Pendahuluan
Artikel ini mengulas tantangan utama dalam implementasi Green Supply Chain Management (GSCM) di sektor manufaktur, dengan fokus pada kendala struktural, operasional, dan budaya. Penelitian ini menawarkan tinjauan sistematis dari berbagai literatur dan menyediakan kerangka untuk mengidentifikasi serta mengatasi hambatan dalam mencapai keberlanjutan lingkungan dan operasional.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistematis berbasis literatur, menganalisis lebih dari 200 studi akademik dari tahun 1997 hingga 2020. Fokus utama meliputi:
- Definisi GSCM: Mengkaji pengertian GSCM dari berbagai perspektif.
- Evolusi GSCM: Mengidentifikasi perkembangan GSCM sejak 1972 hingga saat ini.
- Kontribusi Peneliti: Membahas kontribusi akademisi dalam mengembangkan praktik GSCM.
- Hambatan Utama: Menyoroti kendala implementasi di sektor manufaktur.
Temuan Utama
1. Definisi dan Evolusi GSCM
- Definisi: GSCM didefinisikan sebagai integrasi pertimbangan lingkungan dalam rantai pasok, meliputi desain produk, sumber material, proses manufaktur, dan pengelolaan akhir siklus hidup produk.
- Evolusi: Konsep ini pertama kali muncul pada tahun 1972 dan mulai diterapkan secara luas sejak 2000-an.
2. Hambatan Implementasi GSCM
Artikel mengidentifikasi 11 kategori hambatan, termasuk:
- Kurangnya Kebijakan Pemerintah: Dukungan regulasi yang minim memperlambat adopsi.
- Biaya Implementasi: Tingginya biaya awal untuk teknologi hijau menjadi tantangan besar bagi banyak perusahaan.
- Kurangnya Kesadaran Publik: Konsumen sering kali tidak menyadari pentingnya produk ramah lingkungan.
- Keterbatasan Teknologi dan Infrastruktur: Sistem lama yang tidak kompatibel dengan teknologi modern.
3. Dampak GSCM pada Kinerja
- Lingkungan: Implementasi GSCM mengurangi emisi karbon hingga 40% di beberapa perusahaan besar.
- Ekonomi: Efisiensi biaya meningkat sebesar 15% melalui optimasi rantai pasok.
- Sosial: Meningkatkan reputasi perusahaan di mata pelanggan yang peduli lingkungan.
Studi Kasus
Industri Otomotif di India
- Praktik: Menggunakan energi terbarukan dan daur ulang bahan baku.
- Hasil: Pengurangan konsumsi energi hingga 30% dan penurunan biaya produksi sebesar 20%.
Industri Tekstil di Bangladesh
- Praktik: Adopsi sistem pengolahan limbah air untuk pabrik.
- Hasil: Limbah cair berbahaya berkurang hingga 50%, meningkatkan kinerja lingkungan.
Rekomendasi Strategis
- Dukungan Pemerintah yang Kuat: Subsidi dan insentif pajak untuk perusahaan yang mengadopsi teknologi hijau.
- Edukasi dan Pelatihan: Meningkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya keberlanjutan.
- Investasi Teknologi: Mendorong inovasi dalam IoT, blockchain, dan energi terbarukan untuk optimasi rantai pasok.
- Kolaborasi Global: Kerja sama internasional untuk berbagi praktik terbaik dan sumber daya.
Kesimpulan
Hambatan implementasi GSCM di sektor manufaktur bersifat kompleks dan memerlukan pendekatan holistik. Dengan dukungan regulasi, inovasi teknologi, dan kesadaran masyarakat, GSCM dapat memberikan dampak signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan, efisiensi ekonomi, dan reputasi sosial perusahaan.
Sumber: Ajitabh Pateriya, Pallavi Maheshwarkar (2020). A Critical Review of Green Supply Chain Management and Its Barriers for Manufacturing Industries. Webology, 17(4).