Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

28 Mei 2024, 07.10

Sumbe: tekno.tempo.co

Ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro mengatakan musim pancaroba pertama - peralihan dari musim hujan ke kemarau - pada Maret, April, Mei tergolong sebagai musim petir. “Musim petir juga waktu pancaroba kedua, September, Oktober, November,” katanya Jumat 8 Maret 2024.

Profesor dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu mengatakan petir akan menyambar titik yang terdekat dengannya, seperti gedung-gedung tinggi, pohon, atau manusia yang posisinya terbuka di permukaan tanah. Dia mencontohkan orang yang tersambar petir di lapangan Stadion Siliwangi Bandung beberapa waktu lalu.

Di sekitar lapangan ada benda seperti menara besi lampu stadion yang posisinya lebih tinggi. Namun, benda itu luput dari petir karena tidak termasuk dalam daerah jangkauan petir. “Semakin kecil petirnya semakin kecil jangkauannya, jadi itu petir kecil,” ujar Zoro. Orang yang tersambar itu dikabarkan meninggal dunia.

Kasus lain yaitu pada sekumpulan orang yang berteduh dari hujan di bawah pohon. Ketika pohon tersambar geledek, mereka ikut tersengat akibat side flash. Pada benda lain, kata Zoro, petir akan mengnduksikan muatan listriknya melalui kabel-kabel listrik yang berada di luar ruangan dan rumah, di pinggir jalan, atau atap rumah.

Zoro menyarankan jika sudah mulai hujan dan ada petir, agar orang masuk ke rumah atau bangunan lain. Jika posisinya berada di daerah terbuka seperti lapangan golf, orang diminta segera berjongkok dan merapatkan kaki. “Jongkok untuk menghindarkan sambaran petir langsung, merapatkan kaki untuk menghindarkan tegangan langkah jika petir menyambar di sekitar kita,” ujarnya.

Sementara jika berlindung di bawah pohon, standarnya berjarak sekitar 1,5 hingga 2 meter dari pohon atau dari ranting yang terendah.

Sementara itu data BMKG Bandung mencatat jumlah kejadian petir di Jawa Barat selama Februari 2024 mencapai 990.945 kejadian. Petir jenis CG (-) tergolong sebagai yang tertinggi pada minggu pertama pada 1 - 7 Februari sebanyak 227.005 kejadian. Sedangkan aktivitas petir CG (+) yang terbanyak berjumlah 102.212 kejadian pada sepekan terakhir antara 22-29 Februari 2024. 

Kejadian petir terbanyak pada minggu pertama Februari sebanyak 325.670 kejadian. Adapun kejadian petir terendah di wilayah Jawa Barat terjadi pada minggu ketiga pada kurun 15 - 22 Februari 2024 sebanyak 137.966 kejadian.

Menurut BMKG, daerah dengan tingkat sambaran petir tertinggi antara lain Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Bandung Barat.

Korban sambaran petir antara lain dua orang mahasiswa Fakultas Teknologi Geologi Universitas Padjadjaran atau FTG Unpad saat berkemah di Batu Kuda, Gunung Manglayang, pada Jumat malam, 23 Februari 2024.

Menurut Wakil Dekan Sumber Daya dan Organisasi FTG Unpad Cipta Endyana, ada tiga orang mahasiswa yang menjadi korban sambaran petir. Selain dua orang yang meninggal, seorang mahasiswa lain menjalani perawatan di rumah sakit.

Sumber: https://tekno.tempo.co/