan staf fasilitas kesehatan, dengan total 261 observasi. Metode PLS-SEM digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor penentu efisiensi LMD.

  • Data dikumpulkan dari staf gudang di fasilitas kesehatan dan pusat distribusi KADSHMA.
  • Lima variabel utama diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap efisiensi pengiriman.

Temuan Utama: Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Last-Mile Delivery

1. Biaya Pengiriman (DC) Positif dan Signifikan

  • Setiap peningkatan biaya pengiriman berdampak langsung pada efisiensi distribusi.
  • Biaya transportasi yang tinggi sering kali dikompensasi dengan pengurangan jumlah pengiriman, menyebabkan keterlambatan suplai.

2. Waktu Pengiriman (DT) Berpengaruh Signifikan

  • Pengiriman dalam waktu yang lebih singkat meningkatkan kepuasan pelanggan dan efektivitas layanan kesehatan.
  • KADSHMA berhasil memangkas waktu pengiriman dari 14 hari menjadi 4 hari melalui perbaikan sistem logistik.

3. Mode Pengiriman (MD) Mempengaruhi Efisiensi LMD

  • Penggunaan kendaraan yang tepat (motor, mobil, truk) memengaruhi kecepatan dan efisiensi pengiriman.
  • LMD di daerah perkotaan lebih efektif menggunakan sepeda motor dibandingkan truk besar.

4. Teknologi Fasilitas (FT) Meningkatkan Efisiensi

  • Teknologi yang lebih baik di gudang dan pusat distribusi meningkatkan koordinasi logistik dan mengurangi kesalahan pengiriman.
  • Penerapan sistem pelacakan real-time meningkatkan ketepatan pengiriman hingga 95%.

5. Kompleksitas Produk (PM) Berdampak Negatif

  • Semakin banyak variasi produk dalam satu pengiriman, semakin tinggi risiko keterlambatan dan kesalahan pengiriman.
  • Penyederhanaan jenis produk dalam satu pengiriman dapat meningkatkan efisiensi hingga 20%.

Studi Kasus Implementasi Efisiensi LMD di Kaduna

1. Optimalisasi Manajemen Persediaan dan Pengiriman

  • Setelah reformasi sistem distribusi, akurasi manajemen stok meningkat dari 55% menjadi 98%.
  • Tingkat kedaluwarsa obat menurun dari 5% menjadi 2% melalui pemantauan distribusi yang lebih ketat.

2. Peningkatan Efisiensi Gudang

  • Waktu pengambilan stok berkurang dari 3-4 hari menjadi hanya 2-3 jam.
  • Tingkat akurasi pengambilan stok meningkat dari 60% menjadi 95%.

Rekomendasi untuk Meningkatkan Efisiensi Last-Mile Delivery

1. Penggunaan Teknologi Digital

✅ Sistem pelacakan berbasis AI dapat meningkatkan efisiensi logistik hingga 30%.
✅ Integrasi data antara fasilitas kesehatan dan pusat distribusi dapat mengurangi kekurangan stok.

2. Pemilihan Mode Transportasi yang Tepat

✅ Motor dan kendaraan kecil lebih efisien untuk daerah perkotaan.
✅ Truk besar lebih sesuai untuk pengiriman dalam jumlah besar ke daerah terpencil.

3. Penyederhanaan Produk dalam Setiap Pengiriman

✅ Mengurangi variasi produk dalam satu pengiriman dapat mengurangi waktu pemrosesan hingga 20%.

Kesimpulan

Penelitian ini mengonfirmasi bahwa efisiensi last-mile delivery sangat dipengaruhi oleh biaya, waktu, mode transportasi, teknologi, dan kompleksitas produk.

✅ Reduksi waktu pengiriman dari 14 hari menjadi 4 hari meningkatkan akses kesehatan di Kaduna.
✅ Akurasi manajemen stok meningkat hingga 98%, menurunkan risiko kedaluwarsa obat dari 5% menjadi 2%.
✅ Penggunaan teknologi pelacakan meningkatkan ketepatan pengiriman hingga 95%.

Peningkatan efisiensi distribusi kesehatan akan menyelamatkan lebih banyak nyawa, terutama di daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau.

Sumber Artikel:

Nuraddeen Usman Miko & Usman Abbas (2024). Determinants of efficient last-mile delivery: Evidence from health facilities and Kaduna Health Supplies Management Agency. Journal of Humanitarian Logistics and Supply Chain Management, 14(1), 4-16.