Perbandingan Green Supply Chain Management dan Sustainable Supply Chain Management: Pendekatan untuk Keberlanjutan dalam Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 11.01

pexels.com

Pendahuluan

Artikel ini membahas perbandingan antara Green Supply Chain Management (GSCM) dan Sustainable Supply Chain Management (SSCM), mengulas perbedaan utama terkait faktor keberlanjutan dan manajemen rantai pasok. Penelitian ini memanfaatkan 20 definisi dari kedua konsep, menganalisis tiga pilar keberlanjutan (ekonomi, lingkungan, sosial) serta lima faktor manajemen rantai pasok (aliran, koordinasi, pemangku kepentingan, hubungan, dan nilai).

Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi definisi GSCM dan SSCM dalam literatur.
  2. Menganalisis persamaan dan perbedaan faktor keberlanjutan dan rantai pasok di kedua konsep.
  3. Memberikan panduan bagi perusahaan manufaktur untuk memilih pendekatan yang sesuai guna mencapai tujuan keberlanjutan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan systematic literature review (SLR), dengan empat tahap analisis:

  1. Pencarian kata kunci di basis data seperti Scopus dan WOS.
  2. Penyaringan judul dan abstrak (dari 1013 artikel menjadi 198).
  3. Penyaringan teks penuh (102 artikel).
  4. Seleksi akhir (45 artikel).

Periode penelitian mencakup publikasi antara tahun 2000–2020. Artikel yang dianalisis mencakup berbagai sektor dan negara, seperti Jerman, Maroko, AS, dan Inggris.

Temuan Utama

1. Definisi dan Fokus GSCM

  • Lingkungan sebagai fokus utama: Semua definisi GSCM (100%) mencakup faktor lingkungan, tetapi hanya 10% yang membahas faktor ekonomi dan tidak ada yang mencakup faktor sosial.
  • Faktor aliran dominan: 90% definisi GSCM menyoroti manajemen aliran material, informasi, dan produk.

2. Definisi dan Fokus SSCM

  • Pendekatan holistik: SSCM mencakup ketiga pilar keberlanjutan (lingkungan 100%, ekonomi 80%, sosial 90%).
  • Faktor aliran dan pemangku kepentingan penting: Masing-masing mencakup 80% dan 70% dari definisi SSCM.

3. Perbedaan Utama GSCM vs. SSCM

  • GSCM berfokus pada pengurangan dampak lingkungan melalui pengelolaan aliran dan efisiensi.
  • SSCM mengintegrasikan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh.
  • Persamaan: Kedua pendekatan mengutamakan faktor aliran dan pemangku kepentingan.

Studi Kasus

Industri Otomotif di Korea Selatan

  • Praktik GSCM: Pengurangan emisi karbon melalui teknologi ramah lingkungan.
  • Hasil: Penurunan emisi hingga 20%, peningkatan efisiensi produksi sebesar 15%.

Industri Tekstil di India

  • Praktik SSCM: Peningkatan kondisi kerja dan standar etika di rantai pasok.
  • Hasil: Peningkatan citra merek sebesar 25%, pengurangan limbah produksi sebesar 30%.

Rekomendasi Strategis

  1. Implementasi GSCM: Cocok untuk perusahaan yang fokus pada efisiensi lingkungan dan pengurangan biaya.
  2. Adopsi SSCM: Ideal bagi organisasi yang ingin mencapai keberlanjutan menyeluruh, termasuk tanggung jawab sosial.
  3. Pelatihan dan Edukasi: Perlu untuk meningkatkan kesadaran karyawan dan manajer tentang pentingnya keberlanjutan.
  4. Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Kerja sama strategis dengan pemasok dan pelanggan untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama.

Kesimpulan

Perbandingan ini menunjukkan bahwa GSCM lebih cocok untuk tujuan lingkungan, sedangkan SSCM memberikan dampak lebih luas pada tiga pilar keberlanjutan. Perusahaan perlu mempertimbangkan kebutuhan spesifik dan sumber daya yang tersedia sebelum memilih pendekatan. Penggabungan keduanya juga dapat memberikan keuntungan strategis dalam manajemen rantai pasok yang berkelanjutan.

Sumber:
Tronnebati, I., Jawab, F. (2023). Green and Sustainable Supply Chain Management: A Comparative Literature Review. Jordan Journal of Mechanical and Industrial Engineering, 17(1), pp. 115–126.