Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Penelitian berjudul "The Relationship between Green Supply Chain Integration and Sustainable Performance" oleh Suheil Che Sobry (2021) meneliti bagaimana integrasi rantai pasokan hijau (Green Supply Chain Integration/GSCI) berkontribusi terhadap kinerja keberlanjutan dalam sektor manufaktur. Fokus utama kajian ini adalah pada integrasi pemasok, pelanggan, internal, logistik, dan teknologi. Dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur bersertifikasi ISO 14001 di Malaysia, studi ini memberikan wawasan mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini melibatkan 107 perusahaan manufaktur sebagai responden. Data dikumpulkan melalui survei dan dianalisis menggunakan analisis korelasi Pearson serta regresi berganda. Penelitian ini membahas bagaimana setiap variabel dalam integrasi rantai pasokan hijau berkontribusi pada kinerja keberlanjutan perusahaan.
Hasil Penelitian
Diskusi dan Implikasi
Penelitian ini menemukan bahwa integrasi internal dan teknologi merupakan prediktor terkuat dari kinerja keberlanjutan. Sementara itu, faktor logistik dan kolaborasi eksternal memainkan peran pendukung yang signifikan.
Studi Kasus dan Angka-Angka
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menunjukkan bahwa integrasi rantai pasokan hijau adalah langkah penting menuju keberlanjutan yang holistik. Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan kolaborasi internal serta eksternal, perusahaan dapat mencapai keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial secara efektif.
Sumber Artikel:
Suheil Che Sobry (2021). The Relationship between Green Supply Chain Integration and Sustainable Performance. Othman Yeop Abdullah Graduate School of Business, Universiti Utara Malaysia.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Artikel "Sustainable Practices Implemented in the Supply Chain of Multinational Companies" oleh Laura Porras Cely (2023) menyoroti bagaimana perusahaan multinasional seperti Airbus, Nespresso, dan Sanofi mengadopsi praktik rantai pasokan berkelanjutan. Studi ini berfokus pada inovasi teknologi, penggunaan energi terbarukan, dan integrasi model ekonomi sirkular untuk mencapai keberlanjutan. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, artikel ini memberikan wawasan tentang strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi logistik.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga perusahaan multinasional: Airbus, Nespresso, dan Sanofi. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan analisis dokumen sekunder, termasuk laporan tahunan dan publikasi perusahaan.
Praktik Berkelanjutan dalam Rantai Pasokan
Tantangan dalam Implementasi
Penelitian ini mengungkapkan beberapa hambatan, seperti:
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa keberlanjutan dalam rantai pasokan adalah strategi yang esensial bagi perusahaan multinasional. Dengan mengintegrasikan praktik hijau di seluruh proses, perusahaan dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing mereka.
Sumber Artikel:
Laura Porras Cely (2023). Sustainable Practices Implemented in the Supply Chain of Multinational Companies. Dissertation, Universidade Católica Portuguesa.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel berjudul "A Literature Review on Green Supply Chain Management Adoption Drivers" oleh Ilyas Masudin (2019) mengeksplorasi berbagai faktor pendorong dalam adopsi Green Supply Chain Management (GSCM). Melalui analisis terhadap 78 literatur utama, artikel ini mengidentifikasi dan membahas faktor internal dan eksternal yang mendorong adopsi GSCM, termasuk pada green procurement, green manufacturing, green distribution, dan reverse logistics. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya GSCM sebagai strategi keberlanjutan yang menguntungkan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi perusahaan.
Metodologi
Artikel ini menggunakan metode systematic content analysis untuk menganalisis literatur dari tahun 1996 hingga 2019. Dengan kata kunci seperti "green procurement" dan "green manufacturing," penelitian ini mengumpulkan 94 artikel dari berbagai jurnal internasional, yang kemudian disaring menjadi 78 artikel relevan.
Hasil analisis menunjukkan distribusi artikel terbesar berasal dari Journal of Cleaner Production (15 artikel), diikuti International Journal of Production Economics (7 artikel). Temuan ini menunjukkan pentingnya literatur dalam membangun pemahaman tentang pendorong GSCM.
Faktor Pendorong Adopsi GSCM
Dampak Adopsi GSCM terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi GSCM memberikan dampak positif pada:
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menyimpulkan bahwa adopsi GSCM dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, dengan dampak signifikan pada keberlanjutan perusahaan. Dengan memahami dan mengatasi hambatan dalam adopsi GSCM, organisasi dapat memperkuat daya saing sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Sumber Artikel: Masudin, I. (2019). A Literature Review on Green Supply Chain Management Adoption Drivers. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.18(2), 103-115,
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel berjudul "Impact of Green Supply Chain Management Practices on Corporate Image: Mediating Role of Green Communications" oleh Aslam, Waseem, dan Khurram (2019) mengeksplorasi dampak positif dari praktik rantai pasokan hijau (GSCM) terhadap citra perusahaan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi hijau dalam memperkuat hubungan antara praktik GSCM dan reputasi korporasi. Berdasarkan teori Natural Resource-Based View (NRBV), studi ini membuktikan bahwa adopsi GSCM tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui citra perusahaan yang lebih positif.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei sebagai metode pengumpulan data. Sampel terdiri dari 120 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Pakistan, dengan 95 respons yang digunakan dalam analisis. Teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menguji hubungan antara variabel.
Praktik Rantai Pasokan Hijau dan Citra Perusahaan
Praktik GSCM dikelompokkan menjadi:
Hasil Utama Penelitian
Studi Kasus dan Angka-Angka
Implikasi Praktis dan Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa praktik rantai pasokan hijau, khususnya yang bersifat eksternal, memainkan peran penting dalam menciptakan citra perusahaan yang positif. Namun, komunikasi hijau menjadi elemen kunci dalam menghubungkan GSCM dengan reputasi korporasi. Penelitian ini memberikan panduan berharga bagi perusahaan yang ingin mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi bisnis mereka.
Sumber Artikel:
Aslam, M. M. H., Waseem, M., & Khurram, M. (2019). Impact of Green Supply Chain Management Practices on Corporate Image: Mediating Role of Green Communications. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences, Vol. 13(3), 581–598.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Artikel yang diterbitkan di Resources, Conservation & Recycling (2018) ini membahas tentang pengukuran performa dari closed-loop supply chains (CLSC), khususnya dalam konteks emerging economy (negara berkembang). Govindan, Mina, dan Sajjad berfokus pada pengembangan kerangka kerja pengukuran komprehensif untuk CLSC, yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Artikel ini bertujuan untuk membantu perusahaan di negara berkembang dalam menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.
Latar Belakang dan Permasalahan
Konsep circular economy semakin populer sebagai pendekatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. CLSC merupakan elemen kunci dari circular economy, yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan nilai sumber daya melalui daur ulang, remanufacturing, dan reuse. Meskipun CLSC telah banyak dipelajari dalam konteks negara maju, implementasinya di negara berkembang menghadapi tantangan unik, seperti kurangnya infrastruktur, regulasi yang lemah, dan kesadaran konsumen yang rendah.
Pengukuran performa CLSC sangat penting untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat. Namun, kerangka kerja pengukuran yang ada seringkali tidak komprehensif atau tidak sesuai untuk konteks negara berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC di negara berkembang.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-methods, menggabungkan literature review dengan studi kasus. Literature review digunakan untuk mengidentifikasi metrik performa CLSC yang relevan. Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Kerangka Kerja Pengukuran Performa CLSC
Studi ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif, yang mencakup tiga dimensi keberlanjutan:
Studi Kasus dan Angka-Angka
Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC:
Implikasi Teoritis dan Manajerial
Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif. Secara manajerial, penelitian ini menawarkan panduan bagi perusahaan di negara berkembang tentang bagaimana menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif. Kerangka kerja pengukuran ini dapat digunakan untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat.
Opini dan Analisis Tambahan
Artikel ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik dan terintegrasi untuk pengukuran performa CLSC. Dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang dampak CLSC. Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya adaptasi kerangka kerja pengukuran dengan konteks spesifik negara berkembang.
Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, studi kasus hanya dilakukan pada tiga perusahaan di India, yang membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi temuan ke konteks lain. Kedua, penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi implementasi CLSC, seperti kebijakan pemerintah dan infrastruktur. Penelitian masa depan dapat mengatasi keterbatasan ini dengan melakukan studi kasus pada lebih banyak perusahaan di berbagai negara berkembang dan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita tentang pengukuran performa CLSC dalam konteks negara berkembang. Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC, serta memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.
Sumber:
Govindan, K., Mina, H., & Sajjad, A. (2018). Measuring the Performance of Closed-Loop Supply Chain: An Emerging Economy Context. Resources, Conservation & Recycling, 132, 279-290.
Green Supply Chain Management
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Februari 2025
Pendahuluan
Artikel "Green Supply Chain Management and Firm Sustainable Performance: Unlocking the Role of Transactional and Transformational Leadership in Firm Sustainable Operations" karya Jawad Abbas (2024) membahas bagaimana gaya kepemimpinan memengaruhi penerapan manajemen rantai pasokan hijau (GSCM) dan kinerja berkelanjutan perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan GSCM, sementara kepemimpinan transaksional berperan lebih kecil. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, artikel ini mengungkap bagaimana GSCM dapat meningkatkan performa lingkungan, sosial, dan ekonomi perusahaan.
Latar Belakang
Rantai pasokan hijau telah menjadi prioritas utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan. Dengan mengadopsi GSCM, perusahaan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga memperoleh keunggulan kompetitif. Penelitian ini berfokus pada dua gaya kepemimpinan utama:
Studi ini menggabungkan teori Natural Resource-Based View (NRBV) dan Stakeholder Theory untuk menjelaskan bagaimana kepemimpinan memengaruhi implementasi GSCM.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei yang melibatkan 253 responden dari manajer dan karyawan di beberapa kota besar di Pakistan, seperti Lahore dan Karachi. Data dianalisis menggunakan model persamaan struktural (SEM) untuk mengevaluasi hubungan antara kepemimpinan, GSCM, dan kinerja berkelanjutan.
Hasilnya:
Studi Kasus dan Angka-Angka
Dampak GSCM terhadap Kinerja Berkelanjutan
Penelitian menunjukkan bahwa GSCM tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan. Temuan kunci:
Rekomendasi Strategis
Kesimpulan
Artikel ini menyoroti bahwa kepemimpinan transformasional adalah kunci keberhasilan GSCM. Dengan mengintegrasikan praktik hijau ke dalam operasi sehari-hari, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Studi ini memberikan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan dan manajer untuk memperkuat komitmen mereka terhadap keberlanjutan.
Sumber Artikel:
Abbas, J. (2024). Green Supply Chain Management and Firm Sustainable Performance: Unlocking the Role of Transactional and Transformational Leadership in Firm Sustainable Operations. Environment, Development, and Sustainability.