BUMN

Biro Klasifikasi Indonesia

Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024


PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau biasa disingkat menjadi BKI, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang diberi wewenang untuk mengklasifikasi kapal niaga berbendera Indonesia. Klasifikasi merupakan kegiatan penggolongan kapal berdasarkan konstruksi lambung, mesin, dan listrik kapal untuk memberikan penilaian mengenai kelaiklautan kapal untuk berlayar.[4]

Perusahaan ini juga menggunakan nama ID Survey sebagai identitas dari holding BUMN yang bergerak di bidang jasa survei.

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Juli 1964 sebagai sebuah perusahaan negara (PN). Pada tahun 1977, status perusahaan ini diubah menjadi persero.

Pada bulan Mei 2021, pemerintah resmi menunjuk perusahaan ini sebagai induk holding BUMN jasa survei yang beranggotakan Sucofindo dan Surveyor Indonesia. Pada bulan Desember 2021, perusahaan ini meluncurkan "ID Survey" sebagai identitas dari holding.

Penghargaan

BKI meraih penghargaan dalam kategori The Best GRC For Corporate Governance & Compliance 2022 dalam ajang GRC & Performance Excellence Award 2022.

 

Selengkapnya
Biro Klasifikasi Indonesia

Manajemen Konstruksi

Manajemen Konstruksi

Dipublikasikan oleh Syayyidatur Rosyida pada 30 Juni 2024


Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.

Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan dan praktik profesional.

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan.

Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Sumber: id.wikpiedia.org

 

Selengkapnya
Manajemen Konstruksi

Manajemen Konstruksi

Rekayasa Konstruksi

Dipublikasikan oleh Syayyidatur Rosyida pada 30 Juni 2024


Rekayasa konstruksi adalah sebuah disiplin profesional yang menangani perancangan, perencanaan, konstruksi, dan manajemen infrastruktur seperti jalan bebas hambatan, jembatan, bandar udara, rel, bangunan, bendungan, dan sarana lainnya. Insinyur konstruksi bersifat unik karena merupakan gabungan antara insinyur sipil dan manajer konstruksi. Insinyur konstruksi mempelajari aspek perancangan sebagaimana insinyur sipil dan fungsi manajemen situs konstruksi sebagaimana manajer konstruksi.

Bandar Udara Brandenburg Berlin sedang dibangun. Fasilitas ini akan beroperasi penuh pada tahun 2012.

Perbedaan utama antara seorang insinyur konstruksi dan manajer konstruksi adalah bahwa insinyur konstruksi mampu memegang lisensi Insinyur Profesional (PE), sementara manajer konstruksi tidak. Pada tingkat pendidikan, manajer konstruksi tidak berfokus pada perancangan karena mereka bergerak di bidang prosedur konstruksi, metode, dan manajemen sumber daya manusia. Tujuan utama mereka adalah menyelesaikan sebuah proyek tepat pada waktunya dengan anggaran terbatas dan kualitas yang diharapkan.

Perbedaan antara seorang insinyur konstruksi dan insinyur sipil hanya ada pada tingkat pendidikannya, karena kedua disiplin tersebut layak mengikuti ujian PE yang memberi gelar insinyur yang sama. Mahasiswa rekayasa sipil lebih berkonsentrasi pada perancangan yang mendorong mereka menjadi seorang desainer profesional. Karena itu, mereka perlu mengambil beberapa kursus desain. Mahasiswa teknik konstruksi mengambil kursus desain dan kursus manajemen konstruksi. Hal ini memungkinkan mereka memahami fungsi-fungsi desain dan persyaratan pembangunan yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun infrastruktur masa kini.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Rekayasa Konstruksi

Manajemen Konstruksi

Kelebihan dan Kekurangan Metode Kurva S

Dipublikasikan oleh Syayyidatur Rosyida pada 26 Juni 2024


Beberapa kelebihan dan kelemahan perangkat Bar Chart dan Kurva S adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan dan Manfaat

  • Alat yang mudah untuk memprediksi waktu yang wajar untuk penyelesaian pekerjaan.
  • Bersifat sederhana dan Praktis yang banyak dimengerti oleh pelaku pengadaan pada proyek konstruksi, sehingga dapat digunakan sebagai media komunikasi yang tepat untuk menilai kemajuan pekerjaan.
  • Memberikan informasi cepat, normal atau terjadi keterlibatan pelaksana setiap pekerjaan dalam pelaksanaan suatu proyek.
  • Memberikan informasi mengenai persentase pekerjaan yang telah diselesaikan.
  • Alat evaluasi dan reviu program kerja khususnya Ketika ada interupsi kegiatan (splitting) atau ada percepatan pekerjaan (crash program).
  • Lebih mudah membaca waktu mulai dan penyelesaian suatu pekerjaan.
  • Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow dan manhour.
  • Memberikan informasi cepat, normal atau terjadi keterlibatan pelaksana setiap pekerjaan dalam pelaksanaan suatu proyek.
  • Untuk dasar evaluasi manajerial pada proyek kontruksi.

2. Kelemahannya

  • Sulit untuk mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat kurva s dan barchat baru.
  • Tidak dapat menggambarkan kemajuan pekerjaan secara aktual berdasarkan fisik di lapangan.
  • Tidak dapat memprediksi titik atau lintasan kritis untuk dasar percepatan program Ketika terjadi keterlamabatan (delay).
  • Tidak dapat memberikan informasi mengenai rincian pekerjaan secara pasti seperti susunan pekerjaan yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.
  • Hanya dapat mengukur keterlambatan atau kecepatan dari kemajuan pekerjaan.
  • Kesalahan asumsi pada saat input data untuk membuat Kurva menyebabkan lemahnya pengendalian kontrak.
  • Tidak dapat mengetahui hubungan ketergantungan antar kegiatan secara terperinci.

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Metode Kurva S

Manajemen Konstruksi

Langkah Menyusun Kurva S

Dipublikasikan oleh Syayyidatur Rosyida pada 26 Juni 2024


Dalam mengerjakan proyek konstruksi biasanya penyedia jasa membuat kurva S sebagai bentuk pengendalian proyek. Ketika pengendalian kontrak dilakukan oleh pemilik pekerjaan, maka PPK bersama-sama dengan Direksi Teknis harus memahami manfaat Kurva S itu sendiri, karena kurva S yang digunakan adalah persentasi penyelesaian pekerjaan (percentage complate) dengan waktu penyelesaian pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi waktu/time schedule (waktu pelaksanaan proyek) merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu proyek. Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan waktu yang disepakati merupakan harapan dari para pihak yang berkontrak. Dengan adanya jadwal perencanaan akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai urutan kegiatan proyek, hubungan ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain, mana saja yang termasuk kegiatan kritis, dan juga kebutuhan sumber daya serta alokasi di setiap kegiatannya.

Teknik pengendalian kemajuan proyek yang lazim disebut kurva S selama ini sebenarnya adalah kombinasi antara Kurva S, Bar Chart, dan Konsep Nilai Hasil (Earned Value Concept). Konsep Nilai Hasil (EVC) adalah konsep menghitung besarnya nilai yang dikeluarkan menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesiakan atau dilaksanakan (Budget Cost of Works Performed/BCWP). Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan berarti konsep ini mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah  anggaran yang dialokasikan. Melakukan pendekatan kemajuan pekerjaan dengan biaya yang direncanakan.

Persamaan: Nilai Hasil = (% penyelesaian) x Biaya

Pada sebagian besar proyek, pengeluaran sumber daya untuk setiap satuan waktu cenderung dimulai dengan lambat, lalu berkembang ke puncak dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur bila telah mendekat ke ujung akhir. Secara terperinci , Langkah-langkah Menyusun Kurva S adalah sebagai berikut :

1. Tetapkan waktu pelaksanaan pekerjaan;

Terkait waktu pelakanaan Pekerjaan dapat dihitung berdasarkan target waktu penyelesaian pekerjaan atau berdasarkan volume pekerjaan didapatkan waktu kebutuhan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Buat Tabel Uraian Pekerjaan, Durasi Pekerjaan, Biaya, Bobot, dan Waktu

Tabel yang dibuat, secara garis besar :

  • Kolom paling kiri dituliskan item-item pekerjaan;
  • Kolom kedua berisi harga setiap item pekerjaan;
  • Kolom ketiga berisi bobot setiap pekerjaan;
  • Kolom keempat dituliskan durasi setiap item pekerjaan.

3. Tetapkan urutan pelaksanaan kegiatan

Untuk mengurutkan tahapan pelaksanaan kegiatan setiap item pekerjaan, berdasarkan karakteristik pekerjaan dan saling ketergantungan antar pekerjaan.

4. Tetapkan durasi tiap item pekerjaan

Durasi pekerjaan ditetapkan berdasarkan perkiraan waktu pelaksanaan tiap item pekerjaan dengan mempertimbangkan volume pekerjaan, metode kerja/pelaksanaan sumberdaya yang tersedia, keadaan lingkungan dan cuaca, serta asumsi-asumsi lainnya.

5. Hitung bobot pekerjaan

Hitung bobot tiap item pekerjaan terhadap nilai total kontrak, yaitu berdasarkan perhitungan perbandingan antara biaya per item pekerjaan dengan biaya total pekerjaan.

Persamaan : Bobot (%) = (Biaya setiap pekerjaan/Biaya total)x100%

6. Buat diagram batang

Selanjutnya buat diagram batang, panjangnya sesuai dengan durasi pekerjaan (hari kerja/hari kalender atau minggu/bulan)

7. Tentukan Persentase Kemajuan Pekerjaan

Bila bobot setiap pekerjaan telah dihitung, kemudian dapat ditentukan persentase pekerjaan harian/mingguan/bulanan dengan membagi jumlah bobot berdasarkan durasi waktu yang telah ditetapkan sebagaimana angka 4. Bobot harian/mingguan/bulanan tidak selalu terbagi merata akan tetapi Ketika dijumlahkan nilainya sama dengan nilai bobot per item pekerjaan yang telah dihitung sebelumnya. Plotting persentase tersebut pada diagram batang yang telah dibuat.

8. Jumlahkan secara vertikal kemajuan pekerjaan per satuan waktu

Jumlahkan bobot rencana pelaksanaan fisik setiap satuan waktu harian/mingguan/bulanan secara vertical.

9. Akumulatif secara horizontal kemajuan pekerjaan per satuan waktu

Kumulatif persentasi kemajuan pekerjaan per satuan waktu harian/mingguan/bulan secara horizontal dimana pada akhir jadwal harus 100%. Hubungan antara persentase kumulatif (sumbu x) dengan nilai persentase 0 s.d 100% (sumbu y) ditarik sebuah kurva yang membentuk huruf S. Kurva yang dihasilkan inilah yang disebut dengan kurva S tidak termasuk pajak pertambahan nilai (ppn)

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Langkah Menyusun Kurva S

Manajemen Konstruksi

Infrastruktur

Dipublikasikan oleh Syayyidatur Rosyida pada 26 Juni 2024


Infrastruktur atau prasarana adalah seluruh struktur dan juga fasilitas dasar, baik itu fisik maupun sosial seperti bangunan, pasokan listrik, irigasi, jalan, jembatan dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk operasional aktivitas masyarakat maupun perusahaan.

Infrastruktur fisik dan sosial adalah dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat.

Dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain termasuk sekolah dan rumah sakit. Bila dalam militer, istilah ini dapat pula merujuk kepada bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemindahan tersebut.

Infrastruktur dalam pengertian lain

Dalam kegunaan dalam aplikasi lain, infrastruktur dapat merujuk pada teknologi informasi, saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dalam konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan penyediaan infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi layanan organisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan, atau kumpulan orang dengan kepentingan umum. Infrastruktur dapat pula mengacu pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh Karl Marx berartikulasi dengan suprastruktur.

Infrastruktur sama saja dengan prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.

Kategori Infrastruktur

Enam kategori besar infrastruktur (Grigg):

  1. Kelompok jalan (jalan, jalan raya, jembatan);
  2. Kelompok pelayanan transportasi (transit, jalan rel, pelabuhan, bandar udara);
  3. Kelompok air (air bersih, air kotor, semua sistem air, termasuk jalan air);
  4. Kelompok manajemen limbah (sistem manajemen limbah padat);
  5. Kelompok bangunan dan fasilitas olahraga luar;
  6. Kelompok produksi dan distribusi energi (listrik dan gas);

Fasilitas fisik Infrastruktur (Grigg):

  1. Sistem penyediaan air bersih, termasuk dam, reservoir, transmisi, treatment, dan fasilitas distribusi;
  2. Sistem manajemen air limbah, termasuk pengumpulan, treatment, pembuangan, dan sistem pemakaian kembali;
  3. Fasilitas manajemen limbah padat;
  4. Fasilitas transportasi, termasuk jalan raya, jalan rel dan bandar udara. Termasuk didalamnya adalah lampu, sinyal, dan fasilitas kontrol;
  5. Sistem transit publik;
  6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan distribusi;
  7. Fasilitas pengolahan gas alam;
  8. Fasilitas pengaturan banjir, drainase, dan irigasi;
  9. Fasilitas navigasi dan lalu lintas/jalan air;
  10. Bangunan publik seperti sekolah, rumah sakit, kantor polisi, fasilitas pemadam kebakaran;
  11. Fasilitas perumahan;
  12. Taman, tempat bermain, dan fasilitas rekreasi, termasuk stadion.

Jenis Infrastruktur

Infrastruktur sendiri dapat dipilah menjadi tiga bagian besar sebagai berikut

Infrastruktur keras (physical hard infrastructure)

Meliputi jalan raya dan kereta api, bandara, dermaga, pelabuhan, dan saluran irigasi.

Infrastruktur keras non-fisik (non-physical hard infrastructure)

Yang berkaitan dengan fungsi utilitas umum, seperti ketersediaan air bersih berikut instalasi pengolaan air dan jaringan pipa penyalur, pasokan listrik, jaringan telekomunikasi (telepon dan internet), dan pasokan energi mulai dari minyak bumi, biodiesel, dan gas berikut pipa distribusinya.

Infrastruktur lunak (soft infrastructure)

Biasa pula disebut kerangka institusional atau kelembagaan yang meliputi berbagai nilai (termasuk etos kerja), norma (khususnya yang telah dikembangkan dan dikodifikasikan menjadi peraturan hukum dan perundang-undangan), serta kualitas pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai pihak terkait, khususnya pemerintah .

Infrastruktur "keras" vs infrastruktur "lunak"

Infrastruktur "keras" merujuk kepada jaringan fisik yang berukuran relatif besar dan fungsional, sedangkan infrastruktur "lunak" adalah institusi atau lembaga yang berperan dalam menjalankan fungsi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan budaya di dalam sebuah negara (misal sistem edukasi, sistem ekonomi).

Infrastruktur keras

Infrastruktur transportasi

  • Jaringan jalan raya dan jalan tol, termasuk jembatan, terowongan, dan infrastruktur pendukungnya seperti lampu jalan, rambu lalu lintas, saluran air, trotoar, dan sebagainya.
  • Jalur sepeda.
  • Transportasi publik massa seperti kereta api, trem.
  • Kanal sebagai transportasi air dalam pulau.
  • Pelabuhan laut sebagai transportasi air antar pulau.
  • Bandar udara.

Infrastruktur air

  • Jaringan suplai air untuk air minum, penyimpanan air, dan sebagainya, mencakup pompa, pipa, pemurnian air, alat ukur, dan bangunan yang menyimpan fasilitas tersebut.
  • Saluran limbah dan instalasi pengolahan air limbah.
  • Selokan untuk mengalirkan limpasan permukaan dan air hujan.
  • Sistem pengendalian banjir.
  • Sistem irigasi.
  • Sistem pembersihan salju, termasuk truk penyapu, truk penebar garam untuk mencairkan salju, dan sebagainya.
  • Struktur pinggir laut seperti tembok laut, pemecah gelombang, pengukur tinggi pasang surut, dan sebagainya

Infrastruktur energi

  • Jaringan tenaga listrik, termasuk pembangkit listrik dan jaringan kabel listrik.
  • Jaringan penyalur gas alam, termasuk perpipaan, penyimpanan, dan transportasi pengangkut gas (truk tangki, kapal tangker).
  • Jaringan minyak bumi, termasuk perpipaan, penyimpanan, dan transportasi
  • Sistem penanganan batu bara

Tambang migas dan batu bara mungkin masuk ke dalam sistem ekonomi sektor industri dan pertambangan sehingga tidak termasuk infrastruktur keras.

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Infrastruktur
« First Previous page 742 of 891 Next Last »