Teori organisasi institusional adalah teori yang diterima secara luas dalam studi organisasi yang menjelaskan bagaimana institusi dan organisasi berinteraksi satu sama lain. Teori ini menyatakan bahwa organisasi dipengaruhi oleh norma, nilai, dan kepercayaan dari lingkungan kelembagaan yang lebih besar di mana mereka beroperasi. Teori institusional berpendapat bahwa organisasi adalah konstruksi sosial yang dibentuk oleh faktor-faktor eksternal seperti peraturan pemerintah, norma budaya, dan ekspektasi masyarakat.
1. Pentingnya lingkungan kelembagaan
Lingkungan institusional sangat penting untuk berfungsinya organisasi. Lingkungan ini menyediakan sumber daya yang dibutuhkan organisasi untuk bertahan hidup dan berkembang. Organisasi harus menyesuaikan diri dengan norma dan harapan lingkungan institusional mereka untuk mendapatkan legitimasi dan akses ke sumber daya. Sebagai contoh, organisasi nirlaba harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mendapatkan dana. Kegagalan untuk mematuhi peraturan ini dapat menyebabkan organisasi kehilangan legitimasi dan akses ke sumber daya.
2. Isomorfisme
Isomorfisme adalah konsep sentral dalam teori kelembagaan. Konsep ini mengacu pada proses di mana organisasi mengadopsi struktur, praktik, dan nilai yang serupa dengan lingkungan institusional mereka. Ada tiga jenis isomorfisme: paksaan, mimesis, dan normatif. Isomorfisme koersif terjadi ketika organisasi dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan institusional mereka. Isomorfisme mimetik terjadi ketika organisasi meniru praktik-praktik organisasi yang sukses dalam industri mereka. Isomorfisme normatif terjadi ketika organisasi mengadopsi nilai-nilai dan keyakinan dari lingkungan institusional mereka.
3. Logika kelembagaan
Logika institusional adalah keyakinan dan nilai yang mendasari yang membentuk perilaku organisasi. Logika institusional dibentuk oleh lingkungan institusional dan tercermin dalam praktik dan struktur organisasi. Ada tiga jenis logika kelembagaan: pasar, birokrasi, dan komunitas. Logika pasar menekankan pada efisiensi dan profitabilitas. Logika birokratis menekankan pada peraturan dan regulasi. Logika komunitas menekankan pada tanggung jawab sosial dan kerja sama.
4. Perubahan kelembagaan
Perubahan kelembagaan adalah proses dimana lembaga dan organisasi beradaptasi dengan perubahan di lingkungan mereka. Perubahan kelembagaan dapat terjadi melalui pembentukan lembaga baru atau modifikasi lembaga yang sudah ada. Organisasi juga dapat mendorong perubahan kelembagaan dengan menantang norma dan nilai dari lingkungan kelembagaan mereka. Sebagai contoh, kebangkitan ekonomi berbagi telah menantang model bisnis tradisional dan memaksa regulator untuk beradaptasi.
Teori Organisasi Institusional memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana organisasi berinteraksi dengan lingkungan institusional mereka. Lingkungan institusional sangat penting untuk berfungsinya organisasi, dan organisasi harus menyesuaikan diri dengan norma dan ekspektasi lingkungan institusional mereka untuk mendapatkan legitimasi dan akses ke sumber daya. Isomorfisme, logika kelembagaan, dan perubahan kelembagaan merupakan konsep-konsep penting dalam teori kelembagaan. Organisasi yang memahami konsep-konsep ini dapat menavigasi lingkungan kelembagaan yang kompleks tempat mereka beroperasi dengan lebih baik.
Disadur dari: fastercapital.com