KOMPAS.com - Dua program studi dari Sekolah Farmasi ITB di bawah Sekolah Farmasi ITB yaitu Farmasi Klinik dan Komunitas serta Sains dan Teknologi Farmasi sudah terakreditasi secara internasional oleh ASIIN. Di tahun 2022, Sekolah Farmasi ITB menyosialisasikan program Kelas Internasional yang ditawarkan bagi calon mahasiswa dengan sejumlah keunggulan.
Dosen Kelompok Keahlian Biologi Farmasi Sekolah Farmasi ITB, Defri Rizaldy menjelaskan tentang dua program studi yang ada di dalam Sekolah Farmasi ITB yaitu Sains dan Teknologi Farmasi serta Farmasi Klinik dan Komunitas. Ia menjelaskan bahwa pendidikan di Sekolah Farmasi ITB ditempuh selama 8 semester untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm).
Lalu, dapat dilanjutkan dengan 2 semester pada sekolah keprofesian apoteker. Baca juga: Jurusan-jurusan Kuliah di ITB yang Terakreditasi Internasional Dijelaskan pula terkait beragam research group yang ada di Sekolah Farmasi ITB. Mulai dari pharmacochemistry, pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmacology clinical pharmacy, dan sport science.
“Kelima bidang ini tentunya memberikan kontribusi dan inovasi yang berbeda untuk keilmuan farmasi,” papar Defri seperti dilansir dari laman ITB. Program internasional Sekolah Farmasi ITB, dijelaskan Defri memiliki beberapa perbedaan dengan program lainnya. Berbagai program tersebut disebut International Exposures.
“Perbedaannya adalah perkuliahan dan praktikum yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa program Internasional akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar atau internship di luar negeri serta dapat melakukan tugas akhir atau riset di perguruan tinggi luar negeri yang juga mitra dari ITB,” jelas Defri.
Program internasional Sekolah Farmasi ITB memiliki berbagai global partners yang sangat luas di luar negeri. “Mulai dari Oregon State University, Universiteit Leiden, Kyunghee University, Universiti Sains Malaysia, Universitat Oldenburg, Mahidol University, Cyberjaya University College, Universiti Teknologi Mara, dan masih banyak lagi seperti yang tertera pada slide presentasi,” terang Defri.
Prospek serta lapangan kerja dari lulusan Sekolah Farmasi ITB juga sangat beragam. Mulai dari industri farmasi hingga pemerintahan. Secara rinci, 39,11 persen lulusan Sekolah Farmasi ITB bekerja di Industri Farmasi, 14,89 persen bekerja di pemerintahan, 10,98 persen bekerja di Rumah Sakit, 14,7 persen bekerja sebagai pharmacist, 2,66 persen bekerja sebagai researcher, 14,47 persen sebagai dosen dan guru, serta 3,19 persen bekerja sebagai pengusaha.
Sekolah Farmasi ITB juga telah menghasilkan banyak pengusaha terkenal yang telah memajukan industri farmasi seperti Rudy Soetikno dari Dexa Medica, Nurhayati Subakat dari Paragon, Jahja Santosa dari Sanbe, dan Andi Wijaya dari Prodia. Terakhir, dijelaskan terkait biaya pendidikan untuk menempuh pendidikan di Program Internasional Sekolah Farmasi ITB.
Biaya pendidikan ini terbagi dua menjadi donation for institutional development yang hanya dibayarkan sekali serta tuition fee yang dibayar setiap setengah tahun sekali. Selain itu, berbagai dokumen persyaratan serta ITB AQ Test wajib dilampirkan untuk mendaftar.