Potensi Inovasi dalam Proyek Infrastruktur Besar: Menelisik Sistem Design and Build

Dipublikasikan oleh Anisa

08 Mei 2025, 11.52

Unplash.com

Mengapa Design and Build Semakin Dilirik dalam Proyek Infrastruktur?

Dalam dua dekade terakhir, sistem pengadaan Design and Build (D&B) menjadi sorotan di sektor konstruksi, khususnya dalam proyek-proyek infrastruktur berskala besar. Dibandingkan metode tradisional seperti Design-Bid-Build, pendekatan D&B menyatukan proses perancangan dan pembangunan ke dalam satu kontrak terintegrasi. Namun, apakah model ini benar-benar mampu mendorong inovasi, efisiensi, dan kolaborasi lebih baik? Inilah yang coba dijawab Ann-Sophie Bormann dalam tesisnya yang mendalam dan berbasis studi kasus konkret.

Tujuan dan Fokus Penelitian

Bormann mengeksplorasi hubungan antara model kontrak D&B dan peluang untuk berinovasi dalam proyek infrastruktur besar. Penelitiannya menyoroti aspek organisasi, kontraktual, dan hubungan antarpemangku kepentingan. Fokusnya adalah pada bagaimana desain dan konstruksi yang dilakukan secara paralel dalam satu tim dapat memengaruhi hasil proyek – tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga dari segi sosial dan ekonomi.

Metodologi: Studi Kasus Multi-Level

Penelitian ini mengandalkan studi kasus dari dua proyek besar di Eropa, yaitu:

  • Jernbanedirektoratet (Norwegia) – pembangunan rel ganda untuk proyek kereta api berkecepatan tinggi.

  • Projekt Hallandsås (Swedia) – pembangunan terowongan rel melalui pegunungan, proyek yang sempat mengalami krisis besar dan berganti model kontrak ke D&B.
     

Kedua proyek ini memberikan kerangka komparatif yang kuat untuk menilai efektivitas pendekatan D&B dari berbagai dimensi.

Temuan Utama: D&B Sebagai Ruang untuk Inovasi—Dengan Catatan

Inovasi Proses Lebih Umum daripada Inovasi Produk

Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa inovasi dalam proyek D&B cenderung bersifat proses—seperti efisiensi manajemen, metode kerja yang lebih kolaboratif, atau teknik perencanaan digital (BIM). Namun, inovasi produk seperti material baru atau teknologi revolusioner lebih jarang muncul. Hal ini disebabkan oleh tekanan terhadap biaya dan waktu, yang justru mendorong risk-averse behavior.

"Rather than pushing the envelope, design and build contracts often result in optimizing existing solutions rather than inventing new ones."

Kolaborasi Meningkat, Tapi Tidak Otomatis

Meskipun struktur D&B memungkinkan pemilik proyek dan kontraktor utama untuk bekerja sama lebih erat, kolaborasi yang baik tetap tergantung pada budaya organisasi dan kesiapan pihak-pihak terkait. Dalam beberapa kasus, kontraktor tidak mendapatkan ruang nyata untuk menawarkan solusi inovatif karena dokumen awal dari pemilik proyek terlalu ketat.

Risiko Dipindahkan, Bukan Dikelola Bersama

Model D&B sering kali digunakan untuk mentransfer risiko kepada kontraktor. Ini menciptakan motivasi untuk efisiensi, tetapi bisa menghambat eksperimen karena kontraktor enggan mengambil risiko yang bisa berdampak pada margin keuntungan mereka. Dengan kata lain, “inovasi butuh ruang untuk gagal”, tetapi dalam kontrak D&B, ruang ini sering kali sangat sempit.

Studi Kasus: Antara Harapan dan Realita

Kasus Jernbanedirektoratet – Efisiensi yang Terstruktur

Dalam proyek rel ganda Norwegia, kontrak D&B menghasilkan percepatan jadwal dan pengurangan koordinasi lintas entitas. Namun, pemilik proyek tetap sangat terlibat dalam spesifikasi awal, sehingga ruang inovasi dari pihak kontraktor sangat terbatas. Meski berhasil secara logistik, proyek ini menunjukkan bahwa D&B tidak otomatis menghasilkan terobosan baru.

Kasus Hallandsås – Pelajaran dari Kegagalan Awal

Proyek Hallandsås sempat menjadi "mimpi buruk" karena kegagalan teknik dan gangguan lingkungan. Setelah beralih ke sistem D&B, proyek ini berhasil kembali ke jalur yang lebih stabil, namun masih mengandalkan pendekatan konservatif. D&B dalam kasus ini bukanlah alat inovasi, tetapi alat kontrol.

Data dan Statistik: Fakta Kritis

  • 86% dari kontraktor dalam proyek yang dianalisis menyatakan bahwa mereka lebih fokus pada efisiensi proses dibanding penciptaan teknologi baru.

  • 60% proyek D&B dalam sektor infrastruktur Eropa gagal mencapai efisiensi biaya yang dijanjikan karena kendala birokrasi dan spesifikasi awal yang terlalu sempit.

  • 40% responden menganggap sistem ini mendorong kolaborasi lebih tinggi, namun hanya 23% yang merasa diberi ruang untuk berinovasi secara bebas.

Opini Kritis: D&B Bukan Formula Ajaib

Kelebihan Sistem D&B

  • Penyatuan tanggung jawab membuat komunikasi antar tim lebih cepat.

  • Potensi efisiensi biaya dan waktu yang lebih tinggi dalam proyek besar.

  • Kemampuan untuk memulai konstruksi lebih awal, sebelum desain akhir selesai 100%.

Kekurangan & Kritik

  • D&B bisa mematikan inovasi jika pemilik proyek terlalu mengunci spesifikasi teknis.

  • Kontraktor lebih memilih solusi yang telah teruji untuk menghindari risiko finansial.

  • Desain dapat dikompromikan untuk mengejar efisiensi, mengorbankan kualitas jangka panjang.

Bandingkan dengan Pendekatan Lain

Jika dibandingkan dengan model Integrated Project Delivery (IPD) atau Public-Private Partnership (PPP), D&B masih kurang memberi ruang partisipasi aktif dari semua pihak sejak awal. IPD, misalnya, mengusung prinsip shared risk-shared reward yang lebih mendorong keberanian berinovasi. Sementara PPP lebih kuat dalam aspek finansial dan pembagian risiko jangka panjang.

Implikasi Praktis untuk Industri Konstruksi

  1. Rekomendasi untuk Pemerintah & Pemilik Proyek:

    • Hindari spesifikasi terlalu rigid dalam dokumen tender D&B.

    • Ciptakan insentif inovasi, seperti bonus untuk efisiensi energi atau keberlanjutan.

    • Terapkan performance-based specifications alih-alih prescriptive specs.
       

  2. Untuk Kontraktor:

    • Bangun kapabilitas inovasi internal, termasuk divisi R&D yang aktif.

    • Dorong kolaborasi lintas fungsi sejak awal tender hingga eksekusi.

  3. Untuk Dunia Akademik:

    • Masih terbuka ruang riset terkait bagaimana D&B bisa lebih inklusif terhadap inovasi teknologi dan keberlanjutan jangka panjang.

Kesimpulan: D&B Adalah Alat, Bukan Tujuan

Model Design and Build dalam proyek infrastruktur besar menawarkan peluang efisiensi dan integrasi, tetapi tidak secara otomatis menghasilkan inovasi. Ruang inovasi hanya akan terbuka jika semua pihak—terutama pemilik proyek—mau memberi kepercayaan dan fleksibilitas. Tanpa itu, D&B hanya menjadi alat percepatan, bukan lompatan transformasi.

Sumber

Bormann, Ann-Sophie. Design and Build in Large Infrastructure Projects and the Possibilities of Innovation. Thesis, Chalmers University of Technology, 2019. Dapat diakses melalui https://hdl.handle.net/20.500.12380/257207