Mengapa Risiko Proyek Konstruksi Harus Dikelola Sejak Awal?
Proyek konstruksi, terlebih yang dibiayai oleh APBD atau dana publik, bukan sekadar urusan teknis antara kontraktor dan arsitek. Ia menyangkut kepentingan publik yang lebih luas: transparansi anggaran, efisiensi waktu pelaksanaan, dan mutu bangunan jangka panjang. Artikel ini membedah bagaimana risiko dalam proyek pembangunan Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda dapat diidentifikasi dan dikelola melalui metode Severity Index (Sevecindex).
Metode ini menjadi sorotan karena kemampuannya menyederhanakan proses identifikasi dan pemeringkatan risiko secara kuantitatif, yang selama ini sering dianggap rumit dan tidak aplikatif oleh pelaku lapangan. Dengan studi kasus nyata dan data lapangan konkret, artikel ini membuktikan bahwa risiko bukan hanya bisa diukur, tetapi juga ditanggulangi secara sistematis.
Studi Kasus: Pembangunan Kantor DLH Samarinda
Proyek yang diteliti adalah pembangunan gedung vertikal lima lantai milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda. Proyek ini memiliki:
- Luas bangunan: 1.680 m²
- Tinggi bangunan: ± 17 meter
- Durasi pelaksanaan: 196 hari kalender
- Nilai kontrak: Rp 40.572.247.102,56
- Sumber dana: APBD
Dengan kompleksitas pekerjaan yang tinggi, lokasi di tengah kota, serta tekanan anggaran publik, proyek ini menghadirkan berbagai risiko nyata, terutama terhadap waktu pelaksanaan dan biaya proyek.
Metodologi: Severity Index (Sevecindex)
Sevecindex adalah metode kuantitatif berbasis skala yang menghitung tingkat keparahan suatu risiko berdasarkan dua dimensi:
- Probabilitas kejadian (seberapa sering risiko terjadi)
- Dampak risiko terhadap waktu dan biaya proyek
Setiap variabel risiko dinilai oleh 10 responden ahli proyek (manajer proyek, site engineer, pelaksana, surveyor), kemudian diolah dengan rumus SI = (∑ aᵢ · xᵢ)/(4∑ xᵢ), di mana nilai akhir dikategorikan ke dalam: sangat jarang, jarang, cukup, sering, dan sangat sering.
Hasil Temuan: 30 Risiko Utama yang Relevan
Penelitian ini awalnya mengidentifikasi 32 risiko potensial, namun dua di antaranya dinyatakan tidak relevan, yaitu:
- Kekurangan tempat penyimpanan material
- Tidak lengkapnya laporan harian
Dari 30 risiko yang tersisa, dikelompokkan berdasarkan aspek frekuensi dan dampaknya terhadap dua dimensi utama proyek: waktu dan biaya.
Risiko Dominan terhadap Waktu
Lima risiko utama yang berdampak besar pada waktu pelaksanaan proyek, dikategorikan sebagai risiko sedang hingga tinggi:
- Cuaca yang tidak menentu (hujan)
– Kategori: Tinggi
– Nilai SI: 85
– Frekuensi: Sangat sering
– Dampak: Menunda pengerjaan outdoor, mengganggu pengecoran dan struktur vertikal. - Kerusakan alat dan mesin proyek
– Kategori: Sedang
– Penyebab: Kurangnya perawatan dan tenaga kerja tidak terampil
– Penanganan: Servis rutin dan pelatihan teknis. - Kelelahan akibat pekerjaan lembur
– Kategori: Sedang
– Akibat: Penurunan produktivitas dan potensi kecelakaan kerja. - Perubahan desain dari pihak owner
– Kategori: Sedang
– Dampak: Penyesuaian struktur dan waktu revisi gambar kerja. - Kesalahan estimasi waktu
– Kategori: Sedang
– Akar masalah: Penyusunan urutan aktivitas proyek yang tidak tepat.
Risiko Dominan terhadap Biaya
Sementara itu, terdapat tiga risiko utama yang berpengaruh secara langsung pada pembengkakan anggaran:
- Cuaca ekstrem (hujan deras)
– Nilai SI biaya: 52,5
– Dampak: Perlu penambahan waktu kerja, lembur, dan perlindungan tambahan pada material. - Kenaikan harga material
– Nilai SI: 55
– Faktor: Kelangkaan pasokan dan ketergantungan pada supplier tunggal.
– Solusi: Diversifikasi supplier dan pemesanan lebih awal. - Kerusakan alat berat dan mesin proyek
– Nilai SI: 42,5
– Konsekuensi: Biaya sewa alat pengganti dan kehilangan waktu produktif.
Penanganan Risiko: Rekomendasi Strategis dari Lapangan
1. Mitigasi terhadap Cuaca Ekstrem
- Optimalkan pekerjaan di jam dan hari dengan prediksi cerah
- Sediakan tenda kerja semi-permanen untuk pekerjaan luar ruangan
- Gunakan aplikasi cuaca untuk penjadwalan mingguan
2. Mitigasi terhadap Kenaikan Harga Material
- Buat kontrak jangka panjang dengan supplier
- Lakukan pembelian besar diawal (bulk buying)
- Sediakan bujet eskalasi harga 5–10% dari RAB
3. Mitigasi terhadap Risiko SDM
- Rotasi tenaga kerja untuk mengurangi kelelahan
- Lakukan pelatihan manajemen waktu dan mutu
- Libatkan tenaga ahli sejak tahap perencanaan
Kritik dan Komparasi dengan Penelitian Sebelumnya
Studi ini unggul karena:
- Menggunakan metode kuantitatif yang mudah diaplikasikan
- Menerapkan langsung dalam proyek nyata sektor pemerintah
- Menyediakan data primer dari 10 profesional berbeda
Namun, artikel ini masih bisa dikembangkan lebih lanjut, terutama:
- Belum mengkaji aspek mutu proyek (selain biaya dan waktu)
- Tidak menyertakan skenario risiko “force majeure” selain hujan
- Belum mengintegrasikan teknologi digital (seperti BIM atau ERP)
Sebagai pembanding, penelitian oleh Fitria (2017) pada proyek Tunjungan Plaza 6 menggunakan pendekatan probabilistik berbasis AHP dan menunjukkan bahwa risiko mutu justru menjadi faktor yang sering diabaikan padahal berdampak besar pada citra dan operasional bangunan.
Relevansi dengan Tantangan Konstruksi di Indonesia
Risiko seperti cuaca, SDM, perubahan desain, dan fluktuasi harga material adalah problem klasik yang masih relevan hingga saat ini. Terlebih lagi, dalam konteks proyek pemerintah yang biasanya:
- Bekerja dalam waktu fiskal yang ketat
- Bergantung pada proses tender terbuka
- Sering mengalami perubahan lingkup proyek akibat politik anggaran
Oleh karena itu, penerapan metode Sevecindex bisa menjadi tools yang efektif untuk diterapkan lebih luas dalam proyek-proyek APBD/APBN lain.
Manfaat Sevecindex untuk Praktisi Lapangan
Bagi pelaksana proyek atau kontraktor yang tidak terbiasa dengan metode analisis risiko yang kompleks, Sevecindex menawarkan keunggulan sebagai:
- Metode yang mudah dipahami
- Cepat diaplikasikan hanya dengan kuesioner dan perhitungan manual
- Fleksibel terhadap skala proyek, baik proyek kecil maupun besar
Dengan hanya 30 variabel utama dan hasil analisis berbasis frekuensi serta dampak, manajer proyek dapat segera menyusun langkah mitigasi tanpa perlu tools mahal atau software kompleks.
Kesimpulan: Risiko Tak Dapat Dihilangkan, Tapi Bisa Dikelola
Penelitian ini membuktikan bahwa risiko dalam proyek konstruksi pemerintah tidak bisa dianggap remeh. Cuaca, alat, tenaga kerja, dan dinamika desain dapat mengganggu jalannya proyek secara signifikan. Namun, dengan pendekatan yang sistematis seperti Sevecindex, risiko-risiko tersebut bisa diidentifikasi sejak awal dan ditangani secara terstruktur.
Ke depan, pendekatan ini dapat dikombinasikan dengan digitalisasi manajemen proyek, agar pengendalian risiko menjadi bagian dari rutinitas, bukan hanya tindakan reaktif. Dengan demikian, proyek-proyek publik bisa lebih transparan, tepat waktu, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.
Referensi Asli :
Maslina, Muhammad Kurnia, Nike Agustiyana, dan Hikmah Maya Sari. Analisis Risiko Proyek Menggunakan Metode Sevecindex Pada Proyek Pembangunan Kantor Lingkungan Samarinda. Jurnal TRANSUKMA, Vol. 5 No. 1, Desember 2022, hlm. 18–26