Safety

Bahaya Ergonomis: Pengertian, Penyebab, dan Pencegahan

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 18 Februari 2025


Bahaya ergonomis

Bahaya ergonomis adalah kondisi fisik yang dapat menimbulkan risiko cedera pada sistem muskuloskeletal karena ergonomi yang buruk. Bahaya ini meliputi postur tubuh yang canggung atau statis, tenaga yang besar, gerakan yang berulang-ulang, atau jeda waktu yang singkat di antara aktivitas. Risiko cedera sering kali diperbesar ketika ada banyak faktor.

Faktor lingkungan, operasional, atau desain dapat berdampak negatif pada pekerja atau pengguna; contohnya adalah getaran seluruh tubuh atau tangan/lengan, pencahayaan yang buruk, atau alat, perlengkapan, atau stasiun kerja yang dirancang dengan buruk. Beberapa bagian tubuh yang umum mengalami cedera antara lain:

  • Otot atau ligamen pada punggung bagian bawah
  • Otot atau ligamen pada leher
  • Otot, tendon, atau saraf pada tangan/pergelangan tangan
  • Tulang dan otot di sekitar lutut dan kaki

Cedera pada bagian tubuh ini dan bagian tubuh lainnya dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal (MSD), yang dapat disebut gangguan trauma kumulatif (CTD) atau cedera regangan berulang (RSI), dan diperkirakan mencapai sekitar sepertiga dari semua cedera dan penyakit yang tidak fatal serta biaya yang ditimbulkannya. Bahaya ergonomis terjadi di lingkungan kerja dan non-kerja seperti bengkel, lokasi pembangunan, kantor, rumah, sekolah, atau ruang dan fasilitas umum. Menemukan cara untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya ergonomis di lingkungan mana pun pada akhirnya akan mengurangi risiko cedera.

Penyebab

Postur tubuh yang canggung
Postur tubuh yang janggal adalah ketika tubuh menyimpang secara signifikan dari posisi alami selama melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan. Postur tubuh yang janggal mengurangi efisiensi kerja karena pengerahan tenaga yang berlebihan yang tidak perlu. Jika postur tubuh yang canggung berlangsung dalam jangka waktu yang lama, otot dan saraf dapat terjepit. Contohnya termasuk memutar, menjangkau, menarik, mengangkat, membungkuk, atau postur lainnya yang dapat menyebabkan rasa sakit ketika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Postur statis
Postur statis, atau pembebanan statis, adalah ketika seseorang mempertahankan postur yang konsisten selama keseluruhan waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, yang tidak memungkinkan tubuh untuk rileks. Hal ini menjadi masalah karena dapat menyebabkan nyeri otot, kelelahan, dan masalah persendian, serta meningkatkan risiko cedera muskuloskeletal. Tingkat kerusakan tergantung pada jenis dan durasi postur tubuh, serta jenis aktivitas. Masalah yang berkaitan dengan postur statis di antara pekerja dapat dicegah dengan sering beristirahat dan melakukan peregangan.

Stres kontak
Stres kontak terjadi ketika beberapa bagian tubuh pekerja - seperti lutut, siku, pergelangan tangan, atau jari - menyentuh atau bergesekan dengan permukaan yang tajam, tidak fleksibel, atau tidak bergerak secara berulang-ulang atau dalam jangka waktu yang lama. Permukaan tersebut dapat berupa meja kerja, tangga, lantai, atau pegangan ember atau alat.[4] Tekanan kontak juga dapat terjadi dengan mendorong, mencengkeram, mencubit, menarik, dan mengangkat benda yang dapat memberikan kekuatan tambahan pada sendi tubuh. Meningkatkan kekuatan ini membutuhkan pengerahan otot tambahan, dan menempatkan beban yang lebih besar pada sendi dan jaringan ikat yang dapat menyebabkan kelelahan dan dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal jika tidak ada waktu yang cukup untuk istirahat dan pemulihan.

Gerakan berulang
Gerakan repetitif adalah gerakan yang berkepanjangan dan berulang-ulang yang menyebabkan kelelahan otot dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan saraf. Gerakan ini dapat mencederai jaringan lunak, seperti saraf, otot, dan tendon; contoh cederanya antara lain tennis elbow, sindrom lorong karpal, tendonitis, dan radang kandung lendir. Gerakan-gerakan ini membutuhkan istirahat selama aktivitas untuk membantu saraf atau otot beristirahat dan pulih.

Kekuatan tinggi
Tenaga tinggi yang terlibat dalam beberapa pekerjaan fisik dapat mencederai otot dan sendi. Pengerahan tenaga yang berlebihan dapat terjadi ketika kekuatan eksternal atau otot melebihi kekuatan yang dapat ditanggung oleh tubuh dengan aman. Kekuatan tersebut dapat berupa mencengkeram, mencubit, mendorong, menarik, dan mengangkat benda.

Pencegahan

Pencegahan bahaya ergonomis dan gangguan muskuloskeletal melibatkan berbagai aspek yang kompleks, dengan fokus utama pada penyesuaian pekerjaan dengan pekerjanya, bukan sebaliknya. Salah satu pendekatan yang diterapkan dalam mengatasi bahaya ergonomis adalah menggunakan Hierarki Pengendalian, sebuah sistem yang diterbitkan oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH). Hierarki Pengendalian menguraikan langkah-langkah pengelolaan risiko, mulai dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknik, pengendalian administratif, hingga penggunaan alat pelindung diri (APD).

Eliminasi, sebagai solusi paling efektif, melibatkan praktik menghilangkan bahaya dari operasi kerja untuk mengurangi risiko cedera. Pada konteks bahaya ergonomis, ini bisa mencakup desain ulang area kerja untuk mengurangi kebutuhan postur yang canggung atau memberikan alat bantu seperti gerobak untuk mengurangi pengangkatan barang berat. Substitusi melibatkan penggantian bahaya dengan yang lebih aman, seperti mengganti material berat dengan yang lebih ringan atau mengganti peralatan berkualitas rendah dengan yang berkualitas lebih tinggi.

Pengendalian teknik fokus pada pemisahan fisik bahaya dari pekerja, seperti merancang barang yang sering diangkat agar memiliki pegangan yang ergonomis. Pengendalian mencakup kebijakan dan aturan di tempat kerja, seperti merotasi karyawan dan memberikan waktu istirahat yang cukup. Terakhir, penggunaan APD seperti pelindung pinggang dan alat bantu angkat merupakan langkah penting dalam melindungi pekerja dari bahaya ergonomis. Dengan menerapkan daftar periksa ini, Anda dapat fokus dan efektif dalam memastikan kesejahteraan karyawan Anda.

Ergonomi Kantor

Ergonomi mencoba menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja, bukan pekerja dengan pekerjaannya.Kapan pun ada pekerja dan pekerjaan, akan ada pertimbangan ergonomis. Umumnya, masalah ergonomis dapat muncul di lingkungan kantor. Banyak orang yang bekerja di kantor (baik di rumah atau di gedung perkantoran formal) sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk duduk dan bekerja dengan posisi yang sama. Pertimbangan ergonomis termasuk penyesuaian ketinggian kursi dan monitor komputer, posisi pencahayaan, frekuensi istirahat, dan desain kursi.

Ergonomi Manufaktur

Orang yang bekerja di lingkungan manufaktur berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kekakuan otot dan ketegangan sendi akibat pekerjaan yang berulang-ulang, posisi tersentak-sentak, aktivitas berlebihan, dan paparan getaran. Untuk mengelola risiko ini, penting untuk menerapkan praktik ergonomis yang efektif, termasuk penggunaan palet untuk mengangkut barang dan menghindari pengangkatan secara manual. Menjaga postur tubuh yang baik dengan mengatur ketinggian tempat kerja dan menyediakan kursi atau kursi bila diperlukan dapat mencegah kelelahan dan depresi.

Selain itu, mengurangi listrik statis dapat bermanfaat dengan memberikan pilihan untuk duduk, istirahat, atau berganti tugas. Penggunaan alat pengangkat seperti troli, ban berjalan atau kendaraan tanpa pemandu dapat mengurangi stres pada tubuh pekerja. Saat mengangkat beban, sebaiknya mendorong daripada menarik dan gunakan teknik mengangkat yang benar, seperti menekuk pinggul dan lutut. Menerapkan tip dan praktik ini akan membantu Anda meningkatkan ergonomi lingkungan manufaktur Anda, meningkatkan kesehatan pekerja, produktivitas dan kualitas manufaktur, mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.

Ergonomi konstruksi

Industri konstruksi mengandung berbagai bahaya ergonomis yang mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan pekerja. Pekerja dalam kategori ini sering kali dihadapkan pada pekerjaan lantai dan lantai, pekerjaan di udara, pekerjaan yang melibatkan penggunaan tangan, serta mengangkat, memegang, dan menangani material. Cedera punggung diperkirakan 50% lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri AS lainnya. AS, meningkatkan risiko bagi pekerja yang membawa beban berat, berlutut dan menekuk tangan menggunakan alat yang bergetar.

Lingkungan kerja yang serba cepat dan waktu tunggu memberikan tekanan lebih besar pada ergonomi. Untuk menghindari masalah tersebut, beberapa solusinya antara lain dengan mengatur posisinya, seperti mengangkat part ke permukaan kerja terdekat, menggunakan perkakas atau pegangan lainnya. Pekerjaan udara dapat diatur menggunakan lift atau riser dengan menggunakan tiang ekstensi untuk mencegah pergerakan kepala yang berlebihan.

Cara lainnya adalah dengan teknik mengangkat yang baik, menggunakan peralatan seperti penyedot debu, dan mengganti barang berat dengan yang lebih ringan. Gerakan berulang dapat dihilangkan dengan menggunakan perangkat elektronik pengurang getaran dan sarung tangan anti getar. Meskipun diperlukan kekuatan yang besar, praktik ergonomis dapat mengurangi dampak kesehatan dari mendorong, menarik, dan memegang alat. Solusi spesifik dapat ditemukan dalam panduan NIOSH, "Solusi Cerdas: Ergonomi untuk Pekerja Konstruksi." Secara keseluruhan, praktik ergonomis dapat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kesehatan serta kenyamanan pekerja di industri konstruksi.

Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Bahaya Ergonomis: Pengertian, Penyebab, dan Pencegahan

Perindustrian

Kontribusi Industri Makanan dan Minuman (Mamin) Tembus Angka 37,77%

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Industri makanan dan minuman atau disebut mamin adalah salah satu sektor penting yang menunjang kinerja industri pengolahan nonmigas. Di triwulan I tahun 2022, industri mamin menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77 persen dari PDB industri pengolahan nonmigas.

“Peran dari sektor industri mamin ini akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pengolahan non migas dan PDB nasional,” ungkap Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian saat Pameran Produk Makanan dan Minuman Tahun 2022 di Plaza Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa(5/7).

Dirjen Industri Agro mengungkapkan, industri mamin tumbuh sebesar 3,75 persen pada triwulan I - 2022 atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I - 2021 yang mencapai 2,45 persen. “Industri mamin ini merupakan salah satu sektor yang memperoleh prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” paparnya.

Dilihat dari sisi perdagangan internasional, ekspor produk mamin hingga triwulan I - 2022 mencapai USD 10,92 milyar (termasuk minyak kelapa sawit) serta mengalami neraca perdagangan yang positif jika dibandingkan dengan imporproduk mamin pada periode yang sama sejumlah USD3,92 milyar.

“Dari segi investasi, sampai dengan triwulan I tahun 2022, realisasi investasi bagi sektor industri mamin mencapai Rp. 19,17 triliun, terdiri dari PMDN sebesar Rp. 9,34triliun dan USD 684,98 juta untuk PMA,” ungkap Putu.

Kinerja industri mamin yang mulai membaik ini, tak lepas dari kerja keras semua pemangku kepentingan, mulai dari kementerian dan lembaga terkait sampai kalangan industri. “Sehingga bisa menciptakan pertumbuhan yang positif walaupun terkena dampak pandemi,” ungkapnya.

Sebagai usaha untuk menekan dampak pandemi Covid-19, pemerintah sudah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tujuannya untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19. Dengan pelaksanaan kebijakan itu, harapannya kinerja industri mamin yang sebelum pandemic bisa tumbuh sekitar 7 persen sampai 9 persen bisa kembali gemilang.

Dirjen Industri Agro menyampaikan, beberapa kebijakan PEN yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah untuk beberapa komoditas bahan baku industri mamin di tahun 2021. Tujuannya untuk men-support peningkatan utilitas dan daya saing industri khususnya pada masa pandemi Covid-19.

“Pada awal tahun ini, pemerintah juga sudah memberlakukan kebijakan 1 harga untuk minyak goreng sawit, yang kemudian di dukung kebijakan distribusi minyak goreng curah bersubsidi oleh BPDKS yang berhasil mendorong percepatan distribusi untuk mengurangi kelangkaan minyak goreng curah,” ungkapnya.

Kini kebijakan minyak goreng curah bagi rakyat juga dikembangkan oleh pemerintah yang merupakan tindak lanjut dari keberpihakan minyak goreng curah bersubsidi. Beberapa perusahaan yang sudah berpartisipasi dalam program ini bisa melaksanakan konversi untuk perizinan ekspor pada program minyak goreng curah rakyat.

“Kita memberikan apresiasi kepada pelaku usaha yang telah berpartisipasi dan mendukung seluruh kebijakan distribusi minyak goreng sampai sekarang ini. Kita juga berharap, dengan program ini bisa meningkatkan kemampuan masyarakat dan usaha kecil dan mikro, yang akan berdampak pada pergerakan ekonomi secara nasional,” ungkap Dirjen Industri Agro.

Kebijakan strategis lainnya ialah Kemenperin sudah men-support pemberian fasilitas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sejumlah USD 6 per-MMBTU untuk sektor industri mamin di tahun 2022. Usaha ini akan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk industri mamin. “Harapan kami fasilitas itu bisa segera diberlakukan dan manfaatnya bisa dirasakan oleh industri mamin ,” ungkapnya.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
Kontribusi Industri Makanan dan Minuman (Mamin) Tembus Angka 37,77%

Perindustrian

Politeknik Baru Kemenperin Tawarkan Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja Setelah Lulus, Simak Penjelasannya!

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin berusaha meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor industri, salah satunya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendidikan vokasi. Selama ini, sekolah dan kampus Kemenperin selalu berupaya menjadi best practice dalam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (dual system) yang link and match dengan industri. Di tahun 2022, Kemenperin membuka Politeknik Industri Petrokimia Banten yang akan menerima angkatan pertama.

“Kemenperin memberikan kesempatan kuliah gratis di Politeknik Industri Petrokimia Banten, mulai dari pendaftaran sampai lulus. Nantinya, lulusan politeknik ini akan dapat langsung bekerja sesudah lulus sebab Kemenperin sudah menjalin kerja sama ikatan kerja dengan berbagai perusahaan industri,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Selasa(12/7).

Arus menyampaikan, semua mahasiswa angkatan pertama Politeknik Industri Petrokimia Banten dibebaskan dari biaya kuliah, jadi tak perlu membayar biaya pendaftaran, biaya semester, uang gedung serta biaya kuliah lainnya hingga lulus.

Politeknik Industri Petrokimia Banten merupakan unit pendidikan di bawah BPSDMI Kementerian Perindustrian. Sekolah ini menawarkan program D3 yang terbagi menjadi Teknologi Proses Industri Petrokimia, Teknologi Mesin Industri Petrokimia, dan Teknologi Instrumentasi Industri Petrokimia. “Politeknik akan menerima 96 mahasiswa angkatan pertama, atau 32 mahasiswa di setiap program Diploma Tiga (D3),” ungkap Arus.

Mahasiswa Politeknik Industri Petrokimia Banten akan menjalani perkuliahan selama 6 semester, terdiri dari 3 semester pertama di kampus, 2 semester di industri, dan kembali ke kampus di semester terakhir. Pendidikan dual system ini memungkinkan para mahasiswa untuk langsung terjun ke industri dengan bekal teori yang didapatkan di kelas.

Hingga kini, Politeknik Industri Petrokimia Banten sudah menjalin kerja sama dengan 14 mitra industri dan asosiasi industri. Dengan ikatan kerja, lulusan politeknik bisa langsung bekerja di salah satu mitra industri tersebut. Perusahaan industri dan asosiasi industri yang sudah bermitra adalah:

  1. PT. Chandra Asri Petrochemical
  2. PT. Petrokimia Butadiene Indonesia
  3. PT. Pupuk Indonesia
  4. PT. Cabot Chemical Indonesia
  5. PT. Polytama Propindo
  6. PT. Petro Oxo Nusantara
  7. PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
  8. PT. Trinseo Materials Indonesia
  9. PT. Nippon Shokubai Indonesia
  10. PT. Asahimas Chemical
  11. PT. Lotte Chemical Titan Nusantara
  12. Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia
  13. Federasi Industri Kimia Indonesia
  14. Skills for Competitiveness (S4C)

Pendaftaran untuk calon mahasiswa Politeknik Industri Petrokimia Banten berlangsung pada 1 -31 Juli 2022. Kemudian, pendaftar akan mengikuti ujian tes tulis, terdiri dari tes akademik dan Bahasa Inggris pada 3 Agustus 2022, kemudian lanjut dengan tes psikologi dan wawancara pada 13-14 Agustus 2022.

Pendaftaran Politeknik Industri Petrokimia Banten dilaksanakan dengan JARVIS dengan alamat situs jarvis.kemenperin.go.id atau politeknikpetrokimia-banten/. Di situs itu, peserta melaksanakan pengisian data pendaftaran yaitu identitas diri, identitas orang tua, identitas sekolah dan pemilihan jurusan di halaman login peserta. Sesudah itu, peserta mengunggah foto dan persyaratan program studi (jika ada) dan melakukan validasi pendaftaran. Terakhir, bila data peserta telah divalidasi, peserta diharuskan mencetak kartu ujian dan mengikuti ujian sesuai tanggal yang tertera pada kartu/pada pengumuman bila terjadi perubahan jadwal.

Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) ialah platform yang dikembangkan BPSDMI Kemenperin dan dipergunakan untuk melaksanakan proses seleksi penerimaan siswa dan mahasiswa baru secara daring pada semua unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin, yang sebelumnya terdiri dari 10 politeknik, 2 akademi komunitas, dan 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). JARVIS adalah bentuk komitmen Kemenperin untuk menciptakan lulusan yang berkualitas sehingga menjadi SDM yang kompeten dan bisa menjawab kebutuhan industri,” ungkap Kepala BPSDMI Kemenperin.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
Politeknik Baru Kemenperin Tawarkan Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja Setelah Lulus, Simak Penjelasannya!

Perindustrian

Industri Pengolahan Sawit Dongkrak Ekonomi Daerah dengan Ciptakan Lapangan Kerja Hingga 5,2 Juta Orang

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Kementerian Perindustrian mempunyai tekad untuk terus melakukan kebijakan hilirisasi industri, dengan tujuan yakni meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri yang berujung pada kesejahteraan masyarakat. Sasaran strategis ini tercipta dalam aktivitas industri pengolahan sawit yang kini semakin berkembang di tanah air.

“Industri pengolahan sawit semakin berkembang, mencakup yang ada di kawasan industri Dumai. Bahkan, aktivitasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk perekonomian daerah,” ungkap Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu(13/7).

Pada kesempatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI di Kawasan Industri Dumai, Riau, Senin lalu, Dirjen Industri Agro memaparkan, industri pengolahan masih mendominasi dalam sumbangsihnya memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau dengan kontribusi sebesar 28,08% di tahun 2021. Produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi Riau merupakan yang paling besar kedua di Sumatra dan terbesar keenam secara nasional.

“Maksudnya, PDRB di Riau ini berbasis pada aktivitas sektor manufaktur. Di sisi lain, secara khusus di Kota Dumai, kontribusi sektor industri pengolahan lebih dari 60%”. Di tahun 2021, perekonomian Riau tumbuh 3,36% atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang alami kontraksi 1,13 persen akibat dampak pandemi Covid-19.

Putu mengatakan bahwa aktivitas industri pengolahan sawit sudah menghasilkan pusat pertumbuhan ekonomi terutama di luar Pulau Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, dan wilayah timur Indonesia. Di sisi lain, menggerakkan aktivitas produktif kegiatan usaha kebun di sektor industri sawit, terutama daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terdalam).

“Terlebih lagi, multiplier effect dari aktivitas industri pengolahan sawit ini juga, sudah mengembangkan aglomerasi atau kawasan industri baru berbasis sawit yaitu di Dumai (Riau), Sei Mangkei dan Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Tarjun (Kalimantan Timur), dan Bitung (Sulawesi Utara),” ungkapnya.

Putu menyampaikan , sektor industri pengolahan sawit sudah menyerap tenaga kerja langsung tidak kurang dari 5,2 juta orang dan menghidupi sampai 20 juta orang dalam rantai sektor industri ini. Di tahun 2021, ekspor produk sawit mencapai 40,31 juta ton dengan nilai ekspor USD35,79 milyar, meningkat sebesar 56,63 persen dari nilai ekspor tahun 2020.

“Dalam kurun 10 tahun, ekspor produk turunan kelapa sawit meningkat cukup signifikan, dari 20 persen di tahun 2010 menjadi 80 persen di tahun 2020. Hal ini sesuai target peta jalan pengembangan industri hilir kelapa sawit yang diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian No 13 Tahun 2010,” paparnya.

Putu menjelaskan, hilirisasi industri berbasis kelapa sawit merupakan salah satu keberhasilan dari kebijakan pemerintah yang menetapkan sektor ini sebagai program prioritas nasional. “Kini ada 168 jenis produk hilir kelapa sawit yang sudah dapat diproduksi oleh industri di dalam negeri untuk keperluan pangan, fitofarmaka/nutrisi, bahan kimia/oleokimia, sampai bahan bakar terbarukan/biodiesel FAME. Sedangkan di tahun 2011, hanya terdapat 54 jenis produk hilir kelapa sawit yang kami produksi,” ungkapnya.

Pada visi hilirisasi tahun 2045, Indonesia menargetkan akan menjadi pusat produsen dan konsumen produk turunan minyak sawit dunia, sehingga dapat menjadi price setter (penentu harga) CPO global. Adapun beberapa kebijakan yang perlu dijalankan, antara lain hilirisasi pada oleofood, peningkatan produktivitas, oleokimia, dan biofuel. Selain itu, memperkuat ekosistem, tata kelola, serta bcapacity building.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
Industri Pengolahan Sawit Dongkrak Ekonomi Daerah dengan Ciptakan Lapangan Kerja Hingga 5,2 Juta Orang

Teknik Geotermal

Melimpah, Indonesia Memiliki Peluang Mengembangkan Energi Panas Bumi sebagai Sumber Energi Utama

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Program Studi Magister Teknik Geotermal, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB (FTTM ITB) mengadakan Geothermal Forum yang ke-2 dengan topik Program Asosiasi Panas Bumi Indonesia pada tahun 2022. Pembicara pada webinar ini adalah Prijandaru Effendi selaku Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia. 

Prijandaru menjelaskan, Asosiasi Panas Bumi Indonesia, yang bisa disingkat API berdiri pada tanggal 25 September 1991 di Jakarta. API didirikan dengan beberapa tujuan, mulai dari mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pembangunan dan pengembangan energi panas bumi dalam meningkatkan kemandirian energi, hingga menggabungkan para pengusaha panas bumi dan para ahli yang memiliki potensi yang berkaitan dengan industri panas bumi. API juga berafiliasi dengan International Geothermal Association.

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya akan sumber daya panas bumi. Melalui statistik yang disampaikan, Indonesia menjadi negara dengan sumber daya panas bumi terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Ia juga memaparkan beberapa nama daerah penghasil tenaga panas bumi di Indonesia seperti PT Geo Dipa Energi di Dieng , Jawa Tengah. Lalu ada PT Supreme Energy Muara Laboh, PT PLN di Nusa Tenggara Timur dan PT Pertamina Geothermal Energy yang tersebar di berbagai daerah seperti Kamojang, Jawa Barat hingga Sibayak, Sumatera Utara.

Melalui potensi alam dari tenaga panas bumi yang melimpah dan sudah banyak dikembangkan oleh berbagai perusahaan, tentunya Indonesia semakin memiliki urgensi untuk terus mengembangkan dan memaksimalkan pendistribusian energi panas bumi ini untuk menjadi salah satu sumber energi utama di Indonesia. Hal ini semakin diperkuat oleh kelebihan dari tenaga panas bumi.

Kelebihan yang dimaksud di antaranya, keterbaruannya yang lebih baik dari minyak bumi, ketersediaannya yang tinggi yang dapat membuat penggunaan minyak bumi bisa lebih dihemat, serta dapat membantu pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan untuk jangka panjang. Bukan hanya itu, kebanyakan lokasi pembangkit dan sumber tenaga panas bumi ini terletak di daerah yang belum berkembang dan terpencil. Dengan semakin dikembangkannya potensi energi panas bumi ini, kemajuan pembangunan serta kehidupan dari daerah-daerah tersebut juga bisa menjadi lebih baik secara infrastruktur, ekonomi, serta akses.

Sumber Artikel : itb.ac.id

Selengkapnya
Melimpah, Indonesia Memiliki Peluang Mengembangkan Energi Panas Bumi sebagai Sumber Energi Utama

Perindustrian

Porang Jadi Bahan Baku Kertas Berharga dan Sigaret Demi Support Substitusi Impor

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Kementerian Perindustrian selalu memajukan industri pengolahan porang guna menghasilkan beraneka macam produk turunan yang bernilai semakin tinggi. Usaha hilirisasi ini perlu di-support dengan pemanfaatan teknologi modern dan kegiatan riset untuk menghasilkan inovasi produk yang memiliki daya saing.

“Strategi yang akan kita jalankan yaitu injeksi teknologi dan penguatan litbang dan SDM. Langkah ini diyakini bisa memberikan multiplier effect yang luas untuk perekonomian nasional, baik itu kontribusi devisa dengan investasi dan ekspor ataupun penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak,” ungkap Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis(14/7).

Dirjen Industri Agro menyampaikan, pihaknya sudah melibatkan berbagai pihak, seperti pelaku industri, akademisi, dan lembaga litbang, agar bersama-sama mengembangkan industri pengolahan porang yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. “Kita berusaha bahwa industri pengolahan porang ini tak hanya memasok kebutuhan industri makanan dan minuman saja, namun memenuhi untuk sektor industri lainnya pula atau yang nonpangan,” ujarnya.

Putu mengungkapkan, salah satu inovasi yang sedang dikembangkan ialah porang dapat menjadi bahan penolong pembuatan kertas berharga serta kertas sigaret. Produk kertas berharga itu dipergunakan sebagai kertas buku paspor, ijazah,  buku nikah dan kertas arsip khusus.

“Melalui kolaborasi dari hasil riset, ditemukanlah bahwa porang dapat menciptakan bahan penolong guna pembuatan kertas berharga dan kertas sigaret dengan kualitas yang lebih baik dan mempunyai daya tahan yang cukup lama. Dan kekuatan kertasnya dapat melampaui usia manusia. Sehingga, maksudnya jika orangnya telah meninggal, ijazah sekolahnya masih tetap utuh,” ungkapnya.

“Dari hasil inovasi ini, kita optimistis bisa mengoptimalkan pendayagunaan produk dalam negeri dan turut men-support program substitusi impor,” ungkapnya. Terlebih lagi, Indonesia mempunyai banyak wilayah penghasil komoditas porang, mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, sampai Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Di tahun 2020, produksi umbi porang di Indonesia mencapai 142.000 ton dari luas lahan sebesar 19.950 hektare (Ha), dan targetnya di tahun 2024 produksi umbi porang akan mencapai 600.000 ton dari luas lahan sejumlah 100.000 Ha. Kini, ada 13 perusahaan yang menciptakan chip porang dengan total produksi 22.833 ton pertahun, dan 6 industri pengolah porang yang dapat memproduksi tepung glukomanan dengan total produksi 1.180 ton pertahun.

“Potensi pemakaian tepung porang/glukomanan di industri kertas dan kimia cukup besar mencapai 25.362 ton pertahun. Sementara itu, sisanya berpotensi terserap di industri makanan dan minuman 19.936 ton per tahun serta industri farmasi, kosmetik, dan lainnya sejumlah 10.136 ton pertahun,” ungkap Putu.

Salah satu satuan kerja di lingkungan Kemenperin, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJIS), siap men-support potensi pendayagunaan tepung glukomanan dalam industri kertas. BBSPJIS memaparkan bahwa industri kertas merupakan pemakai terbesar aditif pati. Selama ini, pati yang dipakai oleh industri kertas berasal dari tepung tapioka, guar gum, dan CMC (carboxy methyl cellulose).

BBSPJIS melaporkan pula, tepung glukomanan bisa didayagunakan sebagai bahan penolong pembuatan kertas arsip, kertas sigaret, dan tisu dapur. Hasil riset memperlihatkan , pemakaian glukomanan pada pembuatan kertas arsip dan kertas sigaret bisa menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan guar gum yang selama ini 100 persen diimpor.


Disadur dari sumber kemenperin.go.id

Selengkapnya
Porang Jadi Bahan Baku Kertas Berharga dan Sigaret Demi Support Substitusi Impor
« First Previous page 965 of 1.352 Next Last »