Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dengan Solusi Digital Vendor Managed Inventory

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 13.22

unplash.com

Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Daniel Meyer dari KTH Royal Institute of Technology, membahas bagaimana Vendor Managed Inventory (VMI) digital solutions dapat meningkatkan resiliensi rantai pasok dalam menghadapi gangguan besar. Studi ini berfokus pada penerapan teknologi untuk meningkatkan visibilitas, fleksibilitas, dan ketahanan rantai pasok setelah gangguan seperti pandemi COVID-19.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menyoroti bahwa resiliensi rantai pasok bergantung pada:

  • Visibilitas penuh – Kemampuan untuk melacak inventaris di seluruh rantai pasok secara real-time.
  • Fleksibilitas – Kemampuan untuk menyesuaikan strategi dan operasi berdasarkan perubahan kondisi pasar.
  • Kolaborasi yang lebih erat – Penerapan teknologi digital untuk meningkatkan komunikasi antara pemasok dan pembeli.

Studi Kasus: Gangguan Global dan Dampaknya

Paper ini mengutip berbagai kasus gangguan besar:

  • Pandemi COVID-19 menyebabkan kenaikan biaya logistik hingga 252% di rute pelayaran utama seperti Shanghai-Rotterdam.
  • Gempa Jepang 2011 memaksa Toyota untuk mengadopsi produksi yang lebih lokal guna mengurangi ketergantungan pada pemasok global.
  • Krisis Finansial 2008 mengakibatkan penurunan aktivitas rantai pasok global sebesar 42,3% pada sektor transportasi dan 40,3% pada industri logam dasar.

Strategi Meningkatkan Resiliensi dengan VMI Digital Solutions

Untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok, paper ini mengusulkan strategi berikut:

1. Penerapan Teknologi Digital dalam Rantai Pasok

  • Vendor Managed Inventory (VMI) memungkinkan pemasok untuk mengelola inventaris pelanggan secara otomatis.
  • IoT dan Big Data untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam distribusi barang.

2. Desain Jaringan Pasok yang Adaptif

  • Dual Sourcing untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.
  • Model lean supply chain guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan stok.

3. Optimalisasi Manajemen Risiko

  • Penggunaan AI untuk prediksi permintaan guna menghindari efek bullwhip.
  • Pembuatan buffer stock strategis untuk menghadapi lonjakan permintaan yang tiba-tiba.

Metrik Keberhasilan VMI Digital Solutions

Untuk mengukur efektivitas strategi ini, paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama:

  • Inventory Turnover – Seberapa cepat stok diperbarui dalam rantai pasok.
  • Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dari pemasok.
  • Supplier Reliability Index – Seberapa andal pemasok dalam memenuhi permintaan.

Kritik dan Evaluasi

Walaupun paper ini memberikan wawasan mendalam, ada beberapa aspek yang dapat diperbaiki:

  • Kurangnya studi empiris – Sebagian besar argumen didasarkan pada literatur, bukan data kuantitatif.
  • Fokus industri terbatas – Studi lebih banyak berfokus pada manufaktur besar tanpa mempertimbangkan sektor UKM.
  • Kurangnya eksplorasi AI dan blockchain – Teknologi ini bisa berperan lebih besar dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini menyajikan kerangka kerja yang kuat untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok dengan VMI digital solutions. Dengan menerapkan strategi berbasis teknologi, perusahaan dapat meningkatkan transparansi, fleksibilitas, dan daya saing di era gangguan global yang semakin kompleks.

Sumber Artikel:

  • Meyer, D. (2020). Resilient Supply Chains: A Framework to Position Vendor Managed Inventory Digital Solutions and Enhance Resilience of Supply Chains After Disruptions. KTH Royal Institute of Technology.