Geodesi dan Geomatika

Geosentrisme

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 15 Juli 2022


Geosentrisme atau disebut Teori GeosentrikModel Geosentrik (bahasa Inggris: geocentric model atau geocentrismPtolemaic system) adalah istilah astronomi yang menggambarkan alam semesta dengan bumi sebagai pusatnya dan pusat pergerakan semua benda-benda langit. Model ini menjadi sistem kosmologi predominan pada budaya kuno misalnya Yunani kuno, yang meliputi sistem-sistem terkenal yang dikemukakan oleh Aristoteles and Claudius Ptolemaeus.

Dua pengamatan umum mendukung pandangan bahwa Bumi adalah pusat dari alam semesta. Pengamatan pertama adalah bintang-bintang, matahari dan planet-planet tampak berputar mengitari bumi setiap hari, membuat bumi adalah pusat sistem ini. Lebih lanjut, setiap bintang berada pada suatu bulatan stelar atau selestial ("stellar sphere" atau "celestial sphere"), di mana bumi adalah pusatnya, yang berkeliling setiap hari, di seputar garis yang menghubungkan kutub utara dan selatan sebagai aksisnya. Bintang-bintang yang terdekat dengan khatulistiwa tampak naik dan turun paling jauh, tetapi setiap bintang kembali ke titik terbitnya setiap hari. Observasi umum kedua yang mendukung model geosentrik adalah bumi tampaknya tidak bergerak dari sudut pandang pengamat yang berada di bumi, bahwa bumi itu solid, stabil dan tetap di tempat. Dengan kata lain, benar-benar dalam posisi diam.

Model geosentrik biasanya dikombinasi dengan suatu Bumi yang bulat oleh filsuf Romawi kuno dan abad pertengahan. Ini tidak sama dengan pandangan model Bumi datar yang disiratkan dalam sejumlah mitologi, sebagaimana juga dalah kosmologi kitab-kitab suci dan Latin kuno.

Yunani kuno

Illustrasi model alam semesta dari Anaximander. Sebelah kiri: siang hari pada musim panas; sebelah kanan: malam hari pada musim dingin.

Teori atau model Geosentrik memasuki astronomi dan filsafat Yunani sejak dini; dapat ditelusuri pada peninggalan filsafat sebelum zaman Sokrates. Pada abad ke-6 SM, Anaximander mengemukakan suatu kosmologi dengan bumi berbentuk seperti potongan suatu tiang (sebuah tabung), berada di awang-awang di pusat segala sesuatu. Matahari, Bulan, and planet-planet adalah lubang-lubang dalam roda-roda yang tidak kelihatan yang mengelilingi bumi; melalui lubang-lubang ini manusia dapat melihat api yang tersembunyi. Pada waktu yang sama, para pengikut Pythagoras, yang disebut kelompok Pythagorean, berpendapat bahwa bumi adalah suatu bola (menurut pengamatan gerhana-gerhana), tetapi bukan sebagai pusat, melainkan bergerak mengelilingi suatu api yang tidak tampak. Kemudian pandangan-pandangan ini digabungkan, sehingga kalangan terpelajar Yunani sejak dari abad ke-4 SM berpikir bahwa bumi adalah bola yang menjadi pusat alam semesta.

Model Ptolemaik

Meskipun prinsip dasar geosentrisme Yunani sudah tersusun pada zaman Aristoteles, detail sistem ini belum menjadi standar. Sistem Ptolemaik, yang diutarakan oleh astronomor Helenistik Mesir Claudius Ptolemaeus pada abad ke- 2 M akhirnya berhasil menjadi standar. Karya astronomi utamanya, Almagest, merupakan puncak karya-karya selama berabad-abad-abad oleh para astronom Yunani kuno, Helenistik dan Babilonia; karya itu diterima selama lebih dari satu milenium sebagai model kosmologi yang benar oleh para astronom Eropa dan Islam. Karena begitu kuat pengaruhnya, sistem Ptolemaik kadang kala dianggap sama dengan model geosentrik.

Ptolemy berpendapat bahwa bumi adalah pusat alam semesta berdasarkan pengamatan sederhana yaitu setengah jumlah bintang-bintang terletak di atas horizon dan setengahnya di bawah horizon pada waktu manapun (bintang-bintang pada bulatan orbitnya), dan anggapan bahwa bintang–bintang semuanya terletak pada suatu jarak tertentu dari pusat semesta. Jika bumi terletak cukup jauh dari pusat semesta, maka pembagian bintang-bintang yang tampak dan tidak tampak tidaklah akan sama.

Sistem Ptolemaik

Elemen-elemen dasar astronomi Ptolemaik, menunjukkan sebuah planet pada suatu epicycle dengan sebuah deferen eksentrik dan sebuah titik equant.

Halaman-halaman dari Annotazione pada karya Sacrobosco Tractatus de Sphaera (1550), menggambarkan Sistem Ptolemaik.

Dalam Sistem Ptolemaik, setiap planet digerakkan oleh suatu sistem yang memuat dua bola atau lebih: satu disebut "deferent" yang lain "epicycle" .

Sekalipun model geosentrik digantikan oleh model heliosentrik. Namun, model deferent dan epicycle tetap dipakai karena menghasilkan prediksi yang akurat dan lebih sesuai dengan pengamatan dibanding sistem-sistem lain. Epicycle Venus dan Mercurius selalu berpusat pada suatu garis antara Bumi dan Matahari (Merkurius lebih dekat ke Bumi), yang menjelaskan mengapa kedua planet itu selalu dekat di langit. Model ini digantikan oleh model eliptik Kepler hanya ketika metode pengamatan (yang dikembangkan oleh Tycho Brahe dan lain-lain) menjadi cukup akurat untuk meragukan model epicycle.

Urutan lingkaran-lingkaran orbit dari bumi ke luar adalah:

  1. Bulan
  2. Merkurius
  3. Venus
  4. Matahari
  5. Mars
  6. Yupiter
  7. Saturnus
  8. Bintang-bintang tetap
  9. Primum Mobile ("Yang pertama bergerak").

Urutan ini tidak diciptakan atau merupakan hasil karya Ptolemaeus, melainkan diselaraskan dengan kosmologi agamawi "Tujuh Langit" yang umum ditemui pada tradisi agamawi Eurasia utama.

Geosentrisme dan Astronomi Islam

Dikarenakan dominansi ilmiah sistem Ptolemaik dalam astronomi Islam, para astronom Muslim menerima bulat model geosentrik.

Pada abad ke-12, Arzachel meninggalkan ide Yunani kuno "pergerakan melingkar uniform" (uniform circular motion) dengan membuat hipotesis bahwa planet Merkurius bergerak dalam orbit eliptik, sedangkan Alpetragius mengusulkan model planetari yang meninggalkan equant, mekanisme epicycle dan eksentrik, meskipun ini menghasilkan suatu sistem yang lebih kurang akurat secara matematik. Fakhr al-Din al-Razi (1149–1209), sehubungan dengan konsepsi fisika dan dunia fisika dalam karyanya Matalib, menolak pandangan Aristotelian dan Avicennian bahwa Bumi berada di pusat alam semesta, melainkan berpendapat bahwa ada "ribuan-ribuan dunia (alfa alfi 'awalim) di luar dunia ini sedemikian sehingga setiap dunia ini lebih besar dan masif dari dunia ini serta serupa dengan dunia ini." Untuk mendukung argumen teologinya, ia mengutip dari Al Quran, "All praise belongs to God, Lord of the Worlds," menekankan istilah "Worlds" (dunia-dunia).

Geosentrisme dan sistem-sistem saingan

Lukisan dari suatu naskah dari Islandia bertarikh sekitar tahun 1750 menggambarkan model geosentrik.

Tidak semua orang Yunani setuju dengan model geosentrik. Sistem Pythagorean yang sudah disinggung sebelumnya meyakini bahwa Bumi merupakan salah satu dari beberapa planet yang bergerak mengelilingi suatu api di tengah-tengah.  Hicetas dan Ecphantus, dua penganut Pythagorean dari abad ke-5 SM, dan Heraclides Ponticus dari abad ke-4 SM, percaya bahwa Bumi berputar mengelilingi aksisnya, tetapi tetap berada di tengah alam semesta. Sistem semacam itu masih tergolong geosentrik. Pandangan ini dibangkitkan kembali pada Abad Pertengahan oleh Jean Buridan. Heraclides Ponticus suatu ketika dianggap berpandangan bahwa baik Venus maupun Merkurius mengelilingi Matahari, bukan Bumi, tetapi anggapan ini tidak lagi diterima. Martianus Capella secara definitif menempatkan Merkurius dan Venus pada suatu orbit mengitari Matahari.  Aristarchus dari Samos adalah yang paling radikal, dengan menulis dalam karyanya (yang tidak lagi terlestarikan) mengenai heliosentrisme, bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, sedangkan Bumi dan planet-planet lain mengitarinya. Teorinya tidak populer pada masanya, dan ia mempunyai satu pengikut yang bernama, Seleucus of Seleucia.

Sistem Kopernikan

Dengan penemuan teleskop pada tahun 1609, pengamatan yang dilakukan oleh Galileo Galilei (antara lain bahwa Yupiter memiliki sejumlah bulan) mempertanyakan sejumlah prinsip geosentrisme tetapi tidak secara serius mengancamnya. Karena ia mengamati adanya "titik-titik" gelap pada Bulan, kawah-kawah, ia berkomentar bahwa Bulan bukanlah benda langit sempurna sebagaimana anggapan sebelumnya. Ini pertama kalinya orang dapat melihat cacat pada suatu benda langit yang dianggap terbuat dari aether yang sempurna. Sedemikian, karena cacatnya bulan sekarang dapat dikaitkan dengan apa yang dilihat di Bumi, orang dapat berargumen bahwa keduanya tidak unik, melainkan terbuat dari bahan yang serupa. Galileo juga dapat melihat bulan-bulan yang mengitari Yupiter, yang didedikasikannya kepada Cosimo II de' Medici, dan menyatakan bahwa bulan-bulan itu mengorbit Yupiter, bukan Bumi. Ini merupakan klaim signifikan karena jika benar, berarti tidak semua benda langit mengitari Bumi, menghancurkan kepercayaan teologi dan ilmiah yang dianut sebelumnya. Namun, teori-teori Galileo yang menantang geosentrisme alam semesta dibungkam oleh pihak gereja dan sikap skeptik umum terhadap sistem yang tidak menempatkan Bumi di pusat semesta, mempertahankan pikiran dan sistem Ptolemaeus dan Aristoteles.

Fase-fase planet Venus

Pada bulan Desember 1610, Galileo Galilei menggunakan teleskopnya untuk mengamati semua fase planet Venus, sebagaimana fase-fase Bulan. Ia berpikir bahwa pengamatan ini tidak kompatibel dengan sistem Ptolemaik, tetapi merupakan konsekuensi alamiah dari sistem heliosentrik system.

Ptolemaeus menempatkan deferent dan epicycle Venus seluruhnya di dalam bulatan Matahari (antara Matahari dan Merkurius), tetapi ini hanya sekadar penempatan; dapat saja tempat Venus dan Merkurius ditukar, selama mereka selalu berada pada satu garis yang menghubungkan Bumi ke Matahari, seperti penempatan pusat epicycle Venus dekat dengan Matahari. Dalam kasus ini, jika Matahari menjadi sumber semua cahaya, di bawah sistem Ptolemaik:

Jika Venus berada di antara Bumi dan Matahari, fase Venus seharusnya selalu berbentuk sabit atau seluruhnya gelap. Jika Venus berada di balik Matahari, fase Venus seharusnya selalu hampir penuh (gibbous) atau purnama.

Namun Galileo melihat Venus mulanya kecil dan purnama, kemudian besar dan bayangannya berbentuk sabit.

Gambaran Sistem Tychonik: benda-benda langit pada orbit berwarna biru (bulan dan matahari) mengitari bumi. Benda-benda pada orbit jingga (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) mengitari matahari. Semua dikelilingi oleh suatu bulatan bintang-bintang yang juga berputar.

Ini menunjukkan bahwa dengan kosmologi Ptolemaik, epicycle Venus tidak dapat sepenuhnya di dalam maupun di luar orbit matahari. Akibatnya, pada sistem Ptolemaik pandangan bahwa epicycle Venus sepenuhnya di dalam matahari ditinggalkan, dan kemudian pada abad ke-17 kompetisi antara kosmologi astronomi berfokus pada variasi sistem Tychonik yang dikemukakan oleh Tycho Brahe, di mana Bumi masih menjadi pusat alam semesta, dikitari oleh matahari, tetapi semua planet lain berputar mengelilingi matahari sebagi suatu himpunan epicycle masif), atau variasi-variasi Sistem Kopernikan.

Gravitasi

Johannes Kepler,setelah menganalisis pengamatan akurat Tycho Brahe, menyusun ketiga hukum gerakan planetarinya (Hukum Gerakan Planet Kepler (Kepler's laws of planetary motion) pada tahun 1609 dan 1619, berdasarkan pandangan heliosentrik di mana gerakan planet-planet dalam jalur eliptik. Menggunakan hukum-hukum ini, Kepler merupakan astronom pertama yang dengan sukses meramalkan pergerakan planet Venus (untuk tahun 1631). Transisi dari orbit lingkaran ke jalur planetari eliptik secara dramatis mengubah keakuratan pengamatan dan peramalan selestial. Karena model heliosentrik Copernicus tidak lebih akurat dari sistem Ptolemaeus, pengamatan-pengamatan matematik diperlukan untuk meyakinkan mereka yang masih berpegang pada model geosentrik. Namun, pengamatan yang dibuat oleh Kepler, menggunakan data dari Brahe, menjadi problem yang tidak mudah dipecahkan oleh para penganut geosentrisme.

Pada tahun 1838, astronom Friedrich Wilhelm Bessel dengan sukses mengukur paralaks bintang 61 Cygni, membuktikan bahwa Ptolemaeus keliru dalam berpendapat bahwa gerakan paralaks tidak ada. Ini akhirnya menguatkan pernyataan Copernicus dengan pengamatan ilmiah yang akurat dan dapat diandalkan, serta menunjukkan betapa jauhnya bintang-bintang dari bumi.

Kerangka geosentrik berguna untuk aktivitas sehari-hari dan kebanyakan eksperimen laboratorium, namun kurang cocok untuk mekanika tata surya dan perjalanan di ruang angkasa. Meskipun kerangka heliosentrik berguna untuk hal-hal tersebut, astronomi galaksi maupun di luar galaksi menjadi lebih mudah jika matahari dianggap tidak diam ataupun menjadi pusat alam semesta, melainkan berputar mengelilingi pusat galaksi kita, dan galaksi kita selanjutnya juga tidak diam dalam hubungan dengan latar belakang kosmik.

Penganut geosentrisme agamawi dan kontemporari

Map of the Square and Stationary Earth (Peta Bumi bujursangkar dan stasioner/tidak bergerak), karya Orlando Ferguson (1893)

Model Ptolemaik mengenai tata surya masih terus dianut sampai ke awal zaman modern. Sejak akhir abad ke-16 dan seterusnya perlahan-lahan digantikan sebagai penggambaran konsensus oleh model heliosentrisme. Geosentrisme sebagai suatu kepercayaan agamawi terpisah, tidak pernah padam. Di Amerika Serikat antara tahun 1870-1920, misalnya, berbagai anggota Gereja Lutheran – Sinode Missouri menerbitkan artikel-artikel yang menyerang sistem astronomi Kopernikan, dan geosentrisme banyak diajarkan di dalam sinode dalam periode tersebut. Namun, pada tahun 1902 Theological Quarterly, A. L. Graebner menyatakan bahwa sinode itu tidak mempunyai posisi doktrinal terhadap geosentrisme, heliosentrisme, atau model ilmiah lainnya, kecuali kalau itu bertolak belakang dengan Alkitab. Ia menyatakan pula bahwa deklarasi apapun yang dikemukakan para penganut geosentrisme di dalam sinode bukan merupakan pendapat badan gereja secara keseluruhan.

Artikel-artikel yang mendukung geosentrisme sebagai pandangan Alkitab muncul pada sejumlah surat kabar sains penciptaan yang berhubungan dengan Creation Research Society. Umumnya menunjuk kepada beberapa nas Alkitab, yang secara harfiah mengindikasikan pergerakan harian Matahari dan Bulan yang dapat diamati mengelilingi Bumi, bukan karena rotasi Bumi pada aksisnya, misalnya pada Yosua 10:12 di mana Matahari dan Bulan dikatakan berhenti di langit, dan Mazmur 93:1 di mana dunia digambarkan tidak bergerak. Para pendukung kontemporer kepercayaan agamawi itu termasuk Robert Sungenis (presiden dariBellarmine Theological Forum dan pengarang buku terbitan tahun 2006 Galileo Was Wrong (Galileo keliru)). Orang-orang ini mengajarkan pandangan bahwa pembacaan langsung Alkitab memuat kisah akurat bagaimana alam semesta diciptakan dan membutuhkan pandangan geosentrik. Kebanyakan organisasi kreasionis kontemporer menolak pandangan ini.

Dari semuanya, Kopernikanisme merupakan kemenangan besar pertama sains atas agama, sehingga tidak dapat dihindari bahwa sejumlah orang berpikir semua yang salah dengan dunia ini bermula dari sana. (Steven Dutch dari University of Wisconsin–Madison

Morris Berman mengutip bahwa hasil survei menyatakan saat ini sekitar 20% penduduk Amerika Serikat percaya bahwa matahari mengitari bumi (geosentrisme) bukan bumi mengitari matahari (heliosentrisme), sementara 9% mengatakan tidak tahu. Beberapa poll yang dilakukan oleh Gallup pada tahun 1990-an mendapati bahwa 16% orang Jermans, 18% orang Amerika dan 19% orang Inggris/Britania Raya percaya bahwa Matahari mengitari Bumi. Suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 oleh Jon D. Miller dari Northwestern University, seorang pakar pemahaman publik akan sains dan teknologi, mendapati sekitar 20%, atau seperlima, orang dewasa Amerika percaya bahwa Matahari mengitari Bumi. Menurut poll tahun 2011 oleh VTSIOM, 32% orang Russia percaya bahwa Matahari mengitari Bumi.

Albert Einstein berpendapat:

Pergulatan, begitu keras di awal masa sains, antara pandangan Ptolemaeus dan Kopernikus, sebenarnya tidak berarti. Kedua sistem koordinat ini dapat digunakan dengan justifikasi setara. Kedua kalimat: "matahari diam dan bumi bergerak", atau "matahari bergerak dan bumi diam", hanya bermakna konvensi yang berbeda dari dua sistem koordinat yang berbeda.

Stephen Hawking, dalam bukunya "The Grand Design", menyatakan pandangan yang tepat sama dengan Einstein:

Maka apakah yang sesungguhnya, sistem Ptolemaik atau Kopernikan? Meskipun tidak jarang orang mengatakan Kopernikus membuktikan Ptolemaeus salah, hal ini tidak benar.

Posisi historis hierarki Katolik Roma

Galileo affair yang terkenal menghadapkan model geosentrik dengan pernyataan Galileo. Mengenai basis teologi dari argumen semacam itu, dua orang Paus membahas pertanyaan apakah penggunaan bahasa fenomenologi (berdasarkan pengamatan) akan memaksa orang mengakui kesalahan Alkitab. Keduanya mengajarkan bahwa tidak demikian halnya.

Yudaisme Ortodoks

Sejumlah pemimpin Yudaisme Ortodoks, terutama Lubavitcher Rebbe, mempertahankan model geosentrik alam semesta berdasarkan ayat-ayat Alkitab dan penafsiran Maimonides sehingga ia mengajarkan bahwa bumi dikitari oleh matahari. Lubavitcher Rebbe juga menjelaskan bahwa geosentrisme dapat dipertahankan berdasarkan teori Relativitas, di mana dinyatakan bahwa "ketika dua benda di udara bergerak relatif satu sama lain, ... ilmu alam mendeklarasikan dengan kepastian absolut bahwa dari segi sudut pandang ilmiah kedua kemungkinan itu valid, yaitu bumi mengitari matahari, atau matahari mengitari bumi."

Meskipun geosentrisme penting untuk perhitungan kalender Maimonides, mayoritas sarjana agamawi Yahudi, yang menerima keilahian Alkitab dan menerima banyak aturan-aturannya mengikat secara hukum, tidak percaya bahwa Alkitab maupun Maimonides memerintahkan untuk percaya pada geosentrisme. Namun, ada bukti bahwa kepercayaan geosentrisme meningkat di antara umat Yahudi Ortodoks.

Islam

Kasus-kasus prominent geosentrisme modern dalam Islam sangat terisolasi. Hanya sedikit individu yang mengajarkan suatu pandangan geosentrik alam semesta. Salah satunya adalah Grand Mufti Saudi Arabia tahun 1993-1999, Abd al-Aziz ibn Abd Allah ibn Baaz (Bin Baz), yang mengajarkan pandangan ini antara tahun 1966-1985.

Menurut Bin Baz, ”Telah tersebar pada zaman ini di kalangan para penulis dan pengajar bahwasanya bumi itu berputar sedangkan matahari itu tetap, dan pendapat ini diikuti oleh banyak orang, maka banyak sekali pertanyaan. Seputar masalah ini… Maka saya katakan: "Al-Quran dan as-Sunnah serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada menunjukan bahwa matahari itu beredar di garis edarnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala sedangkan bumi tetap tidak bergerak, yang mana Allah menyiapkan sebagai tempat tinggal dan Allah memantapkan dengan gunung-gunung agar tidak bergerak bersama mereka.”

Syaikh al-Utsaimin, ”Adapun pendapat kami tentang peredaran matahari mengelilingi bumi yang dengannya akan terjadi perubahan siang dan malam, maka kami berpegang dengan zhohir dari nash al-Kitab dan as-Sunnah bahwasanya matahari yang bergerak mengelilingi bumi yang dengannya terjadi pergeseran waktu siang dengan malam. Sehingga ada dalil yang qoth’I yang bisa dijadikan hujjah untuk bisa memalingkan dhohir nash al-Kitab dan as-Sunnah, dan manakah dalil itu?"

Menurut Syaikh Albani, "Dalam ilmu Geografi bumi memang bulat dan berputar, akan tetapi dalam ilmu agama, ia lebih cenderung memilih pendapat bahwa bumi dalam keadaan tetap dan datar, dengan dalil yang tersirat (bukan dalil tegas), karena tidak ada dalil yang tegas bahwa bumi itu bulat.

Berikut adalah salah satu contoh dalil tidak tegas dalam ayat Qur'an yang menyatakan matahari-lah yang berputar mengelilingi bumi,

Ibrahim berkata, “…Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur…" (Al Baqarah 2:258)”

Planetarium

Model geosentrik (Ptolemaik) tata surya terus digunakan oleh para pembuat planetarium karena berdasarkan alasan teknis pergerakan tipe Ptolemaik untuk aparatus cahaya planet memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan teori pergerakan Kopernikus. Sistem bulatan selestial yang digunakan untuk tujuan pengajaran dan navigasi juga didasarkan pada sistem geosentrik yang mengabaikan efek paralaks. Namun, efek ini dapat diabaikan pada skala akurasi yang diterapkan pada suatu planetarium.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Geosentrisme

Teknik Sipil

Lulusan Teknik Sipil Jadi Tukang Bangunan? Calon Mahasiswa, Ketahui 4 Hal Ini

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 15 Juli 2022


Sebelum menentukan jurusan atau prodi apa nanti saat kuliah, tentu calon mahasiswa harus memahami kemampuan apa yang dimilikinya. Harapannya jangan sampai salah pilih jurusan. Khusus yang sudah menentukan pilihan Prodi Teknik Sipil, maka harus mengetahui apa saja yang dipelajari di prodi tersebut termasuk prospek karier nanti. Prodi teknik ini merupakan prodi yang memiliki banyak peminat di Indonesia sebab banyak diantara lulusannya mampu melahirkan karya hebat berupa bangunan-bangunan megah dan kokoh. Jika kamu tertarik dan memiliki minat, dan kebetulan juga kamu dari kelompok jurusan Sains dan Teknologi (Saintek), maka tak salah jika pilih Prodi Teknik Sipil.

Merangkum dari Rencanamu.id, ada 4 hal yang harus kamu pahami jika ambil Prodi Teknik Sipil.

1. Berkaitan dengan prodi lain Mahasiswa yang ambil jurusan ini terkadang disamakan dengan Prodi Arsitektur atau Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. Padahal, ketiga prodi ini berbeda. Namun dalam dunia kerja, ketiga prodi ini saling berkaitan. Ini bisa dicontohkan jika ketiga prodi ditaruh disuatu proyek pembangunan, maka Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota akan membuat rancangan infrastruktur yang dibutuhkan oleh suatu area dan menguji kelayanan berdasarkan kondisi sosial dan ekonomi. Kemudian, rencana itu akan dioper ke Arsitek yang bertugas merancang desain bangunan sesuai fungsi dan estetika. Hingga akhirnya, Teknik Sipil yang menerjemahkan rancangan secara teknis lalu mengeksekusi di lapangan.

2. Belajar ekonomi, hukum hingga desain Ketika kuliah, kamu tidak hanya belajar kalkulus, struktur atau konstruksi saja, tetapi di Prodi Teknik Sipil kamu juga bakal belajar ekonomi, hukum, sampai desain. Jangan sampai kamu hanya berpikir demikian atau malas untuk menghafal. Sebab, kamu juga akan belajar tentang ekonomi teknik, aspek hukum jasa konstruksi, dan computer aided design.

3. Prospek lulusan bukan tukang bangunan Banyak diantara orang yang mengatakan bahwa lulusan Prodi Teknik Sipil nanti kerjanya jadi tukang bangunan. Sebab, anak Teknik Sipil memang mempelajari tentang apa yang membuat semen berkualitas tinggi atau bagaimana sistem pipa pembuangan suatu bangunan bekerja. Di Teknik Sipil, prospek karier nanti tidak melulu soal bangunan (gedung) saja. Tetapi, ada banyak profesi yang bisa kamu coba sebagai lulusan Teknik Sipil.

Contohnya menjadi Konsultan Konstruksi, Analis Kontrol Kualitas, Pengawas dan Penyedia Properti Pemerintah, sampai Manajer Kontrol Kualitas Sistem.

4. Harus tentukan keahlian spesifik Di prodi ini karena tidak melulu soal bangunan, maka kamu harus paham dahulu bidang keahlian yang spesifik. Karena di masa depan, kamu harus menentukan area keahlian apa yang menarik untuk kamu tekuni dan dijadikan jalan hidup. Di Indonesia, pertumbuhan pembangunan sangat pesat. Bahkan hingga beberapa puluh tahun mendatang. Jadi, kamu harus tahu dari sudut pandang Teknik Sipil, aspek pembangunan apa yang paling kamu minati. Apakah kamu lebih tertarik dengan konstruksi jembatan, bandara atau bahkan infrastruktur yang lebih kekinian.

Sumber Artikel: edukasi.kompas.com

Selengkapnya
Lulusan Teknik Sipil Jadi Tukang Bangunan? Calon Mahasiswa, Ketahui 4 Hal Ini

Geodesi dan Geomatika

Datum Geodetik

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 15 Juli 2022


Datum geodetik (disebut pula datum referensi geodetiksistem referensi geodetik, atau kerangka referensi geodetik) adalah sebuah datum referensi atau kerangka acuan global yang digunakan untuk mengukur lokasi di Bumi atau benda langit lain secara akurat. Datum merupakan hal yang krusial bagi teknologi atau teknik yang menggunakan lokasi spasial sebagai dasarnya, termasuk ilmu geodesinavigasiilmu ukur wilayahsistem informasi geografispengindraan jauh, dan kartografi. Datum horizontal digunakan untuk mengukur lokasi di permukaan Bumi dalam sistem garis bujur dan lintang atau sistem koordinat lainnya. Sementara itu, datum vertikal digunakan untuk mengukur elevasi atau kedalaman relatif terhadap kondisi standar, seperti jarak suatu titik menuju permukaan laut rata-rata (MSL). Seiring berkembangnya sistem pemosisi global (GPS), sistem elipsoid and datum WGS 84 telah menggantikan sistem lainnya dalam beberapa penggunaan. WGS 84 ditujukan untuk penggunaan global, tidak seperti datum-datum sebelumnya.

Datum lokal terkadang lebih akurat dibandingkan WGS 84 di lokasi tertentu yang luasnya kecil. Hal ini disebabkan oleh bentuk Bumi yang tidak bulat sempurna. Sebagai contohnya, OSGB36 memberikan aproksimasi geoid Kepulauan Britania yang lebih baik daripada elipsoid WGS 84 global. Meskipun demikian, WGS 84 secara global karena sistem global memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan akurasi datum lokal.

Tolok Ukur datum di Kota Chicago

Parameter datum geodetik

  • Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).
  • Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.
  • Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.
  • Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.

Transformasi datum

Banyak peta atau data geodesi yang memakai datum yang berbeda. Misalnya untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan batas batas antar negara, maka diperlukan datum bersama. Perbedaan ini biasanya dapat mencapai ratusan meter jika dikonversi ke satuan panjang. Untuk menyamakan Datum geodesi perlu suatu model transformasi berdasarkan transformasi koordinat bumi. Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama atau disebut titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai datum. Dari koordinat koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat ditransformasikan.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Datum Geodetik

Teknik Sipil

Program Studi Sarjana Teknik Sipil

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 15 Juli 2022


Teknik Sipil merupakan ilmu terapan yang mencakup teknologi merancang, membangun, dan memelihara serta memperbaiki bangunan. Bangunan yang dimaksud di sini sangat beragam, mulai dari bangunan rumah sederhana dan gedung-gedung bertingkat, jembatan, bendungan, hingga bangunan sarana dan prasarana transportasi, jembatan, bendungan, pengairan, prasarana produksi, hingga bangunan-bangunan lepas pantai seperti pada fasilitas pengeboran minyak lepas pantai, serta berbagai fasilitas pembangkit dan transmisi energi. Singkatnya, di setiap saat ketika kita melintas di jalan raya, sewaktu berjalan-jalan di kawasan gedung pertokoan ataupun saat berkunjung ke bandara, semua yang kita lihat dan manfaatkan merupakan hasil karya lulusan Teknik Sipil.

Para ahli Teknik Sipil, umumnya dikenal dengan sebutan insinyur Sipil, awalnya bertugas membuat rancangan struktur bangunan secara lengkap; mulai dari pondasi hingga keseluruhan bangunan tersebut lengkap dan siap digunakan. Selama proses perancangan ahli Teknik Sipil bekerja dalam suatu tim pembangunan untuk meneliti, mengukur dan menentukan apakah kekuatan tanahnya memadai. Pada tahap yang sama ahli Teknik Sipil akan juga membuat rancangan bangunan dan menghitung dimensi dan kekuatan bagian-bagian bangunannya sehingga siap untuk dijadikan acuan bagi pihak pelaksana (kontraktor) untuk dibangun.

Tahap selanjutnya adalah tahap pembangunan atau konstruksi. Tahap pembangunan suatu rumah atau gedung sederhana, misalnya, dimulai dengan pekerjaan pemasangan pondasi, penyusunan kerangka gedung, dan dilanjutkan dengan pembangunan lantai dan dindingnya. Pada tahap pembangunan ini ahli Teknik Sipil harus bekerjasama dengan para ahli di bidang lainnya untuk memasang sistem kelistrikan gedung, sistem keamanan, serta perpipaan untuk air bersih dan saluran pembuangan limbahnya. Pada konstruksi bangunan-bangunan yang jauh lebih rumit tentu saja proses konstruksinya akan terdiri dari banyak pekerjaan dan semakin melibatkan banyak pula pihak-pihak dan ahli lain yang terkait.

Selain pembangunan baru, tugas seorang ahli Teknik Sipil juga mencakup pemeliharaan dan perbaikan bangunan yang sudah ada. Suatu infrastruktur, dapat mengalami perubahan fungsi atau penurunan kondisi selama masa layannya. Para ahli Teknik Sipil harus dapat merencanakan perbaikan / retrofitting pada struktur agar struktur tersebut dapat berfungsi dengan baik atau dapat bertahan terhadap gaya gempa besar yang mungkin terjadi.

Pada prinsipnya ilmu yang akan teman-teman pelajari pada prodi ini akan banyak berkaitan dengan ilmu fisika terapan, terutama ilmu mekanika. Teman-teman juga dituntut untuk menguasai prinsip-prinsip matematika dengan baik. Walau kini banyak perangkat lunak tersedia untuk membantu proses penghitungan, teman-teman akan tetap ditekankan mengenai pentingnya penguasaan pengetahuan dan pemahaman prinsip-prinsip dasar keteknikan. Selain mempelajari ilmu-ilmu teknis untuk keperluan merancang, membangun dan memelihara struktur bangunan, pada program studi Teknik Sipil juga akan dipelajari berbagai aspek manajemen konstruksinya. Di sini teman-teman akan diberi pengetahuan dan dilatih untuk dalam mengelola pelaksanaan konstruksi dengan baik (seperti: mengatur jadwal kerja, mengatur pekerja, bahan dan peralatan), sesuai dengan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas dalam pengunaan berbagai sumberdaya, serta tetap menjaga dan memenuhi ketentuan lingkungan.

Prospek Kerja

Seorang sarjana Teknik Sipil memiliki prospek kerja yang sangat luas di dalam maupun di luar negeri, antara lain:

  • Bidang Pembangunan Infrastruktur
    Seorang lulusan Teknik Sipil dapat berprofesi sebagai konsultan atau sebagai kontraktor yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan. Peluang lainnya adalah bekerja sebagai pegawai dalam bidang pengaturan dan kebijakan di instansi pemerintahan, seperti di Departemen dan Dinas PU, Bapenas, Bapeda dll.
  • Bidang Industri Energi, Pertambangan dan Pengolahan
    Berbagai perusahaan di lingkungan industri migas, pertambangan, pengolahan seperti Pertamina, Schlumberger, PLN, Freeport, INCO, Pupuk Kaltim dll. membutuhkan sarjana Teknik Sipil untuk menyediakan dan memelihara berbagai bangunan dan fasilitas produksi.
  • Bidang Pendidikan
    Seorang lulusan Teknik Sipil dapat menjadi pengajar/peneliti di perguruan tinggi/lembaga pendidikan atau di pusat-pusat penelitian.
  • Bidang lainnya
    Para lulusan program studi Teknik Sipil juga mempunyai kemampuan yang cukup bersaing untuk bekerja di berbagai bidang non-keteknikan, seperti perbankan dan asuransi, atau berkarier di birokrasi pemerintahan atau bisnis di bidang-bidang lainnya.

Sumber Artikel: itb.ac.id

Selengkapnya
Program Studi Sarjana Teknik Sipil

Geodesi dan Geomatika

Geodesi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 15 Juli 2022


Geodesi menurut pandangan awam adalah cabang ilmu geosains yang mempelajari tentang pemetaan bumi. Geodesi adalah salah satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi.

Etimologi

Geodesi berasal dari bahasa Yunani, Geo (γη) = bumi dan daisia / daiein (δαιω) = membagi, kata geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Sebenarnya istilah “Geometri” sudah cukup untuk menyebutkan ilmu tentang pengukuran bumi, dimana geometri berasal dari bahasa Yunani, γεωμετρία = geo = bumi dan metria = pengukuran. Secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi. Namun istilah geometri (lebih tepatnya ilmu spasial atau keruangan) yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geodesi telah lazim disebutkan sebagai cabang ilmu matematika.

Definisi

Definisi Klasik

Menurut Helmert dan Torge (1880), Geodesi adalah Ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut.

Definisi Modern

Menurut IAG (International Association Of Geodesy, 1979), Geodesi adalah Disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.

Pada laporan Dewan Riset Nasional Amerika Serikat, definisi Geodesi dapat dibaca sebagai berikut: a branch of applied mathematics that determines by observations and measurements the exact position of points and the figures and areas of large portions of the earth's surface,the shape and size of the earth, and the variations of terrestrial gravity.

Dalam bahasa yang berbeda, geodesi adalah cabang dari ilmu matematika terapan, yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan untuk menentukan:

  • Posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi
  • Ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi
  • Bentuk dan ukuran bumi serta variasi gaya berat bumi

Definisi ini mempunyai dua aspek, yakni:

  • Aspek ilmiah (aspek penentuan bentuk), berkaitan dengan aspek geometri dan fisik bumi serta variasi medan gaya berat bumi.
  • Aspek terapan (aspek penentuan posisi), berhubungan dengan pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti atau luas dari suatu bagian besar bumi. Aspek terapan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan survei dan pemetaan atau teknik geodesi.

Kini teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan dengan survei dan pemetaan. Perkembangan teknologi komputer dijital telah memperluas ruang lingkup keilmuan dan keahlian teknik geodesi. Peta telah dikelola sebagai informasi geografis berkomputer. Itu sebabnya dunia internasional telah mengadopsi terminologi baru: Geomatika atau Geoinformatika.

Sejarah Geodesi

Sejak zaman dahulu, Ilmu Geodesi digunakan oleh manusia untuk keperluan navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan bumi sebagai bidang ilmu Geodesi telah dimulai sejak banjir sungai nil (2000 SM) oleh kerajaan Mesir Kuno. Perkembangan Geodesi yang lebih signifikan lagi pada saat manusia mempelajari bentuk bumi & ukuran bumi lebih dalam oleh tokoh Yunani, Erastotenes yang dikenal sebagai bapak geodesi. Hingga teknik geodesi dijadikan sebagai disiplin ilmu akademis hampir disetiap negara. Saat ini, dikarenakan kemajuan teknologi informasi, cakupan ilmu geodesi semakin luas.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Geodesi

Meteorologi

Bagaimana Menjadi Seorang Ahli Meteorologi

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 15 Juli 2022


Jika Anda sering membaca blog ini, Anda mungkin tertarik dengan meteorologi. Jika Anda ingin mengubah hobi menjadi profesi Anda, Anda harus mengetahui semua pedoman untuk mempelajarinya bagaimana menjadi seorang ahli meteorologi. Di sini, di Spanyol terdapat berbagai spesialisasi dan studi yang dapat mengarahkan Anda menjadi ahli meteorologi yang baik. Pertama, Anda harus tahu di mana Anda harus belajar dan berapa banyak yang akan Anda hasilkan.

Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan memberi tahu Anda cara menjadi ahli meteorologi di Spanyol.

Apa itu ahli meteorologi dan apa yang dia lakukan?

 

Gambar ahli meteorologi adalah gambar klasik yang kita lihat di TV saat kita mengetahui cuaca. Namun, ahli meteorologi adalah ilmuwan yang berspesialisasi dalam studi atmosfer dan yang dapat menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk dapat mengamati, memahami, dan menjelaskan cara kerja atmosfer dan bagaimana pengaruhnya terhadap Bumi. Berkat pengetahuannya dia tidak hanya bisa menjelaskan bagaimana atmosfer mempengaruhi planet kita, tapi juga bisa memprediksi perilaku mereka.

Dengan semua ini, ahli meteorologi siap memahami dan memprediksi cuaca. Ahli meteorologi pembawa berita televisi hanyalah sebagian kecil dari semua ahli meteorologi di luar sana. Masih banyak lagi fungsi yang dilakukan oleh para profesional ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: mereka memperkirakan kondisi cuaca buruk seperti hujan lebat, angin topan, tornado, dll. Mengetahui pengaruh radiasi ultraviolet pada organisme, mengetahui pengoperasian lapisan ozon, antara lain. Semua ini harus Anda ketahui dapat memberi tahu badan publik dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Jika Anda ingin belajar bagaimana menjadi seorang ahli meteorologi, penting bagi Anda untuk memiliki kemampuan yang hebat dalam matematika dan fisika. Dan selama studi karir untuk menjadi ahli meteorologi Anda harus menghadapi proses analisis data dan interpretasi mereka. Ada beberapa spesialisasi dalam mempelajari cara menjadi ahli meteorologi. Bidang meteorologi ini adalah sebagai berikut:

  • Ahli Meteorologi Iklim: Fungsi utamanya adalah untuk mengetahui dan mencari data yang berfungsi sebagai pola untuk membantu memahami dan memahami iklim suatu daerah.
  • Ahli meteorologi atmosfer: mempelajari pergerakan atmosfer bumi dan kemungkinan pengaruhnya terhadap lingkungan. Ia terlibat dalam bidang produksi seperti pertanian dan peternakan.
  • Ahli meteorologi operasional: adalah salah satu yang mempelajari angin, suhu, kelembaban dan tekanan udara. Semua variabel meteorologi dipelajari secara luas oleh ahli meteorologi ini.
  • Ahli meteorologi forensik: Pekerjaannya adalah bekerja di perusahaan asuransi untuk kemungkinan klaim. Untuk melakukan ini, Anda harus menyelidiki secara menyeluruh iklim masa lalu untuk menyampaikannya ke pengadilan bila perlu.
  • Ahli meteorologi penyiaran: adalah orang yang bekerja menafsirkan dan mengingat kondisi cuaca untuk radio dan televisi. Ini klasik.
  • Meteorologi sinaptik.
  • Meteorologi penerbangan, pertanian, dan maritim: berfokus pada aktivitas ini.
  • Ahli meteorologi penelitian: Mereka adalah orang-orang yang bekerja di instansi pemerintah, militer atau di dinas meteorologi nasional.
  • Ahli meteorologi arsip
  • Mengajar ahli meteorologi: adalah mereka yang menanamkan pengetahuan dalam karir universitas.

Bagaimana menjadi seorang ahli meteorologi: apa yang harus Anda pelajari

  • Gelar dalam jurnalisme
  • Gelar dalam bidang kimia
  • Gelar dalam fisika
  • Gelar dalam geologi
  • Gelar dalam matematika
  • Gelar dalam ilmu lingkungan
  • Beberapa teknik

Setelah Anda menyelesaikan gelar, Anda harus mengambil gelar master di bidang meteorologi atau klimatologi yang ditawarkan oleh berbagai universitas di Spanyol. Jika Anda ingin bekerja sebagai ahli meteorologi untuk negara bagian, maka ujian kompetitif AEMET harus super. Bergantung pada tingkat kecil studi Anda dapat memilih satu atau beberapa posisi.

Bagaimana menjadi seorang ahli meteorologi: tempat belajar

Karena tidak ada karier untuk itu di Spanyol, Anda harus lulus dalam karier yang telah kami sebutkan di atas. Setelah itu, Anda harus mengambil master universitas yang mengkhususkan diri di dalamnya. Mari kita lihat apa saja gelar master berbeda yang ditawarkan di Spanyol:

  • Gelar master universitas dalam meteorologi dan geofisika: keragaman Complutense Madrid dilakukan dan tujuan master adalah untuk melatih spesialis di bidang ini. Berkat ini, Anda dapat mengembangkan profesi Anda di Spanyol atau universitas asing. Anda juga dapat mendedikasikan di pusat penelitian dan perusahaan.
  • Gelar master universitas dalam meteorologi: Ini dilakukan di Universitas Barcelona dan tujuan utamanya adalah memberikan pelatihan dasar dalam meteorologi agar dapat menyesuaikan semua informasi tentang teknisi dan pedoman organisasi meteorologi dunia. Dengan master ini Anda akan dapat mengintegrasikan berbagai mata pelajaran yang membentuk ilmu atmosfer seperti: meteorologi fisik, mikrometeorologi, meteorologi dinamis, fisika awan, radiasi, pemodelan, analisis dan prediksi dan, akhirnya, klimatologi.
  • Gelar master universitas dalam meteorologi dan geofisika: berlangsung di Universitas Granada. Mencakup semua aspek penting dan fundamental dari geofisika dan meteorologi. Mereka lebih bersifat teoritis tetapi juga aspek eksperimental dengan teknik modern yang digunakan untuk memecahkan berbagai masalah saat ini.

Di mana Anda bekerja dan berapa penghasilan Anda?

Anda dapat bekerja di berbagai lokasi seperti stasiun televisi dan radio, agen cuaca negara bagian, konsultan bisnis, perusahaan asuransi, fasilitas pendidikan, dan perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak prakiraan cuaca. Bidang militer juga bisa jadi pilihan.

Adapun gaji, bisa sangat bervariasi tergantung pada bidang di mana Anda berkembang. Di spanyol, gaji rata-rata dapat berkisar dari 1.600 euro hingga 2.700 euro per bulan. Jumlah ini mencapai sekitar 20.000-32.000 euro kotor per tahun. Di negara lain seperti Amerika Serikat, gaji rata-rata adalah sekitar $ 43.000 kotor setahun.

Saya berharap dengan informasi ini Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana menjadi seorang ahli meteorologi dan apa yang harus Anda pelajari.

Sumber Artikel : meteorologiaenred.com

Selengkapnya
Bagaimana Menjadi Seorang Ahli Meteorologi
« First Previous page 709 of 773 Next Last »