Standar Operasional Prosedur (SOP) memiliki peran penting dalam memastikan keselamatan dan efisiensi dalam operasional industri energi. Dalam konteks pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pengoperasian gardu induk menjadi bagian kritis yang memerlukan prosedur yang jelas dan terstandarisasi. Paper yang ditulis oleh Jonius Christian Harefa, Ardha Imam Cahyadi, dan Chandra Chaniago membahas penyusunan SOP untuk pengoperasian gardu induk di PLTP Sarulla, sebuah pembangkit listrik energi terbarukan di Sumatera Utara.
Paper ini menggarisbawahi urgensi penyusunan SOP guna meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional gardu induk, khususnya dalam penanganan sistem jaringan transmisi 150 kV. Selain itu, paper ini juga mengacu pada standar pengoperasian yang telah diterapkan oleh PT. PLN Persero, yang berperan sebagai penyedia utama tenaga listrik di Indonesia.
PLTP Sarulla merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dengan dua lokasi pembangkit utama: Silangkitang (SIL) dan Namora I Langit (NIL). PLTP ini menggunakan teknologi Binary Power Plant yang lebih efisien dibandingkan dengan sistem konvensional. Namun, dalam pengoperasiannya, gardu induk di Sarulla belum memiliki SOP yang baku, sehingga menimbulkan risiko bagi keselamatan kerja dan stabilitas operasional.
Beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebelum penyusunan SOP ini meliputi:
- Kurangnya standar prosedur yang terdokumentasi sehingga operator bergantung pada pengalaman masing-masing.
- Potensi bahaya tinggi, mengingat gardu induk beroperasi dengan tegangan sebesar 150 kV.
- Kebutuhan akan sistem yang lebih terstruktur, terutama dalam aspek monitoring dan evaluasi prosedur operasional.
Penyusunan SOP dilakukan melalui beberapa tahapan, mengikuti siklus standar dalam pengembangan prosedur operasional:
- Persiapan – Mengidentifikasi kebutuhan SOP berdasarkan kondisi aktual di lapangan.
- Penilaian Kebutuhan SOP – Menganalisis aspek keselamatan dan efisiensi berdasarkan referensi dari SOP PLN.
- Pengembangan SOP – Menyusun prosedur operasional dengan mengacu pada standar nasional dan praktik terbaik industri.
- Penerapan SOP – Mengimplementasikan prosedur baru dan melakukan pelatihan kepada personel terkait.
- Monitoring dan Evaluasi – Memastikan SOP yang diterapkan berjalan sesuai harapan dan melakukan revisi jika diperlukan.
SOP yang disusun tidak hanya mencakup langkah-langkah operasional tetapi juga tindakan pencegahan serta prosedur mitigasi risiko untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan kerja.
Salah satu bagian terpenting dari penelitian ini adalah pengaplikasian SOP dalam pengoperasian gardu induk 150 kV Sarulla – NIL. Beberapa data dan temuan penting dari studi kasus ini adalah:
- Jumlah transformator: 6 unit transformator 150/11 kV.
- Sistem jaringan: Memiliki dua busbar (Busbar I dan Busbar II) dengan satu bus coupler.
- Koneksi ke jaringan PLN: Diintegrasikan dengan dua jalur transmisi Overhead Line (OHL) milik PLN.
Dari implementasi SOP ini, terdapat peningkatan signifikan dalam efisiensi kerja dan keselamatan:
- Penurunan waktu pemrosesan operasi gardu induk dari rata-rata 30 menit menjadi hanya 15 menit setelah SOP diterapkan.
- Pengurangan insiden kecelakaan kerja yang sebelumnya mencapai 5 kasus per tahun menjadi nol setelah SOP mulai digunakan.
- Peningkatan kepatuhan operator dalam menjalankan prosedur dengan benar berdasarkan inspeksi berkala.
Keunggulan SOP yang Disusun:
- Meningkatkan keselamatan kerja – Dengan adanya prosedur yang jelas, operator memiliki panduan yang dapat diandalkan untuk menghindari kecelakaan.
- Mempermudah koordinasi antara personel – SOP memungkinkan komunikasi yang lebih efektif dalam tim operasional.
- Mengurangi risiko kesalahan manusia (human error) – Kesalahan dalam pengoperasian gardu induk dapat berdampak besar terhadap jaringan listrik, sehingga SOP berperan dalam meminimalkan risiko tersebut.
Tantangan dalam Implementasi:
- Perubahan budaya kerja – Beberapa operator yang terbiasa dengan sistem lama mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan SOP baru.
- Kebutuhan pelatihan intensif – SOP yang baru memerlukan pelatihan tambahan agar semua personel dapat menjalankannya dengan benar.
- Pemeliharaan dan revisi SOP – Seiring perkembangan teknologi dan kebijakan industri, SOP perlu diperbarui secara berkala agar tetap relevan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penyusunan SOP pengoperasian gardu induk di PLTP Sarulla memberikan dampak positif dalam aspek keselamatan, efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap standar industri. Dengan implementasi SOP ini, pengelolaan gardu induk menjadi lebih sistematis dan aman.
Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya, direkomendasikan beberapa langkah tambahan:
- Evaluasi berkala terhadap SOP guna menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan regulasi.
- Pelatihan rutin bagi personel agar selalu memahami dan menerapkan SOP dengan benar.
- Penggunaan teknologi digital untuk mendokumentasikan dan memantau kepatuhan terhadap SOP secara real-time.
Dengan penerapan yang konsisten, SOP ini dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh pembangkit listrik lainnya guna meningkatkan standar keselamatan dan efisiensi kerja.
Sumber Artikel dalam Bahasa Asli
Jonius Christian Harefa, Ardha Imam Cahyadi, Chandra Chaniago. (2023). "Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengoperasian Gardu Induk di PLTP Sarulla Operations Ltd." Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan XI 2023, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, ISSN 2685-6875.