Sinergi Pendekatan Agile dan Resilient dalam Manajemen Rantai Pasok: Meningkatkan Kinerja dan Daya Saing Bisnis

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 10.26

unplash.com

Pendahuluan
Makalah ini mengeksplorasi bagaimana kombinasi pendekatan agile dan resilient dalam manajemen rantai pasok dapat meningkatkan kinerja operasional serta daya saing bisnis. Ditulis oleh Helena Carvalho, Susana Azevedo, dan Virgilio Cruz-Machado, penelitian ini menyoroti bahwa pengintegrasian dua pendekatan ini sangat relevan dalam menghadapi perubahan pasar yang tidak terduga dan risiko disrupsi rantai pasok.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan praktik agile dan resilient dengan kinerja dan daya saing rantai pasok.
  2. Menganalisis kontribusi pendekatan ini dalam mendukung prioritas strategis, seperti waktu ke pasar, kualitas produk, dan pelayanan pelanggan.

Pendekatan Agile dalam Rantai Pasok
Pendekatan agile difokuskan pada fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.

  • Praktik utama meliputi:
    • Penggunaan IT untuk integrasi aktivitas manufaktur dan distribusi.
    • Pengurangan waktu siklus pengembangan produk.
    • Produksi dalam batch kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis.

Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi praktik agile mampu:

  • Mempercepat pengenalan produk baru ke pasar hingga 30% lebih cepat dibandingkan pesaing.
  • Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan melalui penyesuaian yang cepat terhadap permintaan.

Pendekatan Resilient dalam Rantai Pasok
Sementara agile berfokus pada respons cepat, pendekatan resilient bertujuan untuk menjaga stabilitas operasional di tengah gangguan.

  • Praktik utama meliputi:
    • Stok strategis di titik kritis rantai pasok.
    • Sumber fleksibel untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok tunggal.
    • Kolaborasi antar mitra untuk mitigasi risiko bersama.

Studi kasus menunjukkan bahwa perusahaan dengan rantai pasok resilient:

  • Mengurangi kerugian akibat disrupsi hingga 40% dibandingkan perusahaan tanpa strategi serupa.
  • Memiliki waktu pemulihan operasional yang lebih cepat pasca gangguan besar.

Konsep Sinergi Agile dan Resilient
Makalah ini menekankan bahwa kedua pendekatan tidak saling eksklusif, melainkan saling melengkapi.

  • Agile memberikan kecepatan dan fleksibilitas, sedangkan resilient memastikan stabilitas jangka panjang.
  • Kombinasi ini dapat meningkatkan kualitas produk hingga 20%, berkat kemampuan memenuhi permintaan dengan responsif sambil mempertahankan operasi yang andal.

Kontribusi Kerangka Kerja Konseptual
Penulis mengusulkan kerangka kerja konseptual untuk mengevaluasi pengaruh pendekatan ini terhadap:

  1. Kinerja Operasional: Fleksibilitas, kecepatan pengiriman, dan tingkat pengembalian tepat waktu.
  2. Kinerja Ekonomi: Biaya persediaan, margin keuntungan, dan efisiensi biaya manufaktur.

Kesimpulan
Integrasi pendekatan agile dan resilient menjadi kunci untuk menciptakan rantai pasok yang kompetitif dan berkelanjutan. Kerangka kerja yang diusulkan memberikan panduan praktis untuk perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing melalui pengelolaan risiko yang efektif dan respons pasar yang cepat.

Sumber Artikel:
Carvalho, H., Azevedo, S., & Cruz-Machado, V. Agile and resilient approaches to supply chain management: Influence on performance and competitiveness.