Teknologi Transfer dalam Industri Konstruksi: Strategi, Studi Kasus, dan Arah Masa Depan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

15 Mei 2025, 14.45

Freepik.com

Pendahuluan: Transformasi Konstruksi Melalui Teknologi

 

Di tengah meningkatnya kebutuhan global akan hunian berkualitas dan efisiensi industri, sektor konstruksi dihadapkan pada tantangan serius. Ketergantungan pada metode konvensional, kompleksitas proyek, serta fragmentasi rantai pasok menjadi hambatan dalam mencapai produktivitas dan keberlanjutan. Dalam konteks ini, artikel ilmiah berjudul "Technology Transfer in the Construction Industry" oleh Petri Uusitalo dan Rita Lavikka (2020) hadir sebagai jawaban strategis melalui pendekatan platform Industrialized House Building (IHB) dan konsep teknologi transfer (TT).

 

Paper ini memadukan meta-analisis literatur dengan studi kasus dua perusahaan konstruksi, menggambarkan bagaimana strategi platform dapat memperkuat proses TT dan membuka peluang disruptif di pasar konstruksi.

 

Konsep Dasar: Apa Itu Teknologi Transfer?

 

Teknologi Transfer (TT) adalah proses aktif pemindahan teknologi dari satu entitas ke entitas lain, baik dalam bentuk produk, proses, pengetahuan, maupun relasi sosial. TT dapat berlangsung secara internal antar divisi perusahaan (intra-firm) maupun eksternal lintas organisasi atau negara (inter-firm). Dalam studi ini, TT dikaji melalui lensa manajerial yang mengutamakan efisiensi, adaptabilitas, dan potensi komersialisasi.

 

Beberapa poin penting dari TT menurut literatur yang dianalisis:

  • TT mendorong keunggulan kompetitif (Porter, 1980).
  • TT menjadi pendorong kemajuan sosial dan ekonomi (Schumpeter, 1928; Foster, 1962).
  • TT adalah alat untuk mendobrak hambatan geografis dan sektoral (Saggi, 2002).

 

Fokus Teknologi: Platform Industrialized House Building (IHB)

 

Penelitian ini menyoroti IHB sebagai objek utama TT dalam sektor konstruksi. IHB adalah sistem konstruksi berbasis platform yang menekankan pada:

  • Standardisasi material dan komponen
  • Produksi off-site (prefabrikasi)
  • Proses lean dan fleksibel
  • Stabilitas supply chain dan logistik

Keunggulan IHB bukan hanya pada efisiensi produksi, tapi juga skalabilitas dan kemampuannya ditransfer lintas pasar.

 

Metodologi: Kombinasi Meta-Analisis dan Studi Kasus

 

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan:

 

1. Meta-analisis literatur dari lima jurnal top seperti The Journal of Technology Transfer dan Research Policy.

2. Studi kasus mendalam pada satu perusahaan Swedia produsen bangunan modular kayu dan dua peristiwa TT:

  • Internal ke anak perusahaan produsen bathroom pod
  • Eksternal ke perusahaan konstruksi baru di Finlandia

Data dikumpulkan melalui 14 wawancara semi-struktur dan analisis dokumen perusahaan selama 20 tahun.

 

Temuan Utama: Dinamika dan Strategi Teknologi Transfer

 

1. Jenis TT: Co-Development vs Collaborative Hand-Off

Bathroom Pod Transfer (Internal): Mengikuti pendekatan co-development, dengan kolaborasi R&D, pertukaran SDM, dan dukungan manajerial yang intensif.

Platform Transfer ke Finlandia (Eksternal): Lebih ke collaborative hand-off, dengan dukungan pelatihan dan akses eksklusif terhadap teknologi IHB.

 

2. Faktor Kunci Keberhasilan TT:

Komunikasi dan kepercayaan tinggi antara pengirim dan penerima.

Kematangan teknologi sebelum ditransfer.

Kesesuaian nilai sosial dan budaya organisasi.

Keterlibatan aktif pimpinan dan tim teknis.

 

3. Dampak TT:

Peningkatan produktivitas melalui standarisasi.

Disrupsi model bisnis tradisional.

Transfer pengetahuan dan pembelajaran organisasi.

Kontribusi sosial, seperti penyediaan hunian layak dan murah.

 

Studi Kasus: Dari Lokal ke Global

 

Perusahaan Swedia dalam studi ini telah membangun sistem produksi modular selama lebih dari 20 tahun, dimulai sejak krisis perumahan 1990-an. Perubahan regulasi di Swedia tahun 1994 yang mengizinkan pembangunan rumah kayu bertingkat mendorong mereka memindahkan konstruksi ke lingkungan pabrik.

 

Langkah kunci mereka:

  • Standarisasi komponen dan proses
  • Implementasi prinsip lean manufacturing (2002–2009)
  • Kolaborasi dengan akademisi untuk riset dan pengembangan

Keputusan mendirikan anak perusahaan bathroom pod didorong oleh lonjakan permintaan dan keterbatasan kapasitas. Sementara itu, TT ke Finlandia bertujuan mengekspansi pasar dan membuktikan skalabilitas platform IHB di konteks berbeda.

 

Analisis Tambahan: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

 

Pelajaran dari Kasus:

  • TT sebagai model bisnis: Tidak sekadar menjual produk, tapi juga pengetahuan.
  • Platform thinking dalam konstruksi: Membuka jalan untuk efisiensi dan modularitas.
  • Nilai sosial dalam bisnis: Perusahaan tidak hanya berorientasi profit, tapi juga komunitas.

 

Kritik dan Potensi Pengembangan:

 

Studi masih terbatas pada satu perusahaan.

Perlu lebih banyak eksplorasi di negara berkembang.

Perlu indikator kuantitatif untuk mengukur efektivitas TT secara luas.

 

Relevansi Industri Saat Ini:

 

Proyek IKN dan pembangunan massal dapat mengambil pelajaran dari model IHB.

Tren modular construction dan digital twin mendorong kebutuhan transfer teknologi yang terstruktur.

Kemitraan internasional akan lebih kuat jika dibangun atas dasar kesamaan nilai dan misi sosial.

 

Kesimpulan: Membangun Masa Depan Konstruksi Lewat Teknologi Transfer

 

Penelitian ini menawarkan panduan praktis dan teoritis dalam memahami bagaimana TT dapat mengubah wajah industri konstruksi. Dengan menjadikan platform IHB sebagai pusat strategi, perusahaan konstruksi dapat mengatasi tantangan efisiensi, keberlanjutan, dan skalabilitas.

 

Kunci keberhasilan TT terletak pada kesiapan teknologi, hubungan antar organisasi yang sehat, dan adanya nilai bersama yang melampaui sekadar keuntungan ekonomi. Di era globalisasi dan urbanisasi masif, TT bukan lagi opsi tambahan, melainkan kebutuhan mendesak untuk inovasi dan kemajuan.

 

Referensi

 

Uusitalo, P., & Lavikka, R. (2020). Technology transfer in the construction industry. The Journal of Technology Transfer, 46, 1291–1320. https://doi.org/10.1007/s10961-020-09820-7