Pengelolaan Bandara di Indonesia: Perjalanan PT Angkasa Pura II Menuju Inovasi dan Pelayanan Terbaik

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

02 Mei 2024, 13.30

Sumber: id.wikipedia.org

PT Angkasa Pura II adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sejumlah bandara di Indonesia bagian barat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan mengelola Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Pada tahun 1985, penerbangan berjadwal di Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Kemayoran dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian, pada tahun 1986, perusahaan ini berganti nama menjadi Perum Angkasa Pura II dan bertugas mengelola sejumlah bandara di wilayah barat Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, PT Angkasa Pura II mulai mengelola lebih banyak bandara. Pada tahun 1991, mereka mulai mengelola Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Bandara Supadio. Tahun 1993, status perusahaan ini diubah menjadi persero (perseroan terbatas). Bandara Polonia, Bandara Simpang Tiga, Bandara Husein Sastranegara, Bandara Blang Bintang, dan Bandara Tabing menjadi tanggung jawab mereka pada tahun 1994. Pada tahun 1999, Bandara Simpang Tiga diganti namanya menjadi Bandara Sultan Syarif Kasim II, dan pada tahun yang sama, mereka juga mulai mengelola Bandara Kijang.

Selama bertahun-tahun, PT Angkasa Pura II terus mengembangkan infrastruktur bandara di Indonesia. Pada tahun 2004, mereka meresmikan terminal khusus haji di Bandara Soekarno-Hatta. Bandara Internasional Minangkabau diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005. Pada tahun 2006, pembangunan Bandara Kualanamu dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Terminal khusus untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) juga dibuka di Bandara Soekarno-Hatta pada tahun yang sama. PT Angkasa Pura II juga mendirikan PT Railink bersama PT Kereta Api Indonesia pada tahun 2006.

Perusahaan ini terus mengelola dan mengembangkan berbagai bandara di wilayah barat Indonesia. Pada tahun 2011, mereka memulai pembangunan terminal di Bandara Depati Amir dan Bandara Supadio. Terminal baru di Bandara Sultan Syarif Kasim II diresmikan pada tahun 2012. Bandara Silangit menjadi tanggung jawab PT Angkasa Pura II pada tahun 2013, dan mereka juga mulai mengoperasikan Bandara Kualanamu dan terminal baru di Bandara Raja Haji Fisabilillah pada tahun yang sama. Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II pada tahun 2016.

Perusahaan ini terus melakukan perluasan dan peningkatan fasilitas bandara. Pada tahun 2017, terminal internasional baru di Bandara Husein Sastranegara dan terminal baru di Bandara Depati Amir mulai beroperasi. Mereka juga membangun Airport Operation Control Center (AOCC) dan mengoperasikan kalayang di Bandara Soekarno-Hatta. Bandara Jenderal Besar Sudirman mulai dikelola oleh PT Angkasa Pura II pada tahun yang sama. Bandara Silangit juga diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2017.

Pada tahun 2018, PT Angkasa Pura II mulai mengoperasikan Bandara Kertajati. Kemudian, pada bulan Oktober 2019, mereka mulai mengelola Bandara Radin Inten II, Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, dan Bandara Fatmawati Soekarno. Pada bulan Oktober 2021, mayoritas saham perusahaan ini diserahkan kepada Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata. Pada tanggal 29 Desember 2023, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II digabung menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports untuk mereformasi industri aviasi dan pariwisata Indonesia di bawah naungan InJourney.

Sumber: id.wikipedia.org