Visualisasi Risiko Stunting di Jawa Timur: Metode Fuzzy Ungkap Daerah Rawan

Dipublikasikan oleh

19 Mei 2025, 14.44

Sumber: Pixabay

Pendahuluan

Paper ilmiah yang berjudul "Visualisasi Spasial Temporal Tingkat Risiko Stunting di Jawa Timur Menggunakan Metode Fuzzy" menyajikan penelitian tentang pemanfaatan metode Fuzzy dalam memetakan risiko stunting secara spasial dan temporal di Jawa Timur. Paper ini ditulis oleh Arna Fariza, Rengga Asmara, dan Galuh Nurul Istiqomah dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), diterbitkan dalam Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI), Volume 13 Nomor 1, Maret 2023. Fokus utama penelitian ini adalah menghasilkan peta risiko stunting berbasis waktu untuk mendukung intervensi yang lebih tepat sasaran.

Latar Belakang

Stunting merupakan masalah kesehatan serius yang masih menjadi tantangan di Jawa Timur. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2022 angka prevalensi stunting mencapai 23,5%. Salah satu kendala dalam penanganan stunting adalah kurangnya informasi spasial tentang daerah risiko tinggi. Dengan adanya model visualisasi ini, pemerintah dapat lebih efektif merumuskan kebijakan intervensi.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy dalam memetakan risiko stunting. Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik analisis melibatkan model Fuzzy C-Means untuk klasifikasi risiko dan pemetaan menggunakan perangkat lunak GIS untuk menampilkan hasil dalam bentuk peta risiko.

Teknik Analisis

Model Fuzzy C-Means digunakan untuk mengelompokkan wilayah berdasarkan risiko stunting, dengan variabel seperti tinggi badan menurut umur, status gizi, dan akses terhadap air bersih. Selanjutnya, hasil pengelompokan divisualisasikan dalam peta tematik menggunakan ArcGIS.

Studi Kasus & Data

Hasil pemetaan menunjukkan bahwa daerah pedesaan dengan akses air bersih yang rendah dan status gizi buruk, seperti Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Sampang, memiliki risiko stunting yang lebih tinggi. Peta temporal juga menunjukkan bahwa risiko cenderung meningkat pada musim kemarau. Temuan ini konsisten dengan penelitian oleh Wulandari et al. (2021) tentang risiko stunting di daerah tropis yang juga terpengaruh oleh musim.

Analisis dan Nilai Tambah

Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Fuzzy efektif dalam mengidentifikasi wilayah risiko tinggi stunting secara lebih terperinci. Namun, kelemahannya terletak pada ketergantungan terhadap data kesehatan yang tidak selalu terbarukan. Pembaruan data secara berkala akan meningkatkan keakuratan prediksi risiko.

Implikasi Praktis

Pemerintah daerah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk merumuskan kebijakan berbasis data dalam upaya penurunan angka stunting. Misalnya, meningkatkan akses air bersih di daerah rawan dan melakukan edukasi gizi pada masyarakat.

Perbandingan dengan Penelitian Lain

Berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Maulana (2020) yang lebih berfokus pada model regresi linier untuk memprediksi stunting, penelitian ini menawarkan pendekatan spasial-temporal dengan metode Fuzzy yang lebih adaptif terhadap perubahan data.

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan wawasan penting dalam pemetaan risiko stunting di Jawa Timur menggunakan metode Fuzzy. Dengan visualisasi spasial-temporal, intervensi dapat dilakukan lebih tepat waktu dan lokasi.

Sumber

Penelitian ini dapat diakses melalui Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) melalui tautan: https://doi.org/10.34010/jati.v13i1.8954.