Tinjauan Green Supply Chain Management: Sourcing Berkelanjutan dan Distribusi Ramah Lingkungan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 13.19

unplash.com

Pendahuluan

Artikel ini memberikan tinjauan komprehensif tentang Green Supply Chain Management (GSCM) dengan fokus pada sourcing berkelanjutan dan distribusi ramah lingkungan. Penelitian mencakup analisis 266 artikel yang dipublikasikan antara 1997 hingga 2024. Studi ini menyoroti peran penting teknologi seperti IoT, blockchain, dan kecerdasan buatan (AI), serta konsep ekonomi sirkular dalam mendukung rantai pasok berkelanjutan.

Tujuan Penelitian

Artikel ini bertujuan untuk:

  1. Mengidentifikasi prinsip inti GSCM untuk mendukung praktik berkelanjutan.
  2. Membedakan sourcing dan distribusi berkelanjutan, serta faktor pendorongnya.
  3. Mengeksplorasi inovasi terbaru dalam sourcing dan distribusi.
  4. Mengidentifikasi tantangan dan hambatan implementasi GSCM.

Temuan Utama

1. Prinsip Inti GSCM Prinsip utama GSCM mencakup pengurangan limbah, konservasi sumber daya, dan penggunaan material ramah lingkungan. Pendekatan seperti closed-loop supply chain memungkinkan daur ulang material dan produk untuk mengurangi dampak lingkungan.

2. Sourcing Berkelanjutan

  • Inovasi Material: Penggunaan bioplastik dan material daur ulang meningkatkan efisiensi sumber daya.
  • Teknologi: Blockchain dan IoT memastikan transparansi dalam rantai pasok.
  • Kolaborasi Pemasok: Edukasi dan insentif bagi pemasok mendukung tujuan keberlanjutan.

3. Distribusi Berkelanjutan

  • Logistik Hijau: Penggunaan kendaraan listrik dan rute optimasi mengurangi emisi karbon.
  • Kemasan Ramah Lingkungan: Material biodegradable mengurangi limbah.
  • Reverse Logistics: Sistem pengembalian dan daur ulang memperpanjang siklus hidup produk.

4. Tantangan Implementasi

  • Hambatan Finansial: Investasi awal pada teknologi hijau menjadi tantangan bagi banyak perusahaan.
  • Keterbatasan Infrastruktur: Sistem lama sulit mendukung teknologi modern.
  • Resistensi Budaya: Kurangnya kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan menghambat perubahan.

Studi Kasus

Walmart

  • Praktik: Menggunakan blockchain untuk transparansi sumber bahan makanan laut.
  • Hasil: Pengurangan emisi karbon pada rantai pasok hingga 15%.

IKEA

  • Praktik: Fokus pada pengemasan ramah lingkungan dan sumber bahan baku berkelanjutan.
  • Hasil: Penurunan limbah produksi hingga 20%.

Unilever

  • Praktik: Efisiensi energi dalam rantai pasok melalui teknologi hemat energi.
  • Hasil: Penghematan air hingga 30%.

Kesimpulan

Praktik GSCM menunjukkan potensi besar dalam mengintegrasikan keberlanjutan di seluruh rantai pasok. Teknologi mutakhir, kolaborasi pemasok, dan inovasi material menjadi kunci keberhasilan. Meski tantangan seperti hambatan finansial dan resistensi budaya masih ada, adopsi GSCM dapat memberikan keuntungan operasional, reputasi merek, dan kontribusi signifikan terhadap tujuan keberlanjutan global.

Sumber: Hariyani, D., Hariyani, P., Mishra, S., Sharma, M.K. (2024). A literature review on green supply chain management for sustainable sourcing and distribution. Waste Management Bulletin, 2, 231–248.