Hidrografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
BANDUNG, itb.ac.id -- Kelompok Keahlian Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung mengadakan penelitian mengenai titik dasar dan garis pantai yang dapat digunakan sebagai penetapan batas laut negara. Penelitian yang diketuai oleh Dr. Eka Djunarsjah menemukan keanehan di beberapa titik dasar dan garis pantai pada tahun 2019.
Penelitian lanjutan dari hasil temuan kelompok yang dipimpin oleh Dr. Eka beserta dicatat pada Rekacipta ITB yang diterbitkan pada Selasa (18/1/2022) atas kerja sama LPPM ITB dengan Media Indonesia. Tujuan dari penelitian lanjutan pada 2021 adalah analisis tentang dampak dinamika DAS dan pantai terhadap perubahan garis pantai serta implikasi terhadap batas laut negara dan batas laut daerah berupa provinsi yang ditetapkan sejauh 12 mil laut dari garis pantai.
Titik-titik dasar dan garis-garis pangkal yang tercatat pada Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2002 yang direvisi di Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2008 memberikan informasi mengenai daftar koordinat geografis titik-titik dan garis pangkal Kepulauan Indonesia. Peraturan tersebut sudah diberikan ke Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa pada Maret 2009. Titik dan garis tersebut digunakan agar dapat menetapkan garis-garis batas laut negara yang terdiri dari Laut Teritorial sejauh 12 mil laut, Zona Tambahan sejauh 24 mil laut, Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen sejauh 200 mil yang dihitung dari garis-garis pangkal dengan setiap segmen garis pangkal dibentuk oleh dua titik dasar.
Penyimpangan yang terjadi, yaitu garis pangkal yang memotong daratan, titik dasar yang terletak di daratan, titik dasar berada terlalu jauh dari daratan, dan garis pangkal yang tidak berimpit dengan titik dasar akibat dari dinamika pantai. Garis pangkal yang memotong daratan di sepanjang muara Sungai Peusangan, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh adalah contoh penyimpangan. Kemungkinan penyimpangan berupa perbuahan garis pantai terjadi akibat dinamika dan interaksi antara lingkungan daerah aliran sungai (DAS), wilayah pesisir, dan bagian lam. Perlu diketahui bahwa luas dari DAS Peusangan mencapai 238.550 hektare.
Ketua Peneliti Dr. Eka Djunarsjah dari KK Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, faktor utama penyimpangan adalah perubahan iklim dan tutupan lahan. Iklim adalah cuaca rata-rata di suatu waktu tertentu dengan rentang waktu yang lama. Perbuahan iklim menyebabkan perubahan dinamika DAS dan pantai karena dapat memengaruhi pola temporal dan spasial sedimentasi, kehilangan tanah akibat curah hujan, banjir pesisir, serta merendam wilayah pesisir dan muara.
“Sedimentasi DAS dan pesisir menyebabkan perubahan fisik lingkungan. Tutupan lahan merupakan garis yang menggambarkan batas penampakan area tutupan di atas permukaan bumi yang terdiri dari bentang alam maupun bentang buatan. Tutupan lahan mempengaruhi DAS karena dapat menentukan laju erosi akibat kecepatan jatuhnya air hujan. Akibatnya adalah lahan terbuka, degradasi, kritis, hingga mudah tererosi,” jelasnya seperti dikutip dari Rekacipta ITB.
Pada penelitian lanjutan tahun 2021 didapatkan hasil identifikasi menunjukkan jumlah sedimen meningkat saat terjadi perubahan tutupan lahan di lahan kuat erosi seperti hutan dengan lahan lemah erosi seperti lahan pertanian yang menyatakan bahwa perubahan tutupan lahan akan menyebabkan jumlah hasil sedimen yang berubah dalam arah yang sama.
Maka perubahan tutupan lahan berpengaruh pada jumlah hasil sedimen yang keluar dari sistem DAS mencapai titik keluar DAS sesuai dengan prinsip sedimen yang terbawa oleh arus sungai akan mengalir hingga muara sungai. Sedimen yang sampai di muara saat arus dari laut ke darat dominan akan membuat sedimen terdeposisi, tapi jika sebaliknya akan menyebabkan erosi.
Ia menjelaskan, hasil dari dinamika di Sungai Peusangan berdasarkan Citra Satelit SPOT dengan resolusi 1,5 meter selama 2016 sampai 2020 menunjukkan wilayah pesisir mengalami penambahan daratan. Penambahan daratan akan mengubah batas laut negara yang berpatokan pada garis pantai. Karena perubahan batas laut, maka batas laut yang berdekatan dengan negara lain perlu dilakukan perundingan.
“Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 Pasal 11 memungkinkan Indonesia memperbaharui titik dasar menggunakan data terbaru. Selain batas negara, batas laut juga dapat diubah untuk kewenangan daerah di laut yang menghadap perairan lepas berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014,” tutupnya.
Sumber Artikel : ITB
Transportasi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Pilihan moda adalah tahap ketiga dari perencanaan transportasi empat tahap merupakan analisis terhadap pilihan moda dalam melakukan perjalanan, apakah menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum, menggunakan kendaraan pribadi bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, sepeda motor atau mobil sedang angkutan umum bisa becak, taxi, bus atau kereta api.
Faktor yang memengaruhi pilihan moda
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pilihan moda seperti:
Tehnik kurva peralihan
Gambar: Peralihan moda angkutan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa semakin cepat waktu perjalanan dengan angkutan umum semakin banyak penggunaan angkutan umum demikian pula sebaliknya, semakin lama waktu menggunakan angkutan umum semakin kecil orang akan menggunakan angkutan umum.
dimana:
cm = waktu perjalanan dengan moda m dan
R Nilai empiris dalam bentuk:
Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang disederhanakan dalam menetapkan pilihan moda, tetapi dapat juga dijadikan masukan dalam penetapan kebijaksanaan apalagi kalau menggunakan generalized cost dimana waktu, biaya dan kenyamanan ikut dipertimbangkan.
Sumber Artikel : Wikipedia
Transportasi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Distribusi perjalanan adalah salah satu langkah dalam perencanaan transportasi empat tahap (Four step transport planning) yang berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan (trip) antara satu zona dengan zona lain.
Tabel berikut menunjukkan contoh distribusi perjalanan dengan z jumlah zona.
Di mana Tij adalah jumlah perjalanan dari zona i menuju zona j.
Model gravitasi dalam distribusi perjalanan
Model gravitasi sederhana
Salah satu model yang digunakan dalam perencanaan transportasi untuk menjelaskan hubungan jumlah/distribusi perjalanan adalah model gravitasi yang diturunkan dari model gravitasi yang dikembangkan oleh Newton. Bentuk yang paling sederhana ditunjukkan dengan rumus berikut:
Tij adalah besar perjalanan antara zona i dengn zona j
k adalah konstanta
Pi adalah besar penduduk zona i
Pj adalah besar penduduk zona j
d adalah jarak antara kedua zona
Model ini kemudian dikembangkan menjadi model yang lebih kompleks untuk mendapatkan suatu model yang simpangannya semakin kecil.
Model gravitasi yang dikembangkan
Model gravitasi yang dikembangkan seperti disampaikan oleh Jean-Paul Rodrigue disampaikan sebagai berikut:
P, d dan k adalah variabel seperti rumus terdahulu
b (beta): Suatu parameter hambatan transportasi yang terkait dengan effisiensi sistem transportasi antara dua zona/lokasi. Jalan bebas hambatan akan mempunyai hambatan /index beta yang lebih kecil dari jalan biasa.
l (lambda): Potensi bangkitan perjalanan. Untuk pergerakan orang lambda dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan. Sebagai contoh perjalanan akan lebih tinggi dibangkitkan oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi.
a (alpha): Potensi tarikan perjalanan. Terkait dengan kegiatan ekonomi pada tujuan perjalanan. Sebagai contoh suatu pusat kegiatan yang memiliki berbagai kegiatan komersial akan menarik lebih banyak perjalanan.
Sumber Artikel : Wikipedia
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Wanda Adiati, S.E. pada 14 Juli 2022
Melalui elektronik katalog (e-katalog), pembelian alat serta pengadaan jasa untuk pemeliharaan atau preverasi jalan dapat dilakukan hanya dalam waktu satu minggu atau tujuh hari kerja.
Padahal sebelumnya, rata-rata pengerjaan pengadaan barang dan jasa (PBJ) dilaksanakan dalam waktu 42-45 hari.
Hal tersebut dimungkinkan karena barang yang apabila diinginkan sudah tersedia di e-katalog, maka e-purchasing (pembelian barang di e-katalog) dapat langsung diproses.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yudha Mediawan menuturkan, ini artinya tidak perlu dilakukan pelelangan PBJ.
"Ada efisiensi terhadap waktu, jadi nggak perlu pelelangan-pelelangan, lebih cepat," terang dia usai acara penandatanganan kontrak payung e-katalog di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Yudha menuturkan, aplikasi e-katalog didesain seperti marketplace, dimana setiap barang dan jasa yang tersedia memiliki spesifikasi dan harga yang disesuaikan pasaran.
Penyedia barang dan jasa yang masuk dalam e-katalog ini memiliki standar dan spesifikasi tertentu yang telah diseleksi oleh Kementerian PUPR sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Kementerian PUPR pun juga telah menambah 41 penyedia jasa dalam e-katalog tersebut melalui penandatanganan kontrak payung e-katalog PBJ sektoral bidang Bina Marga, Cipta Karya, serta Teknologi Cipta Karya dan Perumahan.
Rinciannya, 31 penyedia jasa untuk etalase produk pekerjaan preservasi jalan, 9 penyedia jasa produk Instalasi Pengolahan Air (IPA) struktur baja, serta 1 penyedia jasa produk Rumah Unggul dan Sistem Panel (RUSPIN).
Adapun implementasi e-katalog sektoral merupakan bentuk dukungan Pemerintah dalam upaya pencegahan terjadinya tindak pelanggaran atau korupsi.
Selain itu, menjadi bagian dari Rencana Aksi Nasional Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas-Pk) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2021 tentang STRANAS-PK.
Ini juga menjadi amat dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik.
Sumber Artikel: kompas.com
Transportasi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Bangkitan perjalanan adalah langkah pertama dalam perencanaan transportasi empat tahap (dikuti oleh distribusi perjalanan, pilihan moda dan pembebanan jaringan), digunakan dalam memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona dalam analisis lalu lintas.
Bangkitan dari zona i
Fokus utama dalam analisis bangkitan perjalanan adalah dipemukiman, dan bahwa bangkitan perjalanan adalah fungsi dari kegiatan sosial, ekonomi keluarga. Pada tingkat zona analisis lalu lintas, tata guna lahan akan menghasilkan atau membangkitkan perjalanan. Zone juga merupakan tujuan perjalanan, menarik perjalanan. Analisis dari tarikan perjalanan difokuskan kepada tata guna lahan yang bukan pemukiman.
Pengumpulan data
Untuk mengetahui besarnya bangkitan perjalan suatu zona perlu dilakukan survei asal tujuan berupa wawancara keluarga, untuk mendapatkan informasi pola perjalanan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, informasi mengenai sosial, ekonomi keluarga. Survai dilakukan dengan sampling, semakin kecil kota yang akan disurvei semakin besar persentase sampel.
Analisis Bangkitan Perjalanan
Model yang digunakana dalam analisis bangkitan perjalanan:
Model regresi berganda
Adalah model yang banyak digunakan dengan memasukkan variabel ekonomi dalam regresi
Dimana:
Analisis kategori
Disini tipe rumah tangga dikelompokkan kedalam beberapa kelompok, perjalanan yang dibangkitkan tergantung kepada kelompok keluarga yang ada dalam kategori yang bersangkutan.
Sumber Artikel : Merlin Reineta
Transportasi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Survei asal tujuan atau dalam bahasa Inggris disebut Origin-destination survey adalah survei yang mempelajari pola perjalanan dengan mempelajari asal dan tujuan perjalanan yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam proses perencanaan transportasi.
Metode survei asal tujuan
Survei wawancara rumah tangga
Pendekatan
Disebut juga home interview survey merupakan survei untuk mengumpulkan data perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal. Hari normal adalah hari senin, selasa, rabu dan kamis.
Informasi yang dikumpulkan:
Ukuran sampel
Besaran sampel yang dikumpulkan tergantung kepada ukuran kota seperti ditunjukkan dalam tabel beriukut:
Jumlah penduduk kotaUkuran sampel< 50 00010 - 20 %50 000 - 300 0003 - 12 %300 000 - 500 0002 - 6 %500 000 - 1 000 0001,5 - 5 %> 1 000 0001 - 4 %
Survei wawancara dipinggir jalan
Disebut juga road side interview merupakan survei untuk mengumpulkan informasi perjalanan yang dilakukan masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Seperti halnya survei wawancara rumah tangga dilakukan pada hari normal.
Informasi yang dikumpulkan:
Survei kartu pos
Survei asal tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan pribadi maupun angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian dikirim kekantor pengumpul informasi dengan cuma-cuma.
Survei plat nomor kendaraan
Merupakan salah satu pendekatan dalam survei dengan menempatkan surveyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor kendaraan yang melewati titik survei. Titik survei ditempatkan sedemikian sehingga dapat didapatkan informasi asal tujuan perjalanan.
Sumber Artikel : Wikipedia