Perindustrian

Atasi Kelangkaan Chip, Industri Semikonduktor Jerman Siap Investasi Triliunan

Dipublikasikan oleh Admin pada 19 Juni 2022


Industri semikonduktor merupakan urat nadi yang memegang peran esensial dalam percepatan transformasi digital. Seiring berkembangnya era industri 4.0, kebutuhan chip semikonduktor terus bertumbuh.

“Kami melihat, permintaaan semikonduktor yang meningkat ini merupakan peluang investasi yang strategis. Indonesia perlu merebut peluang tersebut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (17/6).

Menperin mengemukakan, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronika. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memacu tumbuhnya industri semikonduktor. Langkah ini diyakini akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing.

“Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik (electrical vehicle/EV), serta digitalisasi di banyak sektor, juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor,” paparnya.

Agus optimisitis, pengembangan industri semikonduktor di tanah air dapat diakselerasi, misalnya dengan bergabung ke dalam ekosistem industri semikonduktor dunia dan memasuki rantai pasok chip global. “Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara pemain chip global, salah satunya adalah Jerman,” ungkapnya.

Melalui pertemuan pada kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier, Indonesia dan Jerman sepakat untuk meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia agar industri tersebut dapat berperan dalam rantai pasok chip global.

PT Infineon Technologies Batam, telah berkomitmen untuk peningkatan investasi sebesar EUR35,37 juta (Rp569,3 miliar) untuk peningkatan kapasitas 65 juta per minggu pada tahun 2025, dan akan bertambah menjadi EUR83,57 juta (Rp1,3 triliun) untuk kapasitas 150 juta per minggu sampai 2030.

PT Infineon Technologies Batam merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri semikonduktor, dan telah berinvestasi di Indonesia sejak 1996. Kapasitas produksi PT Infineon Technologies Batam pada tahun 2020 mencapai 15 juta pcs per minggu dan meningkat menjadi 22 juta pcs per minggu tahun 2021.

Menperin menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 melalui program Making Indonesia 4.0. Langkah strategis yang dijalankan, antara lain melalui peningkatan awareness, penilaian kesiapan, pendampingan transformasi industri 4.0, pelaksanaan project transformasi, launching ekosistem industri 4.0, penghargaan INDI 4.0 dan national lighthouse industry 4.0, serta conferences dan expo industri 4.0.

“Kami menetapkan PT Infineon Technologies Batam sebagai National Lighthouse Industri 4.0 pada tahun ini, setelah melalui berbagai tahapan verifikasi. Sebelumnya di tahun 2021, PT Infineon Technologies Batam telah menerima anugerah INDI 4.0 dari kami untuk kategori Smart Factory,” jelas Menperin.

Infineon merupakan perusahaan keempat di Indonesia yang ditetapkan sebagai National Lighthouse Industri 4.0, menyusul PT. Akebono Brake Astra Indonesia, PT. Pupuk Kalimantan Timur, serta PT. Indolakto-Purwosari. National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia.

Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM, pada 2021, nilai transaksi dagang antara Indonesia dan Jerman mencapai USD6 miliar. Dalam kurun 2017-2021, investasi langsung dari Jerman ke Indonesia tercatat sebanyak US$1 miliar.

Pada kuartal I tahun 2022, investasi Jerman ke Indonesia berada di peringkat 12 dengan nilai USD98,4 juta. Tahun ini, investasi dari negara tersebut ditargetkan mencapai USD248 juta.

Sumber: kemenperin.go.id

Selengkapnya
Atasi Kelangkaan Chip, Industri Semikonduktor Jerman Siap Investasi Triliunan

Bina Konstruksi

Pahami Perubahan Peraturan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi

Dipublikasikan oleh Admin pada 26 Mei 2022


Kementerian PUPR terus memprioritaskan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, yang menjadi fokus utamanya adalah pembangunan infrastruktur yang berkualitas, smart dan ramah lingkungan. Hal ini berdampak pada peran tenaga kerja konstruksi yang menjadi pihak pelaksana langsung dalam proses pekerjaan pembangunan infrastrutkur. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi selaku pembina jasa konstruksi juga terus berupaya meningkatkan ketersediaan dan produktivitas tenaga kerja konstruksi.

“Sektor pendidikan dan pelatihan menjadi tumpuan dan sumber pencetak SDM Konstruksi, selanjutnya proses peningkatan kompetensi tambahan serta uji sertifikasi tenaga kerja konstruksi diharapkan dapat memenuhi aspek hukum jika ingin terlibat langsung dalam proses pembangunan infrastruktur.” Ungkap Direktur Jenderal Bina Konstruksi saat memberikan sambuatan dalam Rapat Koordinasi Persiapan Uji Sertifikasi SDM (tenaga kerja konstruksi) Melalui LSP-LPPK di Wilayah Kerja Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya (Rabu, 23 Maret 2022) di Surabaya.

Lebih lanjut Dirjen Bina Konstruksi Yudha Mediawan mengingatkan tentang perubahan peraturan yang kian dinamis. Perubahan tersebut mengubah mekanisme pelaksanaan uji sertifikasi untuk tenaga kerja konstruksi. Untuk itu, jangan lupa untuk mempelajari juga melaksanakan proses sertifikasi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Konstruksi. Selain itu, untuk mendorong terbentuknya LSP sebagai pihak pertama Kementerian PUPR melalui Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya Ditjen Bina Konstruksi akan mencetak instruktur dan asesor.

Asesor memiliki peranan penting dalam pelaksanaan uji sertifikasi, sehingga seluruh asesor harus memiliki kompetensi yang bagi secara metodologis dan kompetensi khususnya bidang konstruksi. Para asesor nantinya akan menjadi personil inti dalam LSP sehingga diharapkan asesor-asesor yang terlibat telah memiliki sertifikat asesor sebagai bukti kompetensi yang ia miliki. Peran asesor pun sangat krusial, karena para asesor ini harus benar-benar menjaga integritas agar dapat melahirkan tenaga kerja konstruksi yang berkualitas dan kompeten demi menjaga hasil pembangunan infrastruktur.

“Dukungan dari sektor pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Politeknik, Perguruan Tinggi serta Balai Latihan Kerja (BLK) bidang konstruksi dalam pelaksanaan uji sertifikasi sangatlah signifikan melalui LSP sebagai pihak pertama dan stakeholder pendidikan sebagai pihak kedua dalam melahirkan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat. Saya mengharapkan dukungan ini akan terus berlanjut demi melahirkan SDM-SDM konstruksi serta dapat memberikan peluang siswa/mahasiswa/pelajar untuk ikut serta dalam proses pembangunan infrastruktur.”Tambah Yudha Mediawan

Dalam kesempatan ini Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya Edi Irwanto menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 91  LPPK  dan 310 peserta yang terdiri dari 190 SMK bidang konstruksi, 13 peserta Politeknik bidang Konstruksi, 73 peserta Universitas bidang Konstruksi dan 34 peserta dari Balai Latih Kerja Bidang Konstruksi.

“Perubahan peraturan dalam pelaksanaan uji sertifikasi harus diketahui oleh para peserta. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK-K) serta menjamin pelaksanaan kegiatan uji komptensi sesuai dengan standar bakuan kompetensi yang berlaku.” Ujar Kepala Balai Jakon Wilayah IV Surabaya

Terutama dalam kebijakan uji sertifikasi SDm Vokasional SMK dan Politeknik Bidang Konstruksi Tahun 2022 (pasca masa transisi) oleh Bapak Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi; Kebijakan Sertifikasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko oleh Ibu Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi; Kebijakan dan Tata Cara Registrasi LSP – LPPK ke LPJK melalui Website OSS (One Single Submission) oleh Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi; dan Mekanisme Pendaftaran LSP – LPPK Pasca Masa Transisi oleh Koordinator IT Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.

Turut hadir bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Dewi Chomistriana, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Nicodemus Daud, dan Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi Provinsi Jawa Timur Agus Kurniawan. (dri)

Sumber: pupr.go.id

 

Selengkapnya
Pahami Perubahan Peraturan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi

Riset dan Inovasi

Kesiapan BRIN dalam Platform Global Pengurangan Risiko Bencana

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Nusa Dua – Humas BRIN. BRIN melaporkan kemajuan kesiapan partisipasi di forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang dilaksanakan di Nusa Dua Convention Center Bali (21/4). Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy. Selain melaporkan kemajuan dan kesiapan, BRIN juga mengonfirmasikan terkait kerja sama dengan beberapa Kementrian/Lembaga lainnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati  menyampaikan tugas BMKG bersama BNPB adalah untuk menyiapkan substansi pada GPDRR. Substansi yang telah disiapkan terkait Thematic Session adalah Early Warning – Early Action (EW-EA). BMKG ditunjuk sebagai koordinator materi dan bekerja sama dengan BNPB, Badan Geologi ESDM, PUPR, dan BRIN.

Pada kesempatan tersebut, Perekayasa Utama BRIN Andi Eka Sakya mangatakan kesiapan BRIN mendukung dan berpartisipasi dalam GPDRR. Andi mengatakan, posisi BRIN merupakan bagian dari Tim Subtansi dan juga berkoordinasi dengan Bappenas. “Dalam kertas posisi, beberapa aktivitas yang sudah dilakukan oleh BRIN adalah Official Statement dan Opening Statement,” ungkapnya.

Kemudian, Andi menyebutkan bahwa BRIN sudah menyelesaikan pengajuan proposal terkait innovation platform. Ada tiga innovation platform yang telah yang telah disetujui. Inovasi pertama adalah Indonesia Paviliun: Indonesia’s Research and Innovation Landscape on Disaster Risk and Resilience, yang dalam kesempatan ini BRIN bekerja sama dengan Bappenas dan BNPB.

Selanjutnya, Inovasi kedua mengenai Innovation Platform on Recognizing Tsunami Ready: A New Meaning to Community Awareness and Preparedness, dimana BRIN bekerja sama dengan BMKG, IOTIC/UNESCO, dan U-INSPIRE Indonesia.

Andi mengatakan, Innovation platform on Youth and Young professionals in Science Engineering Technology, Innovation and Art in DRR and Resilience bekerja sama dengan UNICEF, UNESCO dan U-INSPIRE. Masing-masing innovation platform ditampilkan dalam Exhibition.

Selain itu, Andi menambahkan Periset BRIN pada thematic session akan diminta statemennya mengenai Cooperation Across Borders for Strengthened Capacity and Actions. Pada bagian Exhibition, BRIN membantu dalam Hybrid Exhibition Indonesia’s International Disaster Expo & Conference (IIDEC) yang bekerja sama dengan Kementrian Industri dan Kementrian Koperasi dan UKM dalam konteks melanjutkan gagasan mengenai Hybrid Exhibition karena belum bisa dilakukan secara luring. (igp/yul/gws)

Sumber: brin.go.id

Selengkapnya
Kesiapan BRIN dalam Platform Global Pengurangan Risiko Bencana

Riset dan Inovasi

Pemanfaatan Data Copernicus untuk Berbagai Bidang Riset di Indonesia

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Copernicus adalah salah satu bagian dari Program Antariksa Eropa (The European Space Programme). Data Copernicus terbuka dan gratis terdiri dari 6 layanan data pengamatan Bumi, yaitu perubahan iklim, monitoring maritim, monitoring lapisan atmosfer, monitoring lahan, keamanan, dan mitigasi keadaan darurat. Layanan tersebut dapat tercapai dengan didukung oleh 6 seri satelit Sentinel yang mengorbit Bumi. Demikian Astrid-Christina Koch, pakar senior dari Direktorat Jenderal Industri Pertahanan dan Antariksa Uni Eropa (DG DEFIS) memaparkannya dalam Joint Workshop on Copernicus secara virtual, Rabu (16/03).

Pada sesi diskusi panel, Rahmat Arief, Plt. Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh – BRIN menjelaskan bahwa penggunaan data Copernicus telah diterapkan pada berbagai aplikasi oleh institusi pemerintah maupun akademik. “Hasil riset dari data Copernicus menjadi dasar bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menentukan kebijakannya meliputi monitoring luasan area sawah Kementerian Pertanian, pemantauan luasan hutan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), penegakan hukum dalam kasus tumpahan minyak kapal tanker oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan mitigasi bencana banjir dan perlindungan pantai di pantai utara Pulau Jawa dalam proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” paparnya.

Rory Donnelly, Ahli Penginderaan Jauh, EU-Indonesia Partnership and Cooperation Agreement (PCA) Facility menjelaskan, di masa depan potensial penggunaan layanan data pengamatan Bumi di Indonesia semakin meningkat. Untuk itu perlu meningkatkan eksploitasi teknologi Copernicus di Indonesia, keahlian tenaga lokal dan kemampuan infrastruktur dalam menerima layanan Copernicus, serta kesadaran akan teknologi Copernicus pada berbagai instansi pemerintah. “Kita bersama dapat meninjau apa saja yang dilakukan suatu institusi tersebut, mengidentifikasi penggunaan data penginderaan jauh yang selama ini telah digunakan, kemudian kita dapat membandingkan layanan yang ada dan potensial pada Copernicus yang sesuai dengan prioritas instansi tersebut,” ujarnya.

Sementara, Andreas Becker, Ketua Tim EU Global Action on Space mengatakan saat ini telah tersedia 5 jenis layanan terkait program luar angkasa Uni Eropa untuk pemangku kepentingan ruang angkasa di Indonesia. 5 hal tersebut adalah laporan pasar strategis, diplomasi luar angkasa, peluang bisnis, penyiapan & pemeliharaan platform luar angkasa Uni Eropa, dan kampanye komunikasi.

Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Maritim

Rizatus Shofiyati dari Kementerian Pertanian menyebutkan beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan pertanian di masa depan. Di antaranya, keberlangsungan data citra satelit yang masih mengandalkan negara lain, model dan akurasi analisis data penginderaan jauh dalam pertanian masih diragukan, dan sudah tentu adalah mahalnya biaya investasi. Lebih lanjut ia mengatakan , teknologi inovasi berbasis data penginderaan jauh yang harus dikembangkan adalah di mana kita dapat mengetahui kondisi tanah lahan pertanian, pengelolaan irigasi menggunakan citra satelit, peringatan dini sistem pangan, dan mengidentifikasi potensi lahan rawa sebagai pemasok pangan.

Belinda Arunarwati Margono dari KLHK menyatakan, penginderaan jauh adalah salah satu alat bantu dalam memberikan informasi yang baik, namun bukan berarti tidak memiliki keterbatasan, di antaranya adalah kesinambungan data di mana harus mengikuti periode orbit satelit, masalah cakupan area, tehnik dan metode pengambilan data yang bergantung dengan harga perangkat lunak, perbedaan perbandingan hasil citra, dan biaya operasional yang tinggi untuk data resolusi tinggi.

“Beberapa tantangan yang dihadapi dalam bidang monitoring hutan dan lingkungan adalah perlu adanya data penginderaan jauh yang dapat mendeteksi perbedaan dari kondisi kesehatan vegetasi dan jenis spesies,” tegasnya.

Niken Gusmawati dari KKP memaparkan manfaat data penginderaan jauh selama ini dalam bidang maritim. “Penginderaan jauh memainkan peran yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan untuk mendukung Blue Economy,” imbuhnya. “Hal ini akan memberikan kesempatan untuk memetik manfaat ekonomi dan membantu Indonesia yang memiliki wilayah perairan yang luas untuk menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan menjaga kesehatan ekosistem lautnya,” tambahnya.

Bidang Penanggulangan Bencana, Iklim, Atmosfer, dan Ekosistem

Bencana alam adalah kejadian yang berulang. Untuk itu, Udrech, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB mengatakan, data historis sangatlah penting untuk mengamati perubahan spasial/ penggunaan lahan dari waktu ke waktu. “Bencana alam dapat disebabkan akibat perubahan lingkungan. Kebijakan satu data dan satu peta memudahkan ketersediaan data tidak hanya untuk mitigasi dan penanggulangan bencana tetapi juga aktifitas lainnya,” terangnya.

Edvin Aldrian menambahkan, mayoritas bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah banjir dan kekeringan, diikuti oleh kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, dan polusi udara. “Dengan menggunakan multi data satelit dan radar kita dapat menganalisa dan menyajikan berbagai informasi seperti dalam Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) yang menggunakan data satelit Himawari-8 menyajikan informasi informasi mitigasi bencana,” ungkap peneliti dari Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN itu.

Sebagai informasi, selain SADEWA, peran data satelit dan radar juga disajikan dalam sistem informasi hasil litbang BRIN lainnya yaitu Sistem Embaran Maritim (SEMAR), Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia (SRIKANDI), Sistem Informasi Perubahan Iklim (SRIRAMA), dan yang terbaru adalah Kajian Awal Musim Wilayah Indonesia Jangka Madya (KAMAJAYA). Edvin berharap bahwa Indonesia juga fokus mengembangkan satelit nasional sendiri yang menjadi bagian penting dalam penyediaan data penginderaan jauh.

Melengkapi penjelasan di atas, Ella Meilianda dari Pusat Penelitian Tsunami dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala Aceh mengatakan, data penginderaan jauh adalah sesuatu yang esensial dalam menyelidiki penilaian risiko banjir skala daerah aliran sungai. “Data tersebut memberikan parameterisasi penilaian bahaya banjir mulai dari analisis data hidrologi, data historis curah hujan, data penggunaan lahan, jenis tipe tanah, aliran sungai,” urainya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, data satelit membantu menemukan potensi risiko secara tepat waktu. Melalui pemantauan menggunakan data satelit multispatio-temporal, proses pengambilan keputusan dan strategi untuk mengurangi risiko banjir menjadi lebih baik. (ra/ ed: drs)

Sumber: brin.go.id

 

Selengkapnya
Pemanfaatan Data Copernicus untuk Berbagai Bidang Riset di Indonesia

Riset dan Inovasi

Implan Tulang Belakang Hasil Riset BRIN Akan Diuji Klinis

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Jakarta – Humas BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui skema pendanaan fasilitasi pengujian produk inovasi kesehatan (PPIK) akan melakukan uji klinis terhadap prototipe implan tulang belakang. Prototipe ini merupakan produk inovasi kesehatan yang dihasilkan oleh Pusat Riset Material Maju (PRMM), Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material.

Prototipe ini menjadi salah satu dari tiga produk inovasi kesehatan yang mendapatkan pendanaan untuk dilakukan uji klinis melalui skema fasilitasi PPIK. Produk implan tulang belakang ini diharapkan menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi tulang belakang yang mengalami gangguan.

Perekayasa Ahli Utama, PRMM, I Nyoman Jujur menjelaskan, manfaat produk implan tulang belakang, diantaranya membentuk suatu konstruksi penyokong yang mengoreksi deformitas dan instabilitas tulang belakang. “Jika seseorang mengalami kecelakaan, biasanya akan terjadi gangguan pada tulang belakang. Dengan produk ini akan dapat dikoreksi posisi tulang belakangnya,” kata I Nyoman pada acara Webinar Fasilitasi Pendanaan Riset dan Inovasi edisi Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, Selasa (15/03).

Selain itu, penggunaan implan tulang belakang juga bermanfaat untuk koreksi kelainan bentuk yang diakibatkan penyakit degeneratif diskus, infeksi, tumor, maupun patah tulang pada regio tulang belakang. Penggunaan implan tulang belakang produk dalam negeri akan menjadi substitusi impor dan penguatan teknologi produksi alat kesehatan dalam negeri.

I Nyoman menceritakan perjalanan riset implan tulang belakang yang dimulai sejak tahun 2016. “Di awal penelitian, kami memulai dengan fokus pada penguasaan terhadap material yang akan digunakan pada implan tulang belakang terlebih dahulu,” ujar I Nyoman.

Menurutnya, material yang dibutuhkan untuk produk ini tentunya material medis dengan karakteristik yang khusus. Berdasarkan hasil pertimbangan dan pengujian, akhirnya dipilih titanium sebagai material dalam pembuatan implan tulang belakang.

“Pemilihan material titanium dilakukan melalui pengujian dan dipastikan bahwa material yang digunakan telah sesuai dengan standar yang ditentukan,” tambahnya.

Pada tahun 2020 dilakukan uji praklinis pertama terhadap produk ini, dengan tujuan untuk mengukur kinerja prototipe tersebut. Pada uji praklinis tahap ini ditemukan berbagai permasalahan yang membutuhkan penyempurnaan.

Setelah dilakukan penyempurnaan atas kekurangan yang ditemukan pada uji praklinis tahap 1, dilakukan uji praklinis tahap 2 dan seterusnya, hingga didapatkan hasil yang sesuai dengan standar yang ditentukan. “Setelah diyakini prototipe implan tulang belakang itu telah sesuai dengan standar dan keinginan pengguna serta pihak industri, selanjutnya diajukan untuk dilakukan uji klinis,” lanjutnya.

Pada akhir tahun 2021, tutur I Nyoman, melalui skema pendanaan fasilitasi PPIK, prototipe implan tulang belakang diajukan untuk dilakukan uji klinis bermitra dengan PT. Zenith Allmart Precisindo sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran logam presisi dengan menggunakan teknik investment casting. PT. Zenith Allmart Precisindo inilah yang akan mengkomersialisasikan produk implan tulang belakang kepada masyarakat pengguna.

CEO PT. Zenith Allmart Precisindo, Allan Chanrawinata mengatakan, kolaborasi antara pihak industri dengan periset mutlak harus dilakukan, mengingat dalam melakukan riset khususnya di bidang kesehatan memerlukan banyak prosedur dan standar yang harus dipatuhi. “Di bagian ini para periset di BRIN yang memahami, maka dari itu kolaborasi antara BRIN, industri, dan para dokter sangat membantu proses produksi sesuai dengan tujuan,” kata Allan.

Menurut Allan, kolaborasi berbagai pihak dalam penyelesaian produk ini sangat bermanfaat, dimana masing-masing pihak dapat memberikan banyak masukan dan informasi mulai dari perbaikan produk secara teknis hingga informasi terkait kebutuhan pasar terhadap produk kesehatan ini. “Hasil diskusi dari tiga pihak yang berkolaborasi yakni BRIN, industri, dan dokter akan mengerucut pada sebuah desain prototipe yang diinginkan,” pungkas Allan. (pur)

Sumber: brin.go.id

 

Selengkapnya
Implan Tulang Belakang Hasil Riset BRIN Akan Diuji Klinis

Riset dan Inovasi

Surya Satellite-1 Siap Mengorbit

Dipublikasikan oleh Admin pada 24 April 2022


Bogor – Humas BRIN. Setelah melalui proses panjang rancang bangun dan pengujian, Surya Satellite-1 (SS-1) akhirnya selesai 100 persen dan siap diluncurkan ke orbit. Peluncuran menuju International Space Station (ISS) dilakukan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), pada Q3 atau Q4 tahun 2022. Satelit diluncurkan dengan salah satu dari tiga opsi kargo luar angkasa, yaitu SpaceX Dragon, Cygnus, atau H-II Transfer Vehicle (HTV).

“Pelepasan satelit dari ISS ke orbit kurang lebih 1 bulan setelah tiba di ISS,” ujar anggota tim SS-1, Steven, saat dihubungi Humas BRIN, Selasa, (22/03).

Proyek SS-1 ini diinisiasi oleh mahasiswa Surya University, yang mendapat asistensi berupa pembinaan dan bimbingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, di Pusat Riset Teknologi Satelit. Mereka adalah M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, Afiq Herdika Sulistya, dan Roberto Gunawan.

Menurut Tim SS-1, saat ini, pihaknya sedang melengkapi safety document report untuk diserahkan kepada pihak peluncur.

“Setelah disetujui pihak peluncur, maka satelit bisa diserahterimakan ke JAXA untuk diinspeksi dan diintegrasikan dengan peluncur,” tutur Steven.

Tim SS-1 juga telah melakukan Satellite Fit Check Test bersama JAXA dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) di Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan ukuran satelit sesuai dengan ukuran Japanese Experiment Module Small Satellite Orbital Deployer (JSSOD) yang ada di ISS. Selain itu, Satellite Fit Check Test juga berguna untuk memastikan tidak ada interferensi mekanik.

“Pengujian berlangsung sekitar 15 menit, dan hasilnya Surya Satellite-1 telah lolos dari pengujian.  Setelah ini ada Sharp-Edge Test untuk memastikan tidak ada sisi luar satelit yang tajam dan berpotensi melukai astronaut,” tutur Steven.

“SS-1 juga telah lolos berbagai pengujian lainnya seperti Functional Test, Vacuum Test, Thermal Test, Vibration Test, Battery Test, serta Payload and Communication Test,” terangnya.

Steven menjelaskan, SS-1 merupakan satelit nano atau cubesat. Misinya yaitu Automatic Packet Reporting System yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat. Teknologi ini dapat dikembangkan untuk mitigasi bencana, pemantauan jarak jauh, dan komunikasi darurat.

Proyek SS-1 dimulai pada 2016 silam, diawali dengan Workshop Ground Station bersama Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). Mockup model satelit pun rampung pada tahun 2018 dengan misi komunikasi amatir.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi, mengatakan, pengembangan riset SS-1 ini merupakan kolaborasi berbagai pihak di dalam negeri. Selain dukungan dari ORARI, ada pula keterlibatan pihak swasta seperti PT. Pudak Scientific dan PT. Pasifik Satelit Nusantara. Sementara dari pemerintah melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Pengembangan satelit ini juga menghasilkan beberapa publikasi internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pemagangan mahasiswa, termasuk penggunaan HKI, hasil dari Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN,” pungkasnya. (dv/ ed: tnt)

Sumber: brin.go.id

 

Selengkapnya
Surya Satellite-1 Siap Mengorbit
« First Previous page 731 of 773 Next Last »