Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup saat ini dengan tetap memperhatikan kebutuhan hidup generasi mendatang. Prinsip utama pembangunan berkelanjutan adalah terpeliharanya secara berkelanjutan kualitas hidup seluruh masyarakat saat ini dan di masa depan. Penerapan keberlanjutan didasarkan pada prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Pendekatan pembangunan berkelanjutan merupakan pendekatan holistik. Dalam pembangunan berkelanjutan, perhatian khusus diberikan pada dampak lingkungan dari setiap kegiatan sosial dan ekonomi. Semua kegiatan sosial dan ekonomi harus menghindari dampak lingkungan yang berbahaya demi menjaga kelestarian lingkungan saat ini dan di masa depan.
Banyak laporan PBB, yang terbaru adalah laporan puncak tahun 2005, menggambarkan keberlanjutan yang terdiri dari tiga pilar. aspek terpenting (ekonomi, sosial, dan lingkungan) melalui saling ketergantungan dan penguatan.
Bagi sebagian orang, keberlanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan cara menemukan cara untuk mendorong perekonomian dalam jangka panjang tanpa menghabiskan sumber daya alam. modal Namun, bagi sebagian orang lainnya, konsep "pertumbuhan ekonomi" merupakan masalah karena sumber daya bumi terbatas.
Lingkup dan Definisi
Pembangunan berkelanjutan tidak hanya berkaitan dengan pembangunan ekonomi saja, namun juga mempertimbangkan jenis pembangunan lain di sektor lain. Namun, pembangunan ekonomi digunakan sebagai langkah awal pembangunan berkelanjutan. Pembangunan sektor lain dianggap berhasil bila pembangunan ekonomi berhasil. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga bidang kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama yang dihasilkan dari KTT tahun 2005, menegaskan bahwa ketiga bidang ini saling berhubungan dan merupakan pilar pembangunan berkelanjutan.
Sistem Pembangunan Berkelanjutan: Tempat bertemunya ketiga pilar ini adalah Deklarasi Universal Keanekaragaman Budaya (UNESCO). , 2001) mengeksplorasi lebih lanjut konsep keberlanjutan, dengan alasan bahwa "...keanekaragaman budaya sama pentingnya bagi manusia seperti halnya keanekaragaman hayati bagi alam". Dengan demikian, “pembangunan dipahami tidak hanya sebagai pembangunan ekonomi, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. Menurut sudut pandang ini, keberagaman budaya merupakan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang keempat.
Pembangunan ramah lingkungan biasanya dibedakan dengan keberlanjutan, dimana pembangunan ramah lingkungan mengutamakan kelestarian lingkungan dibandingkan aspek ekonomi dan budaya. Para pendukung keberlanjutan berpendapat bahwa konsep ini menciptakan konteks keberlanjutan holistik di mana pembangunan ramah lingkungan saat ini sulit diterapkan. Misalnya, pembangunan pabrik pengolahan limbah berteknologi tinggi dengan biaya pemeliharaan yang tinggi sulit dipertahankan di wilayah dengan sumber daya ekonomi terbatas.
Beberapa penelitian mengikuti definisi ini, dengan alasan bahwa lingkungan adalah kombinasi antara alam dan budaya. Jaringan utama "Pembangunan berkelanjutan di dunia yang beragam" yang didukung oleh Uni Eropa SUS.DIV bekerja di jalur ini. Mereka menggabungkan keterampilan multidisiplin dan menjadikan keragaman budaya sebagai kunci strategi pembangunan berkelanjutan yang baru.
Banyak peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan sebagai peluang untuk mengembangkan kegiatan pembangunan. Hal ini tercermin dari konsep keberlanjutan perusahaan yang menempatkan kebutuhan global sebagai peluang bagi perusahaan swasta untuk memberikan solusi inovatif dan kewirausahaan. Pandangan ini kini diajarkan di beberapa sekolah bisnis, salah satunya adalah Center for Sustainable Global Entrepreneurship di Cornell University.
Departemen Pembangunan Berkelanjutan PBB mencantumkan bidang-bidang berikut sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan:
-
Pertanian
-
Atmosfer
-
Keanekaragaman Hayati
-
Bioteknologi
-
Pengembangan Kapasitas
-
Perubahan Iklim
-
Pola Konsumsi dan Produksi
-
Demografi
-
Penggurunan dan Kekeringan
-
Pengurangan dan Manajemen Bencana
-
Pendidikan dan Kesadaran
-
Energi
-
Keuangan
-
Hutan
-
Air Minum
-
Kesehatan
-
Pemukiman
-
Indikator
-
Industri
-
Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi
-
Pembuatan Keputusan yang terintegrasi
-
Hukum Internasional
-
Kerja sama Internasional memberdayakan lingkungan
-
Pengaturan Institusional
-
Pemanfaatan lahan
-
Kelompok Besar
-
Gunung
-
Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional
-
Samudra dan Laut
-
Kemisinan
-
Sanitasi
-
Pengetahuan Alam
-
Pulau kecil
-
Wisata Berkelanjutan
-
Tekhnologi
-
Bahan Kimia Beracun
-
Perdagangan dan Lingkungan
-
Transport
-
Limbah (Beracun)
-
Limbah(Radio aktif)
-
Limbah (Padat)
-
Air
Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep yang ambigu dan memiliki banyak pandangan berbeda. Konsep ini mencakup konsep keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekologi dalam. Konsep yang berbeda juga menunjukkan tarik-menarik yang kuat antara kegiatan yang berpusat pada lingkungan (lingkungan) dan antropo (manusia). Oleh karena itu, konsep ini tidak didefinisikan dengan baik dan menyebabkan perdebatan panjang mengenai definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir, berbagai lembaga telah mencoba mengukur dan melacak penilaian terhadap apa yang mereka pahami tentang keberlanjutan, dengan memperkenalkan apa yang disebut matriks dan indikator keberlanjutan.
Tujuan
Kesejahteraan ekonomi
Tujuan keberlanjutan adalah untuk meningkatkan ketersediaan dan kecukupan kebutuhan finansial. Dalam proses ini, perlindungan aset dilakukan secara tepat dalam bentuk pengembangan sumber daya dengan kepedulian ekologis. Pembangunan berkelanjutan terus mempertimbangkan keadilan sosial baik saat ini maupun di masa depan. Selain itu, pembangunan berkelanjutan juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Setiap keputusan pembangunan harus mempertimbangkan aktivitas manusia yang dipandang sebagai penyebab perubahan lingkungan.
Pemberdayaan masyarakat
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memperkuat komunitas sebagai organisasi sosial. Masyarakat dipandang sebagai kunci keberhasilan pembangunan dalam pengembangan organisasi sosial yang memberdayakan. Tujuan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan adalah untuk mendorong pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Terciptanya kesadaran di masyarakat tentang peningkatan sumber daya manusia sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan meningkat. Selain itu, tujuan keberlanjutan juga untuk meningkatkan nilai bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi sosial. Pembangunan berkelanjutan merupakan sistem manajemen proses pembangunan yang mengembangkan nilai-nilai tradisional masyarakat berdasarkan kearifan lokal serta meningkatkan kemandirian dan kapasitas masyarakat melalui pengorganisasian.
Kelestarian lingkungan hidup
Tujuan pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan tujuan perlindungan lingkungan. Kondisi lingkungan yang berkelanjutan dapat mendukung keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan sosial. Pembangunan sulit dicapai dalam masyarakat yang kondisi sosial dan ekonominya tidak menentu. Selain itu, terjadi dekomposisi alam dalam pembangunan ekonomi yang tidak membatasi penggunaan sumber daya alam secara rasional. Pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan mengevaluasi lingkungan hidup. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap kegiatan pembangunan.
Prinsip dasar
Pembangunan berkelanjutan menerapkan prinsip keseimbangan dan keberlanjutan dalam pembangunan. Bidang utama yang memperoleh manfaat dari pembangunan adalah sektor lingkungan hidup, sosial dan ekonomi. Titik tolak segala kegiatan pembangunan adalah menjamin kesejahteraan sosial dan keadilan bagi masyarakat. Kegiatan pembangunan juga harus mampu meningkatkan kualitas masyarakat, lingkungan hidup, dan perekonomian negara secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Sumber daya alam yang digunakan dalam kegiatan pembangunan harus dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan setelah dimanfaatkan. Perlindungan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan mencakup wilayah lokal, regional, dan global. Lingkungan harus dikelola dengan kearifan lokal. Pendukung kelestarian lingkungan harus didukung dengan insentif, sedangkan pengguna sumber daya alam harus dikenakan pajak.
Nilai-nilai
Konsep pembangunan berkelanjutan mempertimbangkan empat nilai utama di balik transisi energi, kerusakan ekosistem, ancaman perubahan iklim ekstrem, dan kelangkaan pangan. Pembangunan berkelanjutan akan menekankan nilai ekonomi, ekologi dan sosial dari perlindungan lingkungan di masa depan. Konsep keberlanjutan menanamkan nilai dalam masyarakat berupa pengembangan produktivitas dan daya tanggap yang lebih baik terhadap kebutuhan. Nilai-nilai pembangunan berkelanjutan mulai ditanamkan pada tahun 1970-an, ketika permasalahan lingkungan hidup semakin meningkat. Beberapa perwakilan pemerintah mulai mengadakan pertemuan untuk membahas kerusakan lingkungan. Pertemuan ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan.
Komponen
Masyarakat
Kependudukan atau masyarakat merupakan bagian terpenting atau fokus pembangunan berkelanjutan, karena sesungguhnya peranan penduduk adalah sebagai subjek dan objek pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk yang pesat, besar namun kualitasnya buruk memperlambat pencapaian kondisi ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk serta semakin terbatasnya daya dukung alam dan daya dukung lingkungan.
Mencapai keberlanjutan negara sangatlah penting. komponen populasi berkualitas tinggi yang diperlukan. Berkat penduduk yang berkualitas tersebut, potensi sumber daya alam dapat dikelola dan dikelola dengan baik, akurat, efisien dan maksimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian diharapkan terjadi keseimbangan dan keselarasan antara jumlah penduduk dengan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan.
Disadur dari: id.wikipedia.org