Sejarah dan Perkembangan Kereta Kecepatan Tinggi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

14 Mei 2024, 09.44

Sumber: id.wikipedia.org

Kereta kecepatan tinggi (High-speed rail atau HSR) adalah sistem transportasi rel yang menggunakan kereta jauh lebih cepat daripada kereta tradisional. Sistem ini menggunakan kombinasi kereta khusus dan jalur rel khusus. Biasanya, kereta kecepatan tinggi memiliki kecepatan di atas 250 km/jam, atau kereta biasa yang ditingkatkan dengan kecepatan lebih dari 200 km/jam.

Awal Mula dan Penyebaran

Jalur kereta kecepatan tinggi pertama di dunia, Tōkaidō Shinkansen, mulai beroperasi di Jepang pada tahun 1964 dan dijuluki kereta peluru. Keberhasilan Jepang diikuti oleh negara-negara Eropa seperti Prancis dan Jerman, serta Spanyol dan Italia. Saat ini, Eropa memiliki jaringan kereta cepat yang luas dengan banyak koneksi internasional. Tiongkok memiliki jaringan kereta kecepatan tinggi terbesar di dunia, dengan lebih dari 37.900 kilometer jalur pada Desember 2020, yang merupakan lebih dari dua pertiga dari total jaringan kereta cepat dunia.

Penyebaran Global

Banyak negara telah mengembangkan infrastruktur kereta cepat untuk menghubungkan kota-kota besar, termasuk Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Indonesia, Jepang, Maroko, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rusia, Arab Saudi, Serbia, Korea Selatan, Swedia, Swiss, Taiwan, Turki, Britania Raya, Amerika Serikat, dan Uzbekistan. Di Eropa dan Asia, kereta kecepatan tinggi dapat melintasi perbatasan internasional, menjadikannya solusi transportasi yang efektif antar negara.

Keunggulan dan Tantangan

Kereta kecepatan tinggi adalah metode transportasi massal tercepat dan paling efisien. Namun, pembangunan kereta cepat memerlukan persyaratan khusus seperti kurva rel yang besar, kemiringan yang landai, dan rel yang dipisahkan sebidang. Hal ini membuat pembangunan kereta kecepatan tinggi menjadi jauh lebih mahal daripada kereta konvensional.

Sejarah Awal

Jalur rel adalah jenis transportasi massal pertama dan dominan hingga penemuan mobil di awal abad ke-20. Setelah Perang Dunia II, transportasi mobil, jalan layang, dan pesawat meningkat, tetapi Eropa dan Jepang tetap fokus pada pengembangan rel. Sebaliknya, Amerika Serikat mengembangkan jalan cepat dan bandar udara.

Pengembangan Kereta Kecepatan Tinggi

Pengembangan kereta cepat dimulai di Jerman pada tahun 1899 dengan elektrifikasi kereta militer antara Marienfelde dan Zossen. Pada tahun 1903, gerbong listrik mencapai kecepatan 210,2 km/jam. Italia mengikuti pada tahun 1938 dengan ETR 200 yang mencapai 160 km/jam dalam layanan komersial. Pada 1950-an, Kereta Api Nasional Prancis mulai mengevaluasi kecepatan tinggi dengan lokomotif listrik CC 7100 yang mencapai rekor 243 km/jam pada tahun 1954. Pada tahun berikutnya, lokomotif listrik Prancis mencapai kecepatan 331 km/jam, memungkinkan pengembangan lebih lanjut dari layanan kereta kecepatan tinggi.

Sumber: id.wikipedia.org