Industri konstruksi Nigeria dikenal sebagai salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi signifikan terhadap PDB. Namun, masalah klasik seperti pemborosan, keterlambatan proyek, dan efisiensi rendah masih membayangi. Lean Construction (LC), sebagai pendekatan sistemik yang menitikberatkan pada pengurangan limbah dan peningkatan nilai, telah menjadi solusi potensial secara global. Tetapi, seberapa jauh implementasinya di Nigeria? Artikel oleh Olatunji J. Oladiran (2022) mencoba menjawab pertanyaan ini melalui studi lapangan terhadap 50 proyek dari 10 organisasi konstruksi di Lagos.
Tujuan dan Lingkup Studi
Studi ini menyelidiki penggunaan 12 teknik Lean Construction, mengevaluasi tingkat implementasi, proses yang digunakan, manfaat yang diperoleh, serta strategi untuk meningkatkan adopsi teknik lean. Fokusnya pada proyek nyata menjadikan hasilnya sangat relevan untuk kebijakan dan praktik di lapangan.
Metodologi: Studi Lapangan dan Wawancara Terstruktur
Sebanyak 10 profesional konstruksi dari 10 organisasi (7 kontraktor dan 3 konsultan) diwawancarai mengenai 50 proyek yang sedang atau telah dijalankan. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling, dan data dianalisis dengan statistik deskriptif (rata-rata, frekuensi, persentase, modus).
Teknik Lean yang Diteliti:
- Last Planner System (LPS®)
- First-run studies
- Just-in-time (JIT)
- Total productive maintenance
- Concurrent design
- Kaizen
- Design for buildability
- Supply chain management
- Fail-safe quality and safety
- Daily huddle meetings
- Increased visualisation
- 5S (visual workplace)
Temuan Utama: Penggunaan Teknik Sangat Rendah
- Rata-rata keseluruhan penggunaan 12 teknik hanya 1.83%.
- Hanya empat teknik yang digunakan:
- Fail-safe quality and safety (8%)
- Increased visualisation (6%)
- Daily huddle meetings (4%)
- 5S (4%)
- Delapan teknik lainnya tidak digunakan sama sekali dalam proyek yang diamati.
Studi Kasus Implementasi Teknik Lean
- Fail-safe Quality and Safety: Digunakan oleh 5 dari 10 organisasi. Pendekatan mencakup penggunaan material bersertifikat SON, pengawasan ketat terhadap APD (Alat Pelindung Diri), dan pelatihan keselamatan bagi pekerja.
- Daily Huddle Meetings: Diterapkan oleh 4 organisasi. Biasanya diadakan pagi hari antara manajer proyek dan mandor untuk mengevaluasi pekerjaan hari sebelumnya dan menyusun rencana harian.
- Increased Visualisation: Diimplementasikan melalui pemasangan tanda-tanda keselamatan, jadwal kerja harian, dan grafik proyek di area kerja.
- 5S Process: Digunakan untuk mengatur penyimpanan material dan peralatan. Foreman bertanggung jawab memastikan kerapihan dan efisiensi area kerja.
Dampak Positif dari Penerapan Lean
Berikut beberapa manfaat nyata yang diidentifikasi dari proyek-proyek yang menggunakan teknik lean:
- Pengurangan pemborosan material dan waktu.
- Peningkatan komunikasi antarpekerja.
- Komitmen dan disiplin kerja lebih tinggi.
- Penurunan kecelakaan kerja.
- Kepuasan kerja dan rasa memiliki pekerja meningkat.
Sebagai contoh, pada satu organisasi, penggunaan daily huddle meeting berkontribusi pada penurunan keterlambatan kedatangan pekerja dan meningkatnya kolaborasi.
Tantangan dan Kendala
- Kurangnya kesadaran dan pemahaman konsep lean.
- Minimnya pelatihan khusus untuk mandor dan pekerja.
- Tidak ada dukungan dari manajemen puncak.
- Ketiadaan kebijakan pemerintah yang mendukung.
Kendala ini memperkuat argumen bahwa meskipun ada kesadaran awal, kesiapan adopsi lean di Nigeria masih rendah, seperti diungkap oleh Olamilokun (2014) dan Oladiran (2008).
Rekomendasi Strategis untuk Peningkatan Implementasi
- Pelatihan dan Edukasi: Diperlukan pelatihan formal tidak hanya untuk profesional, tetapi juga untuk pekerja lapangan.
- Dukungan Manajemen: Kebijakan internal perusahaan harus mendorong adopsi lean secara sistematis.
- Intervensi Pemerintah: Regulasi dan insentif perlu diciptakan untuk mendorong inovasi di sektor konstruksi.
- Kolaborasi dan Komunikasi: Peningkatan sinergi antara pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor melalui rapat rutin dan keterbukaan informasi.
- Komitmen Organisasi: Komitmen tinggi dari setiap level organisasi merupakan syarat utama untuk keberhasilan adopsi lean.
Analisis Perbandingan Internasional
Temuan ini konsisten dengan hasil riset di negara berkembang lain:
- India: LPS tidak dikenal luas; pelatihan diperlukan untuk mengurangi keterlambatan proyek (Rajprasad et al., 2014).
- Mesir: Teknik seperti visual management dan JIT jarang digunakan (Swefie, 2013).
- Yobe, Nigeria: Implementasi awal lean membutuhkan insentif finansial agar pekerja mau terlibat aktif (Adamu & Hamid, 2012).
Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Lean Construction di Nigeria
Studi ini menyimpulkan bahwa penggunaan teknik Lean Construction di Nigeria masih sangat rendah, terutama karena kurangnya pelatihan, pemahaman, dan dukungan kelembagaan. Meskipun demikian, proyek-proyek yang telah menerapkan sebagian teknik lean menunjukkan manfaat besar, termasuk efisiensi waktu, peningkatan kualitas, dan keselamatan kerja.
Dengan adopsi strategi yang tepat—terutama dalam pelatihan dan dukungan kebijakan—lean construction berpotensi merevolusi industri konstruksi Nigeria menuju efisiensi dan keberlanjutan.
Sumber asli artikel (tanpa tautan): Oladiran, O. J. (2022). An Investigation into the Usage of Lean Construction Techniques in Nigeria. Journal of Construction Project Management and Innovation, 7(1), 84–108.