12 Faktor Penentu Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi: Temuan Penting dari Studi Casey Kuykendall

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

27 Mei 2025, 11.33

pexels.com

Pendahuluan: Produktivitas sebagai Kunci Efisiensi Industri Konstruksi

Di tengah tantangan efisiensi dan margin keuntungan yang makin menipis, industri konstruksi global menghadapi persoalan klasik: rendahnya produktivitas tenaga kerja. Casey Kuykendall, dalam tesis masternya di University of Florida (2007), menawarkan pendekatan analitis untuk mengidentifikasi dan memberi bobot pada 12 faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja konstruksi.

Melalui survei terhadap kontraktor papan atas dari daftar ENR Top 400 dan penerapan metode Delphi, penelitian ini bertujuan untuk menyusun alat bantu praktis bagi manajer proyek agar dapat menilai dan meningkatkan produktivitas sejak tahap perencanaan.

 

Metodologi: Delphi Method dan Survei Terarah

Penelitian ini menyebarkan kuesioner kepada 200 perusahaan dari daftar ENR Top 400 (2006) untuk menilai bobot relatif dari 12 faktor produktivitas, dengan total bobot 100%. Metode Delphi digunakan agar para ahli memberikan penilaian secara independen, menghindari pengaruh diskusi kelompok. Respon yang masuk sebanyak 24 (tingkat respons 12%).

Faktor-faktor utama yang diidentifikasi:

  1. Manajemen Alat

  2. Manajemen Peralatan

  3. Akses Lokasi

  4. Keterampilan Manajemen

  5. Keselamatan Kerja

  6. Pengendalian Mutu

  7. Penjadwalan

  8. Pelatihan dan Keterampilan Pekerja

  9. Usia Pekerja

  10. Suhu dan Kelembapan

  11. Motivasi Pekerja

  12. Komunikasi Dua Arah
     

Setiap responden diminta memberi bobot berdasarkan pengalaman industri mereka. Analisis lanjutan dilakukan terhadap mean, median, modus, serta deviasi dan variansi.

Analisis Tambahan: Interpretasi Data dan Implikasinya

Hasil studi mengonfirmasi bahwa aspek manajerial dan perencanaan jauh lebih berdampak dibanding faktor biologis seperti usia atau cuaca. Misalnya, ketidakefisienan manajemen dapat memicu efek berantai: keterlambatan penjadwalan, rework, kehilangan alat, hingga kecelakaan kerja.

Studi juga menunjukkan bahwa manajemen proyek tidak hanya tentang jadwal dan anggaran, tetapi juga tentang mengelola manusia, motivasi, komunikasi, dan pelatihan berkelanjutan.

Kuykendall mengusulkan agar hasil bobot ini diterjemahkan ke dalam alat evaluasi berupa:

  • Lembar kerja berbasis aktivitas

  • Skor 1-10 untuk tiap aspek

  • Perhitungan nilai akhir berdasarkan bobot × nilai skor
     

Dengan demikian, alat ini bisa menjadi checklist bagi manajer proyek sejak tahap prakontruksi.

 

Kritik dan Rekomendasi

Kekuatan Penelitian:

  • Menggunakan basis industri (ENR Top 400) yang kredibel

  • Metode Delphi memastikan independensi pendapat

  • Fokus pada penerapan praktis (tool evaluasi)

Kelemahan:

  • Tingkat respons hanya 12%, membuat generalisasi menjadi lemah

  • Tidak ada uji lintas wilayah (iklim ekstrem Florida vs New York, misalnya)

  • Korelasi antara variabel demografis (usia, posisi jabatan) dan bobot tak signifikan

Rekomendasi:

  • Lakukan studi lanjutan dengan segmentasi wilayah

  • Libatkan pekerja lapangan dan supervisor, tidak hanya manajer proyek

  • Uji alat evaluasi produktivitas ini di proyek nyata sebagai pilot project

 

Perbandingan dengan Penelitian Lain

Temuan Kuykendall selaras dengan studi McTague (2002) di Alberta, Kanada, yang juga menyoroti pentingnya pelatihan, manajemen, dan komunikasi sebagai penentu utama produktivitas. Namun, berbeda dengan temuan Teicholz (2004) yang menyebutkan adanya penurunan produktivitas konstruksi selama 40 tahun terakhir, Kuykendall fokus pada pencegahan sejak awal proyek.

Selain itu, penelitian dari Cox, Issa & Collins (1998) menunjukkan bahwa investasi pelatihan pekerja memberikan ROI hingga 42% peningkatan produktivitas—memperkuat argumen Kuykendall soal urgensi pelatihan formal.

 

Dampak Praktis: Menuju Alat Ukur Produktivitas yang Relevan

Dengan bobot faktor yang terdefinisi, kontraktor dapat:

  • Mengalokasikan sumber daya pada aspek paling berdampak

  • Melakukan audit produktivitas berkala

  • Menyusun strategi mitigasi untuk faktor kritis seperti motivasi dan keterampilan
     

Secara keseluruhan, tesis ini menjadi fondasi awal yang sangat menjanjikan untuk membangun sistem evaluasi produktivitas konstruksi yang aplikatif, terukur, dan berbasis data.

 

Sumber:

Kuykendall, C. J. (2007). Key Factors Affecting Labor Productivity in the Construction Industry. Thesis. University of Florida.
Tersedia di repositori resmi: https://ufdc.ufl.edu/UFE0021513