Jangkar: Dua insinyur yang dikirim dari Indonesia sebagai bagian dari proyek bersama untuk mengembangkan jet tempur KF-21 dengan Korea Selatan sedang diselidiki atas tuduhan mencoba mencuri informasi teknologi. Larangan bepergian telah diberlakukan terhadap para tersangka, dan pihak berwenang juga sedang menyelidiki kemungkinan adanya kaki tangan di dalam perusahaan pembuat pesawat terbang eksklusif Korea Selatan.
Choi You Sun melaporkan.
Laporan: Dua insinyur Indonesia yang berpartisipasi dalam pengembangan jet tempur KF-21 Korea Selatan sedang diselidiki setelah mereka diduga mencoba mencuri dokumen internal.
Menurut Defense Acquisition Program Administration (DAPA) yang dikelola pemerintah pada hari Jumat, para insinyur yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) ditangkap bulan lalu ketika mencoba mengambil file yang terkait dengan proyek yang tersimpan dalam sebuah USB drive.
Sementara penyelidikan gabungan yang melibatkan Badan Intelijen Nasional (NIS), badan pengadaan pertahanan, dan Komando Kontra Intelijen Pertahanan sedang berlangsung, para insinyur tersebut telah dilarang meninggalkan negara itu.
Seorang pejabat DAPA mengatakan bahwa penyelidikan difokuskan untuk mengidentifikasi dokumen-dokumen spesifik yang coba dicuri oleh para insinyur Indonesia tersebut, dengan catatan bahwa drive USB tersebut terutama berisi dokumen-dokumen umum, dan bukan dokumen-dokumen yang terkait dengan teknologi strategis yang mungkin melanggar undang-undang tentang rahasia militer atau perlindungan teknologi industri pertahanan.
Karena para insinyur memiliki akses terbatas ke zona rahasia di dalam gedung KAI, para penyelidik juga dilaporkan meninjau kemungkinan adanya kaki tangan internal.
Indonesia, salah satu mitra dalam proyek ini, telah setuju untuk menanggung 20 persen dari total biaya proyek, sebesar 1,7 triliun won atau sekitar 1,3 miliar dolar AS, hingga Juni 2026, sementara memproduksi 48 jet setelah menerima purwarupa dan dokumen teknologi dari Korea Selatan.
Meskipun telah membayar 227,2 miliar won hingga Januari 2019, Jakarta telah mengumpulkan tunggakan pembayaran sekitar satu triliun won, dengan alasan kekurangan anggaran.
Sejak selesainya prototipe pertama pada April 2021, KF-21 keenam berhasil mengudara tahun lalu. Angkatan Udara Korea Selatan menargetkan untuk mengerahkan 120 KF-21 pada tahun 2032.
Choi You Sun, KBS World Radio News.
Disadur dari: world.kbs.co.kr