Tinjauan Praktik Manajemen Rantai Pasokan Hijau: Dampak pada Kinerja Operasional dan Lingkungan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 14.05

unplash.com

Pendahuluan
Artikel "A Short Review on Green Supply Chain Management Practices" oleh Shaikh, Shahbaz, dan Odhano (2020) memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana praktik manajemen rantai pasokan hijau (GSCM) memengaruhi kinerja operasional dan lingkungan perusahaan. Dengan berfokus pada desain produk yang ramah lingkungan, efisiensi energi, dan kolaborasi dengan mitra rantai pasokan, artikel ini menjelaskan bagaimana GSCM menjadi elemen penting dalam mencapai keberlanjutan dan keunggulan kompetitif.

Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, kesadaran akan dampak lingkungan telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik GSCM. GSCM mencakup manajemen lingkungan yang komprehensif mulai dari desain produk hingga logistik terbalik (reverse logistics). Perusahaan yang menerapkan praktik ini menunjukkan pengurangan limbah, peningkatan efisiensi operasional, dan peningkatan reputasi merek.

Praktik Utama dalam GSCM

  1. Manajemen Lingkungan Internal
    • Audit Lingkungan: Program audit untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan.
    • Sertifikasi ISO 14000: Banyak perusahaan, seperti Eastman Chemical Company, telah mengadopsi standar ini untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi limbah.
  2. Kolaborasi dengan Pemasok dan Pelanggan
    • Desain Produk Ramah Lingkungan: Mengurangi konsumsi bahan berbahaya dan mendesain ulang produk untuk daur ulang dan penggunaan ulang.
    • Pengemasan Berkelanjutan: Coca Cola berhasil mengurangi penggunaan material kemasan sebanyak 31.000 metrik ton.
  3. Desain Proses dan Produk
    • Pengurangan Emisi: Westpac Bank telah mengadopsi teknologi transportasi rendah emisi dan mengurangi konsumsi energi secara signifikan.
    • Logistik Terbalik: Optimasi proses untuk mendaur ulang material secara efisien.

Studi Kasus

  1. Eastman Chemical Company
    Eastman telah menetapkan tujuan penurunan emisi TRI (Toxic Release Inventory) dan menggunakan material daur ulang untuk mengurangi limbah. Pengelolaan energi yang cermat memungkinkan penggunaan panas dari satu proses kimia ke proses lain, menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan.
  2. Coca Cola Enterprises
    Perusahaan ini menginvestasikan $34,8 juta dalam skema efisiensi lingkungan pada 2008. Selain itu, Coca Cola berhasil mengurangi jejak karbon sebesar 15% dari baseline 2007 dan menyelamatkan lebih dari 300 juta liter air melalui inisiatif keberlanjutan.
  3. Westpac Bank
    Bank ini telah menjadi pelopor dalam sertifikasi Carbon Neutral dan mengintegrasikan bahan daur ulang dalam pengemasan produk mereka, menghasilkan pengurangan biaya logistik dan emisi.
  4. Ernst and Young
    Ernst and Young memberikan layanan konsultasi terkait pengurangan emisi karbon dan manajemen risiko, memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin dalam praktik keberlanjutan.

Dampak GSCM pada Kinerja
Artikel ini menyoroti bahwa GSCM tidak hanya meningkatkan kinerja lingkungan tetapi juga kinerja operasional perusahaan. Beberapa manfaat utama meliputi:

  • Efisiensi Biaya: Penggunaan energi terbarukan oleh 40% perusahaan menghasilkan penghematan biaya energi yang signifikan.
  • Peningkatan Pangsa Pasar: Produk ramah lingkungan menarik lebih banyak pelanggan, seperti yang ditunjukkan oleh Coca Cola.
  • Reputasi Merek: Perusahaan yang menerapkan GSCM memiliki reputasi lebih baik di mata konsumen.

Tantangan dan Prospek GSCM
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, GSCM juga menghadapi tantangan, seperti:

  • Biaya Implementasi Awal: Investasi awal untuk teknologi ramah lingkungan dapat menjadi hambatan bagi perusahaan kecil.
  • Kesadaran dan Pelatihan: Dibutuhkan pendidikan berkelanjutan untuk manajer dan karyawan agar dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi GSCM.

Namun, dalam jangka panjang, manfaat yang diberikan GSCM melebihi biaya yang dikeluarkan, terutama dengan meningkatnya tekanan konsumen dan regulasi lingkungan.

Kesimpulan
Artikel ini menegaskan bahwa manajemen rantai pasokan hijau adalah langkah strategis yang penting untuk masa depan. Dengan mengadopsi praktik ini, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara keuntungan ekonomi, tanggung jawab sosial, dan pelestarian lingkungan.

Sumber Artikel: Shaikh, F. A., Shahbaz, M. S., & Odhano, N. (2020). A Short Review on Green Supply Chain Management Practices: The Impact on Operational and Environmental Performance. Engineering, Technology & Applied Science Research, Vol. 10, No. 2, pp. 5367-5370.